Apa Aku Normal?

20 47 0
                                    

"Baby, baby I just feel so right, baby I just feel so nice, gajang wanbyeokhan geu sign, oh baby give it to me ..."

Seorang pemuda berseragam putih abu-abu tampak menikmati musik yang didengarnya. Sesekali dia berhenti berjalan hanya untuk menari mengikuti irama musik.

"Stop baby don't stop meomchujima baby don't stop ..."

Pemuda itu penuh semangat pergi ke sekolah. Tentu saja, karena hari ini akan ada ujian matematika di kelasnya.

Kenzie Valley. Nama yang lebih cocok untuk perempuan bukan? Tapi itulah Kenzie Valley, laki-laki fanatik pada pelajaran matematika. Rasanya tiada hari jika tidak bertemu dengan angka-angka rumit namun penasaran untuk dipecahkan.

"Joheun achim uri 'si pintar fanboy', lo tahu semalam gue sempat streaming, ada idol yang comeback ya?"

Selalu seperti itu. 'Si pintar fanboy' itu julukan yang diberikan teman sekelasnya untuk lelaki yang duduk di kelas 2-3 itu. Kenzie juga bertahan dengan sikap cuek bebeknya, padahal dalam hati dia mengiakan perkataan teman-teman sekelasnya.

Satu fakta mengenai Kenzie selain fanatik matematika, dia adalah seorang fanboy sejati. Dia sangat menyukai boy group dari negeri gingseng, entah karena parasnya atau tallent dari setiap boy group itulah yang membuatnya tertarik.

Pagi itu Pak Ari, guru matematika datang lebih awal. Lantas menyuruh ketua kelas berdoa dan membagikan lembar soal ujian. Seperti biasa tanpa basi-basi.

"Kerjakan saat bel berbunyi. Jangan dibuka dulu soalnya. Jujur itu diutamakan. Ingat apa motto Bapak?" tanya Pak Ari antusias.

"Jujurlah sebelum anggota tubuhmu berkata jujur di alam akhirat," jawab semua murid serempak sudah hafal akan tabiat gurunya.

"Baik ujian dimulai sekarang!"

Semua murid membuka soal ujian, membolak-balikkan lembaran soal berharap ada kunci jawaban terselib di kertas mereka. Kenzie sangat semangat mengerjakan, sampai-sampai keringat bercucuran di dahi. Itu merupakan kebiasaan Kenzie jika terlalu bersemangat, sang fanatik matematika.

Ujian telah berlalu, waktu istirahat pun tiba. Para siswa berhamburan menuju ke kantin, tak terkecuali Kenzie. Jangan pikir Kenzie akan berdiam diri di kelas dan belajar karena dia anak pintar, sebenarnya seorang Kenzie Valley adalah siswa populer yang suka nongkrong di kantin.

Tampan, pintar, lumayan kaya. Siapapun dia pasti populer di sekolah. Selain tiga kriteria itu Kenzie terkenal karena julukannya yang melegenda.

"Ken!" teriak seorang siswi cantik namun tomboy yang duduk di kantin bersama gerombolan siswa-siswa tampan.

"Oi," respon Kenzie singkat dan cuek.

"Ck ck ck, always stay in your cold, hm?" Maria, siswi tomboy itu berdecak sebal.

Mereka berlima saling bercengkrama, bertukar cerita, sesekali tertawa dan memakan pesanan mereka. Namun saat Kenzie mulai dengan penyakit fanboy-nya, teman-temanya langsung mengalihkan topik, enggan untuk mendengar cerita alay mengenai boy group favoritnya.

"Astaga seberapa kalipun gue mencoba, gue masih nggak percaya, hanya dalam waktu 24 jam saja videonya udah ditonton 14 juta viewers, daebak!" Kenzie dengan matanya yang berbinar asyik bercerita walau yang lainnya sibuk makan tak menanggapi.

"Oh ada lagi gue udah pesen via online album terbaru BTS Love Yourself : Tear. Gue sangat--"

"I'll go. Maria lo ikut kami atau menemani 'si pintar fanboy'?" tanya ketua geng tampan, Rio.

Another Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang