xx

946 205 19
                                    

dan yang selanjutnya terjadi tidak pernah donghyun bayangkan sebelumnya.

plakk!

yein menamparnya, tepat dipipi kiri dengan keras.

"y-yein.." ucap donghyun tidak percaya.

namun yein malah menangis. "kenapa lo ngelakuin ini coba, hyun?!" seru gadis itu sembari menutupi wajahnya dengan tangan.

"yein" panggil donghyun. "lo.. beneran sakit jiwa, ya?"




















































"udah nangisnya?"

yein menghela nafasnya panjang, "cepat jelasin" seru yein.

donghyun diam sebentar, lalu menatapi area rooftop tempat mereka duduk sekarang. pria itu bingung harus menjelaskan dari mana.

"kenapa lo ngejebak gue?" tanya yein seakan membaca pikiran donghyun.

dan donghyun langsung tertawa. "ngejebak? kalo lo engga dijadiin sisaan mungkin lo udah ga ada sekarang"

"si..saan?" ulang yein.

"iya, semua yang megang bot harus sisain minimal satu orang hidup buat dimasukin ke sini" sahut donghyun.

"dan lo harusnya bersyukur, lo engga mati dibunuh sama kakak - kakak gue"

"tapi.. kenapa gue, hyun?" tanya yein masih tidak percaya.

"karena.. gue suka sama lo?" ucap donghyun asal, lalu tertawa. "emangnya lo engga mau hidup?"

"m-mau kok!" sahut yein cepat.

lalu hening, sebelum akhirnya donghyun kembali bicara.

"tapi sayang, lo penghuni lantai dua" ucapnya sembari menghela nafas.

"loh? emangnya lantai dua kenapa?!" seru yein.

"kata kak gru, lantai dua khusus orang sakit jiwa"































"tapi kata mark, lantai satu yang banyak orang sakit jiwa-nya?!"

"tapi kata mark, lantai satu yang banyak orang sakit jiwa-nya?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hide and seek, 1998. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang