"ELSA!!"
"APA MIII"
"ADA TEMENMU TUH DI DEPAN!"
"SIAPA MII!"
"NGGAK TAU! CEPAT KAMU TURUN MAMI CAPEK TERIAK-TERIAK!"
"OKE MI BENTAR LAGI!!"
"CEPAT KASIHAN TUH NUNGGUNYA LAMA!"
"IYA IYA NIH ELSA MAU TURUN!"
Dengan terpaksa Elsa beranjak dari kasur. Sore ini sepulang sekolah Elsa sangat kelelahan karena baru saja rapat ekskul drama. Tanpa mandi dan mengganti seragam sekolah ia langsung bermalas-malasan dikasurnya untuk menghilangkan rasa penat, tetapi ada saja yang mengusiknya.
Dengan langkah gontai Elsa keluar dari kamarnya yang terletak di lantai dua menuju ruang tamu di lantai satu untuk menemui tamu yang kata mami adalah temannya.
Di ruang tamu, seorang cowok duduk di sofa dengan posisi membelakanginya sehingga Elsa tidak dapat melihat jelas wajah orang itu. Dia memakai hodie biru dan topi hitam yang menutupi seluruh rambutnya dan sebagian muka hingga membuat Elsa semakin tidak bisa mengenali orang itu.
Ketika cowok itu berbalik Elsa mengerutkan kening. Ia merasa sangat asing dengan wajah tersebut.
"Elsa?"
Elsa menunjuk dirinya sendiri sambil memasang wajah bertanya.
"Iya. Lo Elsa kan?", tanya cowok itu. Elsa mengangguk.
"Lo Caelsa Amarta kan?", Elsa kembali menggangguk tanpa beranjak dari tempatnya berdiri. Ia bingung kenapa cowok setampan ini bisa tahu nama lengkapnya. Mungkinkah dia fans?
"Kok bengong? Duduk dong,"
Cowok itu menepuk-nepuk sofa di sampingnya memberikan interupsi. Namun Elsa menolak, ia malah duduk di sofa di hadapan cowok itu. Ia membatin, 'sebenarnya tamunya siapa sih. Kok jadi gue yang disuruh duduk. Begini nih ciri-ciri tamu kurang ajar'.
Setelah Elsa duduk, cowok itu tersenyum manis memperlihatkan dua lesung pipi kecil di sudut bibir. Elsa sempat tertegun terhadap sosok itu. Sepertinya senyum itu sangat familiar.
"Lo siapa,?", tanya Elsa akhirnya membuka suara.
"Lo nggak kenal gue,?", tanyanya balik.
Elsa semakin bingung terhadap pertanyaan tersebut.
"Emang gue kenal lo?", tanya Elsa lagi.
"Sasa, Gue--", Cowok itu tersentak kaget sebelum menyelesaikan kalimatnya. Ia terkejut melihat Elsa tiba-tiba berdiri dan melempar bantal sofa ke sembarang arah.
"Sasa? Lo manggil gue Sasa? Eh asal lo tahu! yang manggil gue Sasa itu cuma 'seseorang' yang bahkan lo aja kalah ganteng sama dia. Kok lo bisa manggil gue Sasa,?", tanya Elsa sambil berkacak pinggang menatap cowok di depannya.
"Gue Ju--", ucapan cowok itu kembali terhenti karena kali ini Elsa berteriak kencang sehingga membuatnya harus menutup telinga.
"ASTAGA!! O EM JI!! HELO KITI!! DEMI MIMI PERI!! JANGAN-JANGAN ELO--"
Cowok itu tertawa kecil dan melanjutkan,
"Iya Sa gue emang Ju--"."LO JUNA?! LO EMANG JUNA KAN!!? BENERAN INI JUNA?! YA AMPUN JUNAA GUE KANGEEEN! WAH JUNA KOK LO BEDA SIH TAMBAH CAKEP! GUE GAK NYANGKA TAU JUN! WAH DAEBAK!! LO EM--"
Pluk!
Sebuah bantal mendarat dengan mulus tepat di wajah Elsa sehingga membuat cewek itu diam. Juna tersenyum ketus dan memasang wajah cemberut. Ia sangat kesal sedari tadi Elsa selalu memotong ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASS PRIDE
FanfictionPembaca diharap untuk tidak muntah dan mual-mual oleh keabsurban para tokoh. Untuk kebosanan yang diderita pembaca akibat alur cerita yang tidak jelas, mohon dimaafkan. Karena Author juga manusia yang masih banyak dosa. NB: Gak dilike gak papa kok...