Tron tron trooonn,
Deru motor vespa yang sangat memekakkan telinga terdengar nyaring di depan halaman sebuah rumah bergaya klasik.
Sang pemilik segera mematikan mesin motor vespanya dan segera turun diikuti penumpangnya.
Mereka berdua mengetuk pintu rumah sambil memencet bel.
"MARK!!MARKUSS!!", teriak Jisung, si pemilik vespa.
"MAREK! MARK!! MARKKK!!", Haechan ikut berteriak, tak mau kalah nyaring dengan Jisung.
Sore ini mereka berencana menemani Mark agar temannya itu tidak terlalu frustasi. Mereka berdua memberanikan diri datang ke rumah ini, rumah Pak Antonio alias kakek Mark si mantan tentara angkatan udara.
"MAKKKKKKK!! MAREEEKKKKK!!!", teriak mereka bersamaan.
Ceklek
Pintu setinggi 3 meter itu terbuka, menampilkan sesosok pria tua berpakaian serba hitam. Di atas kepalanya terpasang topi bundar berwarna cokelat muda.
Kedua remaja itu terkejut, ini adalah pertama kalinya mereka melihat kakek Mark yang konon katanya terkenal galak.
"Selamat sore, kek. Kami adalah teman Mark. Saya Haechan.. Dan ini.."
"Saya Jisung, kek.."
Pak Antonio atau Kakek Anton, menatap kedua bocah itu dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas berkali-kali. Alisnya yang sudah berwarna abu-abu agak mengkerut, begitu pula dengan kumisnya yang super panjang hampir menyentuh telinga.
"Temennya Sandi? Kok begini?", kata kakek Anton dengan suaranya yang sedikit seperti kakek-kakek----ya emang sudah kakek-kakek---.!
"Ha?"
"Ha?"
"Ji, Sandi siapa? Bukannya kita nyari Mark?", bisik Haechan.
"Lha iya ya. Apa kita salah alamat?,, ya udah yuk balik aja chan lagian ni kakek-kakek serem banget mana gak ada mirip-miripnya sama Markus"
Kakek Anton yang sedari tadi mengamati gerak-gerik mereka mulai kesal.
"HEH KALIAN INI KENAPA BISIK-BISIK. KATANYA NYARI SANDI?"
Haechan dan Jisung terlonjak kaget. Mereka langsung mengkeret ingin segera pergi dari tempat ini.
"Ma-maaf, kek. Kami salah alamat. Kami kira ini rumah Mark temen kami."
"Iya, kek. Kami pamit dulu ya. Permisi."
Tanpa menunggu jawaban dari kakek Anton mereka berdua berniat langsung kabur, tetapi saat ingin berlari kedua baju belakang mereka seperti ada yang menariknya. Mereka menoleh dan ternyata Kakek Anton yang menariknya.
"A-AA T-TOLOOONG!!!!", Jisung spontan berteriak meminta tolong, pikiran negativnya langsung menyimpulkan bahwa ia saat ini sedang di sarang penculik.
"C-chan. Kita diculik chaan.... Chan tolongin guee...!!"
"K-kek. Lepasin kek jangan culik kita.", kata Haechan pasrah.
Kakek Anton pun langsung melepaskan genggaman tangannya dari baju mereka. Seketika, pria tua itu langsung tertawa terbahak-bahak.
Raut muka kedua remaja itupun langsung berubah bingung.
"Saya tidak mengira jika Sandi punya teman aneh seperti kalian. Asal kalian tau, Sandi itu ya Mark teman kalian itu. Saya memang manggilnya Sandi kalau di rumah. Ayo masuk tidak usah takut saya tidak menggigit kok. Hahaha dasar anak jaman sekarang pada aneh-aneh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASS PRIDE
FanfictionPembaca diharap untuk tidak muntah dan mual-mual oleh keabsurban para tokoh. Untuk kebosanan yang diderita pembaca akibat alur cerita yang tidak jelas, mohon dimaafkan. Karena Author juga manusia yang masih banyak dosa. NB: Gak dilike gak papa kok...