Selamat membaca
"Bahkan yang menciptakan alam semesta inipun tahu bahwa aku sudah mempercayakan hati dan rasa ini untuk kau genggam. Tak kuucap atau kutunjukkan bukan berarti aku tak memiliki rasa kepadamu, maka dari itu jangan terlalu sibuk mencari atau melihat tetapi rasakan dan pandailah memaknainya". -RusciltriSym94
_______________________
Pukul 00.30 tetapi Rachel terlihat masih betah berkutat dengan buku-bukunya. Hari senin nanti ia akan mulai ujian sekolah, jadi wajar saja Rachel terlihat begitu giat belajar sampai-sampai lupa waktu.
Bryan sendiri sudah lelah membujuk Rachel untuk menyudahi kegiatan belajarnya.
"Dy sebaiknya kamu udahan belajarnya. Ini udah setengah satu, dan kamu belum berhenti belajar" tukas Bryan sambil berdiri di belakang tubuh Rachel.
"Iya bentaran mas Bi dikit lagi kelar kok" ucap Rachel tanpa mengalihkan tatapannya dari buku-buku yang berada di hadapannya.
Bryan menghela nafasnya jengah dengan kekeras kepalaan Rachel. "Aku tau kamu ngak pengen nilai kamu anjlok Dy, tapi ngak gini juga. Jangan terlalu memaksakan diri, kamu bisa aja sakit gara-gara ini"
"Tapi terserah kamu. Mas capek, kamu mau belajar sampai pagi juga ngak papa, mas nyerah dengan kekeras kepalaan kamu. Mau kamu sakit atau apa mas ngak peduli." Bryan benar-benar kesal dengan Rachel, ia tau bahwa itu juga untuk nilai Rachel tetapi tidak seberlebihan ini.
Rachel yang mendengar nada bicara Bryan yang dingin langsung menutup buku-bukunya dengan cepat lalu bangkit mengikuti Bryan yang kini sudah tiduran dikasur sambil membelakanginya.
"Mas By maaf, ngak lagi deng kek tadi. I'm promise" gumam Rachel sambil menarik-narik baju kaos yang dikenakan Bryan dengan pelan.
"Mas ngak peduli, terserah kamu mau ngapain. Mas ngantuk, kamu kalo pengen lanjutin belajar silahkan tapi jangan ganggu mas lagi"
Rachel merasa tertohok mendengar ucapan Bryan barusan. Tetapi ia tidak menggubris ucapan Bryan, ia tetap tidur sambil memeluk Bryan dari belakang.
"Night mas By" gumam Rachel sambil memejamkan matanya.
____
Bryan yang baru saja membuka matanya akibat merasa haus seketika mengerjapkan matanya untuk memulihkan pengelihatannya. Tetapi kesadarannya pulih seketika ketika merasakan tubuh Rachel bergetar di sebelah tubuhnya.
"Dy kamu kenapa?" Bryan mengguncang dengan pelan bahu Rachel, tetapi Rachel tak membuka matanya ia hanya mengeratkan tangannya di selimut yang ia kenakan.
Karena tak kunjung dapat jawaban dari Rachel, Bryan lansung menyentuh dahi Rachel dengan punggung tangannya. Seketika rasa panik melanda Bryan karena suhu tubuh Rachel yang tidak normal.
"Sayang, kita ke rumah sakit yah" ucap Bryan pelan sambil menyeka keringat dingin yang berada di dahi Rachel.
"Gak usah mas By, aku ngak mau. Aku kedinginan" gumam Rachel sambil mengeratkan selimut di tubuhnya. Bryan hanya mengela nafasnya ketika sikap keras kepala Rachel muncul seperti ini.
"Tapi kamu demam tinggi Dy, yaudah tunggu bentar, mas ambilin kamu kompresan" baru saja Bryan akan beranjak tapi Rachel mencekal pergelangan tangannya.
"Jangan pergi mas disini aja. Aku masih dingin ini"
"Tapi Audy kamu harus di kompres biar demamnya ilang"
"Ngak usah mas, sini aja peluk"
Bryan kesal dengan kekeras kepalaan Rachel. Apa ia tak tahu bahwa Bryan sangat khawatir dengan keadaannya saat ini. Tanpa menunggu waktu lama Bryan membuka bajunya yang hanya menyisakan celana piama yang ia kenakakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Audy dan Byan [PROSES REVISI]
Roman d'amour**Sakuel dari Rachel & Bryan** Kata orang-orang, hubungan Rachel dan Bryan bukan mempertahankan, tetapi hanya menunda adanya perpisahan saja. Mereka berdua memang telah mengerti satu sama lainnya, tetapi semua itu tidak bisa menjadi tolak ukur hubun...