"Mungkin saja benar katanya, bahwa hati ini memang perlahan luluh untuknya, yang tadinya hanya iseng saja tetapi malah menjadi serius". -RusciltriSym94_________________
Dua sejoli itu kini terlihat sedang memasuki Minimarket untuk berbelanja bulanan. Bryan sendiri terlihat lebih antusias dibandingkan Rachel yang kini sedang mengalami Mood yang kurang baik berkat tamu bulanannya.
"Mas ihh capek, jalan mulu dari tadi. Kenapa ngak abis aku ganti seragam dulu baru belanja sih, kan bajunya lengket bau keringat abis itu basa dikit karna hujannya" Rachel terus saja menggerutu sepanjang mereka berbelanja.
Sementara Bryan hanya memaklumi saja, pasalnya ia mengerti bahwa istrinya sedang berada dalam mode sensitif.
"Iya sayang ini bentar lagi selesai abis itu kita pulang" Bryan langsung mendorong trollynya menuju kekasir diikuti Rachel di belakang tubuhnya.
"Ini aja mas? Ngak pengen di tambah?" tanya penjaga kasir sambil tersenyum genit menatap Bryan.
Rachel yang melihat itu hanya memutar bola matanya jengah. Jika ia sedang dalam mode baik-baik saja mungkin ia akan membentak penjaga kasir itu.
Tetapi tenaga Rachel seperti ditarik dari tubuhnya. Ia benar-benar merasa tidak sanggup untuk bergerak.
"Iya mbak cuma itu" ucap Bryan sopan. Membuat mbak-mbak kasir itu tersipu.
"Mas By?" Rachel menarik-narik kaus yang dikenakan Bryan dari belakang, Bryan membalikkan badannya agar bisa melihat Rachel yang kini terlihat lemas.
Penjaga kasir yang mendengar suara Rachel menatapnya penasaran bercampur dengan tatapan sinis.
"Kenapa hm?" tanya Bryan sambil memperbaiki tatanan rambut Rachel.
"Mas kelupaan sesuatu" lirih Rachel sambil menatap sekilas penjaga kasir yang masih menatap mereka penuh keingintahuan.
"Masa iya sih? semuanya udah lengap kok".
"Itu loh mas, pembalut belum diambil" cicit Rachel sambil menahan malunya.
"Yaudah sih ambil aja" kekeh Bryan.
"Ambilin mas, mager ini" Rachel langsung mendorong punggung Bryan untuk menuju ketempat yang menyediakan kebutuhan tersebut.
Dengan patuh Bryan berjalan untuk mengambilkan Rachel harta karunnya. Sedangkan penjual kasir yang sedari tadi memperhatikan keduanya hanya cengo.
Kakak yang baik. Batin penajaga kasir tersebut.
"Ini mbak sekalian hitung aja semuanya" ujar Bryan sambil menyodorkan pembalut yang telah ia dapatkan.
"Sayang banget yah mas sama adeknya? Sampai bela-belain ngambil benda keramat kek gini?" tanya Mbak kasir tersebut sambil terus menghitung belanjaan Rachel dan Bryan.
"Eh? Bukan adek kok mbak, itu kanjeng ratu" kekeh Bryan dapat hadiah pelototan mata dari Rachel pluss cubitan mesra yang membuat Bryan meringis kesakitan.
"Ya Allah yang becanda doang ini. Mbaknya sih pake nanya segala" gerutu Bryan sambil mengusap perutnya yang perih akibat cubitan Rachel.
Rachel hanya mendengus melihat Bryan meringis.
"Loh? Kok malah nyalahin sih masnya, kan cuma bilang aja sesayang itu sama adeknya?"
"Bukan adek mbak, ngak liat tuh mukanya udah keliatan pengen nelen saya hidup-hidup. Dia istri saya mbak, cantik kan yah?" tanya Bryan sambil merangkul Rachel yang masih cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Audy dan Byan [PROSES REVISI]
Romansa**Sakuel dari Rachel & Bryan** Kata orang-orang, hubungan Rachel dan Bryan bukan mempertahankan, tetapi hanya menunda adanya perpisahan saja. Mereka berdua memang telah mengerti satu sama lainnya, tetapi semua itu tidak bisa menjadi tolak ukur hubun...