Chapter 25 - Sebuah Peringatan

36 5 0
                                    

Sebelumnya . . .

Begitu lagu itu selesai, aku menarik napas panjang dan menghembuskannya. Rasanya seperti ada beban yang lepas dari dadaku. Tidak pernah aku selega ini sehabis bernyanyi.

* * *

Author POV

Underline Ent, Ruang CEO Executive . . .

Park Chanyeol sedang termenung di kursi kerjanya sambil menghadap ke kaca, memandangi pemandangan Haneul City yang hampir gelap. Terpancar semburat kejinggan di langit biru tua menandakan sebentar lagi malam akan menjemput.

Kantor sudah sepi, hanya ada Chanyeol dan pikirannya.

Apa yang tengah dipikirkan oleh lelaki tampan ini?

Yup, dia sedang memikirkan pertemuannya dengan Junmyeon di apartemennya seminggu yang lalu.

Janji. Janji yang harus dilakukannya atas permintaan Junmyeon.

Ahreum. Ya, gadis itu adalah bagian dari janji itu.

Ottokke?

* * *

Sebuah gang kecil.....

Seorang gadis sedang berlari dengan nafas tersengal-sengal, menghindari kejaran seseorang.... (atau beberapa orang). Baju seragamnya sudah basah karena keringat dan kotor di beberapa tempat akibat terseret. Rambutnya acak-acakkan habis dijambak dan sudut bibirnya sedikit berdaraha akibat tamparan. Beberapa kali dia menengok ke belakang untuk memastikan orang-orang itu tidak mengejarnya.

Gadis itu sekarang terjebak karena jalan buntu. Hanya ada dinding yang menjulang ditinggi yang mengurungnya. Dia. Benar-benar. Terjebak. Apa yang harus aku lakukan?

Gadis itu lalu melihat tumpukkan sampah plastik yang besar dan banyak di sudut gang itu. Dengan bergidik dia terpaksa menyembunyikan dirinya diantara sampah-sampah itu. Tubuhnya tidak bisa berhenti bergetar. Air mata ketakutannya juga tidak bisa berhenti keluar dari mata indahnya. Dia hanya berharap seseorang bisa menolongnya sekarang.

"Junmyeon-ah..." Lirihnya dalam hati.

* * *

07.30 malam, rumah Ahreum.

Junmyeon sedang duduk di ruang kerjanya, berhadapan dengan berkas-berkas perusahaan. 2 minggu terakhir, dia benar-benar disibukkan dengan urusan perusahaan karena sedang ada proyek besar yang harus di tangani.

Dia lalu meregangkan ototnya yang sudah kaku karena dari tadi tidak berhenti bekerja. Dia lalu melirik jam di dinding.

"Sudah jam segini, kenapa Ahreum belum pulang?"

Dia lalu memutuskan untuk menelpon Ahreum tapi hanya hasilnya nihil. HP gadis itu tidak bisa dihubungi. Tumben?

Junmyeon berusaha untuk menepis kebingungannya dan berlalu ke dapur untuk mengambil minuman dingin.

* * *

"Ada yang ingin bermain petak umpet ternyata."

"hahah, apa kau perlu bantuan kami untuk mencarinya bos?"

Di balik tumpukkan sampah itu, gadis yang adalah Ahreum berusaha sekeras tenaga untuk menahan tangisnya. Dia membekap mulutnya erat-erat agar tangisnya tidak terdengar. Lalu dilihat disampingnya ada botol kaca. Digenggamnya botol itu.

"Kau tahu nona, kau tidak pandai dalam bersembunyi."

Lalu Ahereum merasa seseorang menarik rambutnya secara kasar dan tiba-tiba membuatnya memekik kesakitan.

De'Lullabhee (Suho - D.O - Chanyeol FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang