2

3.6K 304 4
                                    

Rencana

************************************

Asma berlari kencang tepat setelah ojek online itu menurunkan ditempat tujuannya. Rumah Raja. Hari ini dia sengaja pulang kerja lebih cepat. Biasanya Asma pulang jam 3 sore tapi demi untuk mengantar Raja ke bandara dia rela untuk pulang jam 12 siang. Mengingat jarak tempatnya kerja dan rumah Raja lumayan jauh. Katakan ini kejutan untuk si bocah gendeng itu.

Raja memang bersekolah di pusat kota tapi pemuda itu memiliki rumah di salah satu kawasan elite di Surabaya yang berjarak cukup jauh dari pusat kota. Dan benar saja rumah Raja sangat besar. Lihat saja sekarang, pagar rumah Raja lebih tinggi dari dirinya yang hanya setinggi 150cm.

"Pak, permisi, bener ini rumah Raja Putra Gangsar?" Asma memasang senyum tipisnya.

"Bilangin pak saya Asma, temennya." Imbuhnya.

Bapak satpam bertubuh tambun itu melihat Asma seperti menilai sesuatu. Wajahnya sedikit membuat Asma risih. Bapak itu memperhatikan Asma seakan gadis itu salah cari orang. Penampilan Asma yang kelewat ... Kaos oblong yang mulai kusam, rambut panjang yang dikuncir ala kadarnya, serta celana jeans berwarna hitam agak kusam dan sepatu kets navy yang mulai memudar. Mana mungkin majikannya punya kenalan seperti ini pikir bapak itu.

Asma makin jengkel melihat si bapak yang mengamatinya dan geleng-geleng seperti tidak percaya.

"Pak? Bapak masih bisa dengar saya?!"

"Iya maaf-maaf dek, saya cuma heran aja."

Asma tersenyum maklum, siapa yang akan menyangka kalau perempuan miskin sepertinya adalah teman Raja si orang kaya.

"Tapi tuan Raja udah berangkat."

Asma langsung memasang wajah kecewa. "Yah telat donk saya pak?"

Si bapak satpam mengangguk. Namun tak lama sebuah mobil mewah akan keluar, penunggang mobil itu mengklakson mobilnya beberapa kali.

"Yaudah dek, bapak buka pagar dulu yah." Pamitnya.

Asma mengangguk lalu melangkah pergi dengan lesu. Coba handphone-nya tidak mati, pasti dia bisa menghubungi bocah nakal itu.

Namun langkahnya terhenti saat klakson mobil itu berbunyi beberapa kali mengganggu lamunannya. Asma berbalik dan seorang pria yang tampan, dengan tubuh tegap serta setelan baju yang sangat rapi mendekatinya.

"Asma?"

Asma mengerutkan kening, bagaimana pria berkumis tipis ini tahu namanya. Asma mengangguk pada akhirnya.

"Iya?"

Lelaki yang Asma pikir setinggi 180cm itu mengulurkan tangannya. Walau terlihat tidak ramah tapi dia bersikap sopan. Asma menyambut uluran tangan itu kikuk.

"Saya Samudra Putra Gangsar, kakak angkat Raja." Kata pria itu masih memasang wajah datar.

Wajah Asma langsung berubah sumringah. "Oalah, ini kakaknya Raja toh, saya Asma Marzia teman Raja." Asma menampilkan wajah termanisnya.

"Kamu mau memgantar Raja ke bandara?"

Asma mengangguk antusias. Pria dihapananya mengangguk pelan.

"Ikut dengan saya, kebetulan pesawat Raja ditunda sampai jam 7 malam nanti." Jelasnya membuat Asma semakin sumringah.

"Bolehkah?!" Pekiknya bahagia.

Samudra mengangguk. "Makasih kak Samu-"

"Sam, panggil saja begitu." Potongnya.

Hanya AnganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang