4

3.3K 291 9
                                    

R I N D U

*************************************

Raja gelisah. Pemuda itu beberapa hari ini tidak tenang. Asma tidak datang mengantarnya, Raja maklum karena pesawatnya berangkat jam 1 siang. Wanitanya itu masih bekerja. Asmanya yang mandiri.

Tapi ini sudah satu bulan Asma tidak memberinya kabar. Raja telefon tidak pernah diangkat. Raja khawatir dengan keadaan Asma. Kadang Raja berpikir, Asma memang wanita yang kelewat mandiri. Semua masalah apapun selalu dikerjakannya sendiri.

Dia tidak pernah mencoba meminta bantuan. Satu tahun lebih mengenal Asma, Raja tidak pernah menerima keluhan ataupun permintaan bantuan padanya. Asma tahu sekaya apa Raja tapi dia tidak pernah memanfaatkannya. Mentok paling minta traktir bakso dipinggir jalan. Kalau ditawari sesuatu yang mahal Raja pasti harus memaksa dulu baru Asma menerimanya.

Satu hal yang dibenci Raja dari Asma hanya kasih sayang wanita untuk Raja hanya sebagai adik laki-lakinya. Entah sudah berapa kali Raja ditolaknya. Walau akhirnya Asma sedikit luluh disaat-saat mereka akan berpisah.

"Kamu itu beruntung Ja, kamu punya segalanya. Kalau kamu punya kesempatan buat kuliah kamu harus kuliah dengan sungguh-sungguh. Nggak semua orang dapet kesempatan kayak kamu loh."

"Niat kuliah jangan hanya buat bikin bangga siapapun, tapi kamu harus kuliah karena suatu saat kamu bisa bantu orang yang nggak mampu bisa mengecap pendidikan yang tinggi. Itu baru ilmu yabg bermanfaat."

"Jangan suka ngeluh terus. Bersyukur. Lihat di palestina, mereka belajar ngaji aja taruhan nyawa. Lah kamu disini tinggal belajar kok nggak mau."

"Cowok yang dewasa itu bukan hanya dari segi umur aja Ja. Tapi sikapnya juga. Tindakannya itu sesuai porsinya. Aku pasti akan menikah dengan cowok seperti itu."

Segala wejangan Asma selalu terngiang dalam telinganya. Bagi Raja segala ucapan Asma memiliki bukti, Asma jarang mengeluh kalau keceplosan dia akan mengingat penderitaan anak-anak palestina. Dan kembali bersyukur.

Sangat suka membaca, meski sudah tamat sekolah. Dia benar-benar menganggap buku adalah jendela dunia. Dan Asma adalah gerbang yang membut Raja sadar betapa beruntungnya hidupnya.

"Nggak ada hidup yang sempurna Ja. Kamu kaya tapi kamu ngerasa kosong. Aku suka membaca dan belajar tapi gk ada uang buat kuliah. Dan lihat orang itu, dia miskin hanya jual koran tapi dia bahagia saat anaknya tersenyum." Katanya serius. "Semua ada plus dan minus, akan jadi sempurna jika kita bersyukur dan akan selalu merasa kurang jika kita tidak merasa bersyukur. Semuanya sudah rencana Allah Ja."

Raja tersenyum sendiri mengingat segala kenangannya bersama Asma. Dia membuka handphone nya dan membuka galeri foto yang berisi foto-foto Asma, kalau saja Asma tahu Raja suka menjepret dirinya diam-diam sudah pasti semuanya akan di delete oleh wanita itu. Asma itu manis tapi dia tidak pernah percaya diri soal fisiknya.

"Asma aku rindu, ternyata bener kata Dilan rindu itu berat." Lirihnya.

🍂🍂🍂🍂

"Kamu mau kemana?"

Asma menatap suaminya jengah. Asma cuek dan memilih bersiap-siap berangkat kerja.

"Asma, bisa kamu hormati posisi saya?" Sam terdengar tegas.

Asma berbalik menghadap suaminya yang berada dibalik punggunya. "Kerja. Aku sudah ambil libur 2 hari." Jawabnya dengan wajah dibuat sumringah.

"Mulai besok kamu tidak boleh bekerja, itu tugas saya. Dan besok ikut Naura, bikin paspor, setelah selesai langsung susul saya ke Malaysia. Saya tidak mau kamu jauh dari pengawasan saya." Tuturnya panjang lebar.

Hanya AnganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang