8

1.5K 167 16
                                    

LIBURAN

------

Setiap hari yang Asma lakukan hanya menatap jalan dari atas appartement ini. Asma membentuk senyum saat melihat seorang anak kecil tengah menarik ibunya. Asma melihat kearah telunjuk gadis kecil itu menunjuk. Balon.

Mata Asma tak lepas dari interaksi ibu dan anak itu. Perlahan Asma mengelus perut ratanya. Dan air matanya jatuh perlahan diikuti suara idak tangis.

Bagaimana dia bisa menerima semuanya nanti. Kenapa suaminya begitu tega padanya?

Dia sadar diri siapa dirinya. Cuma gadis miskin biasa. Jelas keluarga suaminya tak akan pernah setuju dengan pernikahan mereka. Tapi semuanya bukan keinginan Asma. Pernikahan merekapun terbilang sangat sederhana.

"Apa mau main ke universal?"

Asma menatap mata Sam dalam. Pria itu membalas tatapannya. Namun semua tahu arti tatapan Asma. Putus asa.

"Saya janji semuanya akan baik-baik saja."

"Jangan berjanji untuk apapun, kamu cuma manusia biasa mas."

"Saya tahu."

"Kenapa tidak membunuhku saja? Semuanya akan lebih mudah."

"Asma, saya tidak akan sekejam itu."

Asma tertawa.

"Kamu sekejam itu mas. Kamu bahkan ingin membunuh anakmu sendiri. Darah dagingmu. Jadi-"

"Asma saya mohon, lebih baik ikut saya sekarang ok."

"Aku tidak mau kemanapun mas. Biarkan aku disini saja."

Sam menghembuskan nafas. Dia kini menjatuhkan lututnya. Mendongak manatap wajah istrinya. Manis. Sam tahu dia belum mencintai wanita dihadapannya ini. Tapi dalam dirinya dia ingin menjaga wanita ini. Dan suatu saat dia harus melepasnya.

Sam meraih tangan Asma, beberapa kali dia mengecupnya. Memberikan senyum lembut pada Asma yang kini menatapnya datar.

"Temani saya yah? Hari ini saya ingin ditemani kamu Ma."

Asma kini yang menghembuskan nafasnya. "Kemana mas?"

"Ke tempat favorit saya di Amsterdam."

Asma melebarkan matanya tak percaya. Entah sekaya apa suaminya tapi di Malaysia saja Asma yakin dia harus bayar mahal untuk menetap disini. Dan sekarang dia mengajaknya ke Amsterdam seperti jalan-jalan ke Surabaya Malang.

"Saya harus bertemu rekan bisnis disana, tapi ada waktu 3 hari untuk jalan-jalan. Kamu mau kan?"

Asma akhirnya mengangguk pasrah. Dia juga butuh rileks, apalagi dia dalam keadaan hamil, seperti kata dokter kandungannya dia nggak boleh stres.

Sam tersenyum tipis dan kembali mencium kedua tangan Asma. Mungkin jika orang lain melihatnya mereka seperti suami istri yang harmonis. Tapi sayangnya mereka sendiri masih tidak paham hubungan seperti apa yang tengah mereka jalani ini.

🍀🍀🍀

Indonesia.

Raja tengah sibuk menatap layar laptopnya, tugas kampus benar-benar menyita banyak waktunya. Namun meskipun dirinya tengah sibuk mengerjakan tugas kuliahnya tapi pikirannya tak pernah lepas dari seseorang.

Dia menghembuskan nafas lalu menyugar rambutnya. Perlahan Raja membuka handphone miliknya. Walaupun terlahir dalam keluarga kaya raya tapi Raja lebih suka memakai handphone ber merek Xiom* yang harganya dibawah satu juta.

Hanya AnganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang