9

1.5K 183 24
                                    

PENJELASAN

----

"Bagaimana bisa kakak menikah dengannya? Kenapa semuanya diam?!"

Samudra menyilangkan tangannya. Duduk dengan tenang di meja kerjanya. Berbeda sekali dengan Raja yang sangat menuntut dan sangat tidak sabar.

"Apa benar seperti kata ayah, selama ini kakak dan dia sudah saling kenal sejak lama?"

"Kami saling mencintai dan kami menikah. Apa ada yang salah?"

Raja menggeram. "Dia wanita yang Raja cintai, bahkan kalian belum pernah saling kenal, dia tidak pernah cerita tentang kakak. Jangan menjebaknya apapun alasannya."

"Untuk apa? Kami sudah saling mengenal sejak lama. Dia selalu cerita tentangmu. Dan tentang penolakannya setiap kamu menyatakan perasaan padanya. Dia mencintai kakak sudah sejak lama Raja."

Raja menggeleng. "Dia tidak pernah berbohong padaku."

Sam menyeringai. "Dia kasihan padamu, bocah nakal dan labil sepertimu pasti menjadi murka kalau tahu dia memiliki kekasih."

"Bohong, aku akan minta penjelasan padanya juga. Aku percaya padanya."

Sam tersenyum. "Kamu masih tak semapan aku Ja, Asma juga wanita biasa dia butuh yang mapan dan dewasa."

"Konyol, terakhir kami bertemu dia sudah membuka hati padaku. Aku yakin kakak merencanakan sesuatu."

Sam tertawa. "Jangan bercanda. Dia tahu siapa yang terbaik. Lain kali jangan menghubunginya lagi, dia milikku sekarang."

"Jadi benar kata ayah dulu, kakak suatu saat akan merebut apapun yang berharga dariku. Kalau bukan belas kasihan dari kakek, kakak tidak akan duduk dikurai ini."

Samudra meremas tangannya. Sombong.

"Kau tidak memiliki apapun selain takdir baik yang membuatmu lahir dikeluarga Gangsar. Hanya bocah pembangkang tanpa prestasi."

Raja mendekat dan melayangkan tinjunya. Tapi sayangnya yang dia lawan adalah Samudra. Ahli beladiri dan sangat tangkas. Pria itu mampu membaik keadaan. Menghindar dan menekan tengkuk Raja hingga pipinya membentur meja kayu itu. Raja tak berkutik. Samudra kakaknya bukan orang yang mudah dikalahkan.

"Jangan kurang ajar hanya karena kau anak kandung, kau tidak tahu apapun." ucapnya dingin.

Raja menggeram. Mencoba memberontak.

"Kakak, kenapa harus dia. Hanya dia harapanku untuk berjuang sejauh ini."

Sam terdiam mendengar nada sendu dari Raja.

Tok! Tok!

Tok! Tok!

Samudra melepaskan Raja. Pemuda itu bangkit dan mengelap darah dari hidung ya yang sempat terbentur keras tadi.

" Masuklah. "

Ceklek.

" Mas, aku lap-ar... Raja. " mata bulat itu melebar melihat teman lamanya itu.

Hanya AnganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang