Melamar
*******************************
Sudah tiga minggu berlalu semenjak kejadian di apartemen itu. Asma semakin hari dia terlihat makin murung. Bayangan kejadian itu terus terlintas dalam benaknya. Yang dia jaga untuk suaminya kelak telah direnggut oleh pria yang baru dikenalnya beberapa jam saja.
3 minggu lalu ...
"Apa yang terjadi kak? Katakan pada Asma kalau semua ini cuma mimpi." Katanya linglung.
Sam terdiam, membalas tatapan Asma yang menuntut penjelasan. Sam menghela nafas mencoba menenangkan wanita dihadapannya. Tangan pria itu menyentuh pundak Asma yang masih polos. Asma masih menutupi tubuhnya dengan selimut tebal. Matanya masih menatap Sam begitu dalam.
"Saya dan kamu sudah melakukannya. Saya-"
Asma menghempaskan tangan kekar Sam. Dia menatap Sam murka. Hanya dalam beberapa jam mereka bertemu untuk pertama kalinya, pria dihadapannya mampu menghancurkan masa depannya.
"Brengsek! Kamu brengsek! Apa salahku! Apa!" Jeritnya tak terima.
Sam diam, menerima setiap pukulan, tamparan dan cakaran wanita dihadapanya. Asma mengaung, menjerit, dan melempar apapun yang mampu digapainya. Frustasi. Masih dalam posisi terduduk dikasur Sam Asma terus melimpahkan kekecewaannya. Dia berharap ini semua cuma mimpi buruk baginya.
Nafas Asma tersengal, air matanya terus mengalir. Dia terisak hingga dadanya naik turun. Kembali berusaha memukul Sam namun pria itu menahannya. Sedangkan tangan Asma yang kanan masih memegang selimut yang menutupi tubuh polosnya.
"Asma dengar," kata Sam mencoba menghentikan kegilaan wanita dihadapannya.
"Dasar bejad! Apa salahku?! Apa?!" Teriaknya masih mencoba memukul Sam.
"Asma dengar?!" Bentak Sam mempu membuat nyali Asma menciut. Suara pria itu sangat menakutkan.
Namun mata Asma masih menatap Sam tak terima. Sam membalas tatapan kekecewaan dan penuh kebencian itu. Dada gadis itu masih naik turun.
"Saya akan menikahimu," ucapnya serius.
Asma menatap makin kesal. Apa-apaan pria dihadapannya ini?! Memperkosanya lalu melamarnya! Dia pikir harga diri Asma dapat dipermainkan seperti ini?!
"Jangan bodoh! Aku bahkan tidak sudi hidup dengan laki-laki bejad sepertimu! Sampai mati aku tak akan memaafkanmu! Dasar sampah!" Umpatnya dan kembali akan memukul Sam.
Namun Sam terlihat tak sabar lalu membanting Asma hingga tertindih dibawahnya kembali. Tubuh Asma yang kecil tidak berkutik dalam kungkungan tubuh besar Sam. Pria itu menatap Asma nyalang. Nyali Asma menciut, dan tubuhnya bergetar.
"Terserah kamu mau atau tidak, saya sebagai lelaki tidak akan merasa rugi tapi kamu? Perempuan tetap yang akan mengalami kerugian disini." Ucapnya mengintimidasi.
"Akan kubeberkan kebusukanmu!" Ancam balik Asma.
Sam menyeringai. "Kau lupa siapa saya? Samudra Putra Gangsar, siapa yang akan percaya? Apa untungnya bagi saya? Yang ada kamu yang akan dituduh menjebak saya." Sam sulit dikalahkan dalam hal negosiasi.
Asma mengerang kesal. Dia mengumpat karena apa yang diucapkan sibusuk Sam kenyataannya fakta. Dialah yang akan rugi. Tapi dia tidak mau menikah dengan pria brengsek sepertinya. Dia tidak mau!
Asma akhirnya cuma bisa menangis. Sam mengerang lalu bangkit dari tubuh Asma. Dia pergi ke kamar mandi. Air dingin mungkin mampu meringankan sedikit pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Angan
RomanceSamudra Putra Gangsar pria ambisius ini bisa melakukan apapun hanya untuk mendapat pengakuan dari ayahnya dan membalaskan dendam terhadap adiknya Raja Putra Gangsar. Dan semua itu bisa dicapainya dengan menjebak Asma Marzia agar mau menjadi istrinya...