Chapter 11

346 51 12
                                    

Harry hanya memperhatikan kakeknya yang sedang menjelaskan kepadanya tentang perusahaan yang akan dipimpimnya setelah ia menikah nanti. Dan yeah, soal menikah Harry tidak ingin memikirkannya sekarang. Bagaimana bisa ia menikah jika ia belum menemukan calon yang tepat untuknya?

"Edward! Kau tidak mendengarkanku?" suara tegas kakeknya, Harold membuat Harry terkejut sebelum menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"A-aku..." Harry tidak bisa berkata apa-apa lagi karena kakeknya tahu ia berbohong jika ia bilang kalau ia mendengarkan penjelasan kakeknya.

"Harry, tidak lama lagi kau akan memimpin perusahaan ini. Kau harus fokus,Harry. Fokus!" ujar Robin, ayah Harry.

"Fokus? Aku hanya butuh air mineral saja untuk bisa fokus." jawab Harry santai sambil terkekeh.

Robin dan Harold terkejut mendengar jawaban santai dari Harry. Dan seketika itu juga, Robin memukul meja dengan sangat keras.

"Cukup , Harry! Ini bukan waktunya main-main!" bentak Robin. "Mungkin sudah saatnya aku akan mencarikanmu jodoh agar kau bisa serius dengan perusahaan ini."

Harry menggeleng. "Aku. tidak. mau! Aku bisa mencari jodohku sendiri. Aku bukan Gemma yang dengan mudahnya menerima perjodohan yang daddy buat.

Aku ingin mencari perempuan yang aku cintai dan ia juga mencintaiku, dad. Aku tidak ingin menikah tanpa rasa cinta. Semuanya tidak ada gunanya buatku."

Kemudian Harry langsung bangkit berdiri dan keluar dari kantor ayahnya. Ia butuh udara segar.

"Sudah selesai?"

Harry menoleh ke samping dan ia melihat ibunya, Anne berjalan ke arahnya.

"Iya, Mom. Rapatnya membosankan dan aku yang mengakhiri rapatnya." jawabnya kesal.

Anne hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya. "Sudah aku duga kau akan mengatakan hal itu, Harry."

"Mom ingin menemui dad?" tanya Harry kemudian.

"Tidak, aku ingin menemuimu. Dua hari lagi kau berulang tahun, Harry. Kau harus mempersiapkan pesta ulang tahunmu." ujar Anne.

"Aku akan merayakannya di kelab malam bersama teman-temanku. Mom tidak perlu khawatir akan hal itu." jawab Harry.

"Tapi aku ingin kau merayakannya juga bersama keluargamu, Harry. Kau boleh merayakan bersama teman-temanmu seperti biasa, tapi kau juga harus ingat keluargamu."

Harry melihat raut wajah ibunya yang sangat menginginkan makan bersama dengan keluarganya di hari ulang tahunnya, dan akhirnya Harry mengangguk.

"Akhirnya! Baiklah, aku harus pulang dan mulai mempersiapkan segalanya." Anne segera mengecup kening Harry lalu meninggalkannya seorang diri.

Kemudian Harry terdiam cukup lama memikirkan perayaan ulang tahunnya nanti. Ia sangat ingin mengajak Barbara di perayaan ulang tahunnya bersana teman-temannya di The Mayfair Club, salah satu kelab terbaik di London.

Dan, soal ulang tahunnya... ia ingin mengajak Barbara ke pesta ulang tahunnya, ralat, harus datang ke pesta ulang tahunnya. Semenjak Barbara menjauh darinya, pesta ulang tahunnya tidak berarti untuknya.

Harry hanya ingin satu hal. Barbara harus datang ke pestanya.

*****

Entah sudah berapa kali Zayn mengambil rautan dan meraut pensil yang ia gunakan untuk menggambar. Sesekali Zayn mendengus nafasnya kesal karena mendengar suara teriakan lalu disusul dengan suara mengeluh dari ruang keluarga.

Everything Has Changed [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang