Chapter 9

374 49 21
                                    

Sorry for typo(s)
Enjoy!!!

P.S : Baca author's note yaa.. Makasihh 😊

Mulmed : Sophia Smith

.
.
.

Sophia sedang menikmati makan siangnya di kantin sekolah yang dekat dengan taman bermain. Ia melahap burger ditangannya dengan semangat. Sophia baru menyadari ia melewatkan sarapannya tadi dan berakhir ia harus menahan lapar sejak mulai mengajar.

"Ia ingin aku mencarimu dan menjadikanmu sebagai ibu Jamie"

Pernyataan itu terus menghantui pikiran Sophia. Ia sangat ingin melupakan percakapannya dengan Liam waktu itu, namun hal itu tidak bisa hilang dari ingatannya.

Sudah hampir empat tahun Sophia tidak bertemu dengan Liam, dan sekarang mereka dipertemukan di hari pertamanya bekerja.

Sophia merutuki dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia memasukkan lamarannya di London padahal ia sendiri tidak ingin menginjakkan kaki di kota ini. Sophia juga menyalahkan Liam karena pria itu yang membuatnya membenci kota ini karena banyak kenangan yang ia lalui bersama Liam.

"Liam sialan! Seharusnya aku membiarkan Theo membunuhnya waktu itu." ujar Sophia dalam hatinya. Sophia sendiri tidak tahu mengapa, ia melarang kakaknya, Theo yang sudah ingin menghabisi Liam karena pria itu sudah menyakitinya tanpa sisa.

Tapi jangan katakan kalau Sophia masih mencintai Liam. Semenjak kejadian itu, cintanya untuk Liam hancur tanpa sisa. Ia tidak ingin memiliki perasaan lagi terhadap Liam. Selamanya.

"Aaaahh!!!"

"Tolooongg!!"

Suara teriakan seseorang membuat Sophia tersadar dari lamunannya. Ia tak sengaja menjatuhkan burgernya ke lantai dan langsung pergi menuju sumber suara.

Suara teriakan itu berasal dari taman bermain. Di pinggir taman itu ada pohon yang sangat besar. Sophia terkejut bukan main ketika melihat salah seorang muridnya memegang erat rantai pohon yang hampir patah.

"Oh my God! Jangan bergerak! Aku akan menyelamatkanmu!" seru Sophia. Kemudian ia melihat murid-murid yang lain ikut panik. Bahkan ada yang menangis.

"Kids, tolong menjauhlah dari sini. Miss akan menyelamatkan teman kalian." ujar Sophia.

Setelah semuanya menyingkir, tanpa pikir panjang Sophia memanjat pohon dengan cepat. Tak ada waktu lagi mencari tangga. Ia menerima resiko kalau ia terjatuh nanti. Yang penting, anak itu selamat.

"Hey, kid. Jangan takut. Semuanya baik-baik saja."

"Aku takut. Aku tidak mau mati. Tolong..."
ujar anak itu sambil menangis.

"Kau akan selamat. Listen, sekarang ulurkan tanganmu dan aku akan menarikmu."

Anak itu mengangguk perlahan. Ia mengulurkan tangannya perlahan dan Sophia menerimanya. Tetapi, tiba-tiba saja ranting pohon itu jatuh ke tanah, sehingga anak itu hampir terjatuh.

"Aahhhh!!!"

Sophia menggenggam kuat tangan kanan anak itu. "Kid, serahkan tangan kirimu."

Anak itu langsung mengulurkan tangan kirinya dan Sophia langsung menariknya.
Ketika anak itu sudah bersamanya, ia menggendong anak itu dan perlahan menuruni pohon.

Sophia menurunkan anak itu dan ia berlutut agar tinggi mereka sejajar. "Kau baik-baik saja? Tidak ada yang terluka?"

"Aku baik, Miss. Terima kasih." ujar anak itu.

Everything Has Changed [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang