Setelah selesai dengan pekerjaanku, aku buru-buru meninggalkan rumah ini. Aku takut dengan pria tadi, bisa-bisa ia memperkosaku jika melihatku masih disini. Langkah lebar ku ambil sampai aku menghampiri mobil tua milik ibuku. Memasukkan kuncinya, aku pun menjalankan mobilnya dan pulang ke rumah. Tapi haruskah aku memberitahu ibuku soal tadi? Tapi aku pun tak ingin membuatnya khawatir? Ia pasti tidak akan memperbolehkanku untuk membantunya lagi jika sewaktu-waktu dia akan jatuh sakit.
Setelah memarkirkan mobil, aku sedikit berlari kecil memasuki rumah. Yang dapat ku lakukan sekarang hanyalah berharap agar si sinting tadi tidak serius dengan ucapannya.
Aku mendapati ibuku yang sedang tertidur di kamarnya. Pipiku pun banjir air mata, keadaan kami tidak akan seperti ini jika ayah tidak memilih wanita itu. Sayangnya orang tua Brengsek itu terlalu kurang ajar dan tak punya perasaan. Ia menelantarkan kami. Terkadang itu menjadi motivasi bagiku untuk menguatkan ku disaat aku jatuh. Menjadi motivasi dalam belajarku. Tapi keberuntungan pun tidak menghampiriku, nilai-nilai ku bisa dibilang memuaskan tapi aku tidak mendapatkan beasiswa. Lagipula aku juga tidak terlalu mengharapkannya, yang ku butuhkan hanyalah nilai yang tinggi agar aku pun kelak mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga aku dapat menyenangkan hati ibuku dengan melihat anaknya sukses. Dan hal itu menjadi doaku setiap waktu.
Menutup pintunya, aku pun memasuki kamarku. Yang ku butuhkan sekarang adalah mandi lalu mengerjakan tugas-tugas ku, baik tugas membersihkan rumah maupun tugas perkuliahan.
_______________________________________
Aku berpikir untuk mencari pekerjaan, sangat tidak benar jika aku membiarkan ibu bekerja sendirian. Lagipula ku dengar banyak lowongan untuk kerja paruh waktu, tentu saja, siapapun bisa memanfaatkan peluang ini.
Sepulang dari kuliah ini pun aku memutuskan untuk mencari pekerjaan di pusat kota, aku yakin bisa mendapatkan pekerjaan itu hari ini juga.
Aku turun dari bus bersamaan dengan bertemunya aku dengan iblis, sial, kenapa aku bisa bertemu dengannya disini?
" Woah....kau mengunjungiku, sayang? ". Ia mendekat dan mendaratkan bibirnya pada pipiku. Teman-temannya bersorak-sorai melihatnya.
" Menyingkirlah! ". Aku mendorongnya, dan menyeberang jalan. Tapi ia mengekor, demi apapun jika ia bukan majikan ibuku aku sudah menendangnya sedari tadi.
" Kau mau kemana, sayang? Kau harus bertanggung jawab! ". Ia berteriak di tengah-tengah ramainya orang yang sedang berjalan. Orang-orang tengah memandangi ke belakangku yang ku yakini merujuk pada si sinting kurang ajar itu. Aku mengabaikannya dan berharap agar orang-orang menganggapnya sakit jiwa karena berteriak dan berbicara sendiri. Lagipula kenapa ia berbicara seperti itu? Memangnya aku membuatnya hamil?
" Oh ya ampun, dia pria gila yang seksi ". Seorang gadis pirang yang berlalu di hadapanku memandang ke arah belakangku dengan ekspresi yang terkagum-kagum.
" Leah, wait! ". Kini ia berhasil mendapatkan tanganku. Aku berhenti melangkah dan menatapnya sedatar mungkin.
" Kau mau kemana, sayang? "Haruskah aku memberitahunya agar ia pergi? Sebenarnya aku tidak yakin.
" Aku ingin menemui kekasihku di dalam ". Jawabku sambil sedikit menunjuk ke dalam Mall yang berjarak beberapa langkah dari tempat kami berdiri.
" Dan aku tidak bodoh ". Katanya.
" Oh yeah? ". Tanyaku jijik dan memberi nada suara seperti di kartun-kartun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose [Harry Styles X Cameron Dallas]
Romance18+ Haruskah aku memilih? antara mereka yang salah satunya Brengsek dan tanpa malu melecehkan ku, sedangkan yang satu lagi penuh dengan misteri tapi tidak kalah akan kebrengsekannya.