Chapter 4

7.1K 143 3
                                    


Hari ini adalah hari terburuk yang pernah ada. Bagaimana tidak? Aku mendapat jatah kuliah di jam malam alias waktu-waktu sisa. Ingin rasanya aku memohon kepada petinggi universitas ini agar memberiku kesempatan, lagipula aku kan sudah bayar walaupun terlambat. Aku mendesah pasrah memasuki kelas yang sudah penuh akan...

Well... aku tidak terkejut.

Beberapa pasangan bercumbu dengan liarnya. Bertingkah masa bodoh, aku pun memainkan ponselku sembari menunggu dosen yang akan mengajar. Sialnya lagi aku tidak begitu akrab dengan orang-orang disini, aku hanya akrab dengan Caroline- temanku yang mungkin bisa dibilang sahabatku, tapi sayangnya ia memiliki jam kuliah pagi, sama sepertiku... sebelumnya.

" Oke, selamat malam semuanya, simpan ponsel kalian dan kelas ini akan segera dimulai ". Mrs. Tan datang dan menginterupsi kelas yang tengah sibuk sendiri, yang membuatku merasa tidak nyaman kuliah disini adalah kedapatan bercumbu akan di anggap biasa saja bahkan oleh para dosennya. Hmm... aku tidak peduli mungkin bagi mereka itu adalah tontonan gratis yang menghibur.

_________________


" Leah! ". Teriakan seorang pria dari arah belakang menginterupsi langkahku. Merasa panggilan itu tertuju padaku, aku pun membalikkan tubuhku. Ah, sial. Si pengacau bodoh ini kenapa masuk di jam malam sepertiku?

Aku menaikkan sebelah alisku begitu melihatnya berhenti hanya beberapa jengkal dariku.

" Boleh aku minta bantuanmu? ". Aku langsung mengira-ngira, si bodoh ini tak jarang mengerjaiku jadi aku tak akan mudah untuk mempercayainya.

" Aku tidak punya banyak waktu, selamat malam ". Kataku acuh dan berbalik, namun bukan Brian namanya jika tidak menahanku.

" Kumohon, teman sekelas ku tadi memiliki masalah di toilet "

Aku mengernyit.

" So? ". Ia berdecak lidah dan menampilkan tatapan kesal.

" Bantu dia, dia seorang wanita yang mungkin dalam keadaan telanjang atau bagaimana jadi dia tidak mau jika aku yang menolongnya ". Sial. Kenapa harus aku?

Tanpa berbasa-basi lagi aku pun membawa diriku ke toilet, jika aku tidak punya rasa mengasihani, tidak akan ku tolong temannya yang entah siapa ini.

Begitu sampai di depan pintu toilet, aku diliputi rasa ragu. Bahkan tidak ada suara sedikitpun.

" Kau yakin? ". Tanyaku memastikan. Brian mengangguk cepat.

Oh ayolah ini terlalu lama, dengan begini aku pun membuka pintunya. What the hell? Yang ada disini adalah sekumpulan pria idiot yang setengah telanjang. Kakiku otomatis melangkah mundur melihat mereka yang sedang menyengir lebar.

Aku habis kali ini.

Brian mendorongku masuk, mereka semua cekikikan dengan riang gembira sambil bergerak untuk mendekat.

" Owhh...gadis lesbian yang malang ". Ada beberapa yang kukenal disini, diantaranya mereka yang pernah berusaha mendekatiku dan menyatakan perasaannya. Tapi aku adalah Leah, si penipu ulung di universitas ini, aku menolak setiap pria yang mendekatiku dengan alasan aku seorang lesbian, padahal aku melakukan itu karena tidak ingin terganggu dengan urusan cinta.

" Jangan melamun, sayang! ". Si pirang mencolek daguku.

Tanpa aba-aba, aku berteriak sekencang mungkin untuk meminta tolong. Tapi tenagaku yang tak sebanding dengan 6 orang menyulitkan ku. Mereka tertawa puas menonton diriku yang sudah banjir akan air mata.

Choose [Harry Styles X Cameron Dallas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang