Malam harinya
~Vanessa PoV~
"Malem bun, makan malemnya dah siap?" Suaraku yang baru turun dari atas. Oya untuk sebutan bunda nih, emang gue sudah menganggapnya ibu jadi memanggilnya bunda.
"Sudah bangun? Kamu duduk aja, sebentar lagi udah selesai kok" jawab bunda Ratih. Gue hanya mengangguk dan segera berjalan ke kursi makan dan duduk. Disana rupanya semua sudah berkumpul hanya tinggal menunggu gue dan makanan. Rupanya ko Adit hari ini pulang, dapat dilihat bahwa Ia duduk disamping Nana.
"Koko gak ada kelas?" Tanyaku sambil menarik kursi lalu duduk.
"Iya nih Nes mumpung seminggu libur gak ada kelas jadi koko pulang aja, kangen rumah" jawab ko Adit sambil nyengir. Gue cuma ber'Oh' lalu menunggu makanan datang. 5 menit setelah gue duduk akhirnya makanan datang. Kamipun makan dengan terkadang sedikit bercanda.Setelah makan kami keruang keluarga. Yah... memang kami bukan keluarga asli, tapi kami sendiri sudah menganggap bahwa kami adalah keluarga.
"Emm, aku mau ngasih tau kalo besok aku bakal nyelidikin soal kasus korupsi di sekolah ku" kataku menghentikan tawa semua orang karena cerita konyol ko Adit. Semua yang mendengar langsung menoleh kearahku.
"Trus rencana lo buat nyelesein masalah nya gimana nes?" Tanya ko Adit tentang rencanaku besok.
"Kalo aku sih pengennya aku masuk ke sekolah itu jadi siswa pindahan"
"Bukannya lo udah lulus Nes?" Tanyanya lagi, duh kepo banget sih...
"Ya gak papakan ko, lagian aku juga pengen ngerasain masa-masa SMA, yang kata orang masa paling seru. Oya tambahan aku juga pengen nyamar jadi nerd" jawab ku menjelaskan. Kulihat ekspresi mereka yang pertamanya iba karena alasan ku yang ingin merasakan masa SMA, berubah mrnjadi kaget karena rencanaku yang ingin menjadi nerd.
"Kamu yakin mau jadi nerd? Nanti kamu dibully lo Nes" nah kalo ini suara bunda karena khawatir padaku.
"Nessa yakin kok bun. Dan kalo semisal Nessa dibully, nanti pasti Nessa bakal bales kok. Bunda, ayah, koko, sama Nana tenang aja. Oke?" Jawabku santai. Mereka hanya mengangguk pasrah walaupun aku tau mereka pasti tetep aja masih khawatir padaku.
"Udahlah gak usah khawatirin Nessa, Nessa bisa kok. Yaudah ya Nessa mau istirahat dulu. Good night all" akupun berdiri dan pamit untuk segera kembali ke kamar karena sudah malam. Dan besok adalah saatnya memulai misi.
"Good night too Nessa sayang" jawab mereka serempak. Guepun segera kembali ke kamar dan tidur.*****
Keesokan paginya
Pagi ini gue sudah siap dengan perlengkapan nerd. Perlengkapan nerd gue yaitu:
-Kacamata bulat non minus
-Baju kebesaran
-Rok dibawah lutut
-Kaos kaki panjang
-Rambut hanya dikepang satu (karena gue gak mau jadi kek nerd-nerd biasanya)Setelah selesai bersiap-siap gue segera turun untuk sarapan. Di meja makan hanya ada bunda, ayah, dan Nana. Ko Adit? Palingan juga masih tidur.
"Pagi semua" sapaku saat sudah dibawah. Kulihat mereka menengok kearahku dengan mata membelalak, namun sebentar kemudian biasa lagi.
"Pagi juga Nes, kamu yakin bakal jadi nerd?" Sapa dan tanya ayah, bunda dan Nana mengangguk setuju dengan ayah. Gue menarik kursi lalu duduk.
"Yakinlah, kalo gak yakin gak mungkin Nessa dandan kek gini. Lagian juga apa pernah Nessa gak yakin sama keputusan Nessa sendiri?" Jawabku santai sambil mengoleskan selai di rotiku. Kamipun melanjutkan sarapan. Setelah selesai aku dan Nana pun pamit berangkat. Ya Nana berangkat ke kantor sedangkan gue ke sekolah milikku.
"Nessa sama Nana berangkat dulu ya yah, bun" pamitku dan Nana.
"Kakak naik apa kesekolah? Mau aku anter?" Tanya Nana. Guepun hanya menunjuk sepeda yang terparkir disamping mobil Nana dengan daguku. Nana pun hanya ber'Oh'ria saja. Guepun mengangguk lalu segera berangkat ke sekolah dengan sepeda.Skip Essa High School
Dan disinilah gue, didepan gerbang sekolah favorit di kota ini. Essa High School atau yang biasa disingkat EHS. Saat gue masuk gue denger omongan siswa-siswa yang ngeliat gue masuk. Biasalah artis punya fans juga punya haters wkwk (apaan coba pd banget jadi orang). Nih gue kasih tau cemoohan mereka
"Ih, kok ada nerd sih disekolah elite kek gini"
"Yups, sumpah gak level banget ada nerd disekolah ini"
"Eh ada nerd, palingan juga beasiswa"
"Iyalah mana bisa, nerd miskin kek dia bisa masuk ke sekolah elite kek gini kalo bukan dari beasiswa"
"Gue kasian sama tuh nerd, pasti jadi bahan bullyan Risa dkk"
"Ya biarin aja kale, toh yang dibully dia bukan kita"'Cih, kek gak pernah liat nerd aja... Eh bentar-bentar tadi ada yang bilang bully, what?! Di sekolah gue ada pembulyan?! Harus gue berantas nih' batin gue saat denger ocehan gak jelas mereka. Guepun lanjut jalan menuju ke ruang kepsek. Sesampainya gue didepan ruang kepsek, gak sengaja gue denger pembicaraan di dalem. Gak niat nguping sih tapikan gue gak sengaja denger, salah sendiri juga ngomong kok keras banget.
"Pa mintain uang di yayasan dong. Aku mau beli iPhone yang terbaru sama makeup ku yang udah abis nih"
"Iya sayang nanti papa mintain. Kamu tunggu aja oke?"
"Oke pa,mintain yang banyak sekalian pa"Gue yang denger itupun mengepalkan tangan kuat buat nahan emosi gue. Gue liat anak yang tadi ngomong sama tu kepsek keluar dengan gaya angkuhnya. Duh... makeupnya tebel banget, pantes tadi minta beliin makeup, orang make makeupnya banyak bener. Dan seragamnya kurang bahan banget sih, apa uang korupsi nya kurang banyak sampek beli baju aja yang kurang bahan. Dia natap gue dari bawah sampai atas dengan sinis.
"Eh nerd apa-apaan lo ngeliatin gue, iri dengan badan gue yang goals ini?" Bentak dia dengan nada angkuhnya. Dan gue cuma natap dia datar dan gue tinggalin aja dia. Bisa gue liat wajahnya udah merah banget siap meledak, dan gue? Gue mah cuek aja. Saat gue masuk ke ruang kepsek, gue bener-bener tercengang dengan ruangan ini. Bayangin aja ruangnya sama mewahnya dengan ruang milik gue, yang notabene adalah pemilik sekolah ini."Oh kamu anak baru yang dikasih beasiswa sama yayasan itu ya" tanya tu kepsek. Gue cuma mengangguk sebagai jawaban. Dan dia ngeliatin gue sama kek anak yang tadi manggil dia 'pa', yang gue artikan dia anaknya kepsek ini.
"Kamu masuk ke kelas XI Ipa 2. Sudah sana cepat kamu masuk ke kelas, jangan kelamaan disini ntar bau ruangan saya" jawab si kepsek sambil ngusir. Gue pun segera keluar dan menuju gedung jurusan Ipa. Disini jurusan Ipa, Ips, dan Bahasa memiliki gedung sendiri-sendiri. Setiap gedung memiliki 3 lantai. Lantai pertama dipakai anak kelas sepuluh, lantai 2 anak kelas sebelas, dan lantai 3 anak kelas dua belas.Gue udah sampai di depan pintu kelas XI IPA 2. Keluarlah seorang guru yang berumur sekitar empat puluhan. Bu Ningsih. Kenapa gue bisa tau? Karena dia adalah satu-satunya orang kepercayaan gue di sekolah ini. Gue liat dia kayaknya gak ngenalin gue. Ya iyalah kan gue dandan kek nerd gini.
"Em... permisi bu saya anak baru" gue liat Bu Ningsih mengerutkan dahinya, kemudian mengangguk. Gue masuk dibelakang bu Ningsih. Murid-murid langsung bisik-bisik saat ngeliat gue.
"Anak-anak mohon diam… kalian mendapatkan teman baru. Sebelum kamu memperkenalkan diri, perkenalkan nama saya Ningsih dan saya mengajar matematika" ujar bu Ningsih memperkenalkan diri. Gue pun mengangguk lalu memperkenalkan diri gue.
"Hai, nama gue Vanessa A. Pindahan dari Surabaya" kataku dengan datar dan dingin. Gue ngeliat ke sekeliling kelas, dan beruntungnya gue gak sekelas sama orang-orang dari masa lalu gue.
"Baiklah kamu boleh duduk di bangku kosong yang ada di belakang" ujar bu Ningsih. Gue pun segera berjalan kearah kursi kosong tersebut. Saat sudah dekat dengan kursi, gue liat ada kaki yang sepertinya bertujuan menyandung gue. Dengan santai gue lewatin aja tanpa terganggu. Setelah itu gue langsung duduk dan mengikuti pelajaran sampai istirahat.*****
Olaaa...
Capt 1 udah selesai nih😣
Jangan lupa VoMent ya😋~P.Nao.L
![](https://img.wattpad.com/cover/150971177-288-k589871.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd
Fiksi RemajaVanessa Adelila. Cantik?sangat, bak dewi Yunani malah. Pintar?umur 17 udah lulus S2 kok. Kaya?dia mah pengusaha muda yang sukses. Tapi segalanya gak bisa dinilai hanya dari coverkan?. Semua orang bilang kalau Vanessa sempurna, tapi dibalik itu sem...