Jangan pernah bosan memberi Voment karena itu adalah semangat untuk author 😊
*****
Leon PoV
Hay gue adalah Leonard Anthony Serlion. Anak pertama di keluarga Serlion. Sekarang ini gue duduk di bangku perkuliahan. Banyak yang bilang gue ini dingin banget. Sahabat-sahabat gue yang dari kecil pun mengatakan hal yang sama. Terutama setelah kejadian itu terungkap,gue emang jadi lebih dingin. Padahal kalau diingat umur gue waktu itu masih 12 tahun. Yang berarti 2 tahun setelah kejadian dimana keluarga gue mengusir adik gue. Yah gue salah satunya sih. Tapi emang gue bodoh, gue lebih percaya sama orang lain dibanding adik gue sendiri. Kakak macam apa gue ini. Gue tau kok, gue bukan kakak yang baik. Tapi gue berharap sekali aja gue mau ketemu sama dia. Gue pengen minta maaf dan peluk dia, bilang ke dia kalau selamanya gue akan sayang sama dia. Dan pertemuan gue dengan seorang nerd pembantu dirumah Adit seakan membawa suatu harapan kalau gue bakal ketemu sama adik gue. Dan gue percaya itu.
Sekarang ini gue di kamar dia. Kamar yang dibiarkan tetap sama saat dia pergi meninggalkan rumah ini. Gue merasa berterima kasih pada adak gue yang paling kecil-Lea- karena dialah yang berhasil membuat kamar ini tetap sama seperti sebelumnya. Yah semenjak dia pergi, hanya Lea putri di rumah ini. Bahkan di umurnya yang kecil Ia berhasil membuat mom dan dad tidak merubah kamar ini. Ia mogok makan dan tidak mau berbicara dengan kami karena berencana membongkar kamar dia. Dan tingkah kekanakannya membuahkan hasil. Kamar ini menjadi tempat untuk melepas rindu kepadanya.
Ah kalian pasti bingung siapa yang gue maksud dengan dia. Dia adalah adikku yang dekat dengan gue. Vanessa Adrianna Serlion. Anna kecil yang selalu tersenyum. Anna yang manja walaupun tidak semanja Lea. Anna yang selalu dapat menjadi penyemangat. Anna yang bisa menghilangkan seluruh rasa lelah hanya dengan melihatnya tersenyum. Seandainya saja dia masih disini, gue mau lihat senyumnya. Mungkin dengan senyum itu gue gak akan sedingin ini, bahkan dengan keluarga sendiri. Yah seandainya.
Tok tok
Suara ketukan di pintu menyentak gue. Terdengar suara Rian memanggil gue.
"Ko ayo makan malam" Kata Rian dengan suara kecil. Mungkin Rian dikenal dingin diluar tapi tidak di dalam keluarga. Berbeda dengan gue yang emang dingin di segala tempat karena hanya senyuman Anna yang dapat mengembalikan gue menjadi pribadi yang hangat. Huftt lebih baik gue turun sekarang.Saat di bawah suasana di meja makan terlihat ramai karena ocehan Lea. Waktu gue mendekat pun suasana tetap tidak berubah meskipun aura dingin gue di dekat mereka. Karena keluarga ini sudah terbiasa. Bertahun-tahun setelah kejadian itu terungkap, keluarga ini memang berubah. Namun lama kelamaan kami mulai terbiasa. Seperti Dad yang akan berangkat pagi-pagi sekali dan tidak mau ikut sarapan. Mom yang akan selalu menyiapkan 1 piring yang dianggap milik Anna. Bahkan saat berbelanja barang untuk kami, ia juga selalu membelikan untuk Anna dan meletakkan di lemari kamar Anna. Lalu Rian yang sering bermain gitar sambil menatap langit membayangkan bernyanyi bersama kembarannya-Anna-. Lea yang sering tidur di kamar Anna dan bercerita tentang hari-harinya seakan Anna ada disana dan mendengarkan curhatan nya. Dan gue selalu dingin di manapun itu kecuali kamar Anna.
'Na, mungkin yang kami lakukan dulu memang keterlaluan. Tapi lihatlah keadaan keluarga mu ini sekarang. Kami kacau Na, kami kacau tanpa mu Anna sayang' batin gue saat sampai di meja makan. Gue duduk dan segera makan tanpa berbicara apapun. Gue tetap pada kegiatan gue sebelum nya hingga sebuah kalimat yang membuat semua orang menghentikan makannya.
"Di sekolah ada anak baru, dia seorang nerd. Tapi aku ngerasa jiwa ku kembali" Kata Rian dengan lirih. Kami semua menghentikan makan dan segera menatap nya. Kalau Rian bilang jiwanya kembali itu berarti Anna ada di dekat kami. Mereka kembar artinya mereka dapat merasakan satu sama lain. Dan kalau tebakan gue bener, artinya nerd itu adalah Anna.
Mom menangis sesaat setelah mencerna kalimat tersebut. Lea menatap kearah Rian dengan tatapan berharap. Dad segera menenangkan mom namun dengan tatapan kosong. Gue pun sama dengan dad. Hanya dapat mematung dengan tatapan kosong. Harapan gue benar-benar tumbuh sekarang.
"Maksud ko Rian nerd yang tadi sama kak Eca? Tapi masa itu kak Anna" Kata Lea sedikit ragu. Tapi matanya tetap menunjukkan binar berharap.
"Iya nerd yang itu. Tadi Rian ketemu dia di perpustakaan, ngeliatin 1 halaman terus. Waktu Rian mendekat, Rian lihat halaman itu berisi keluarga kita." Kata Rian menjelaskan. Kalau dipikir-pikir nerd yang gue temuin tadi pun juga kelihatan shock lihat gue. Jangan-jangan nerd yang gue temuin sama nerd yang di sekolah Rian dan Lea adalah orang yang sama. Lagipula kalaupun emang Anna yang sekarang nerd, gue bakal tetep nerima dia. Gue janji akan tetep sayang Anna sejelek apapun dia. Cukup satu kesalahan yang gue lakukan dulu yang buat Anna pergi. Gue gak akan sanggup kalau harus hidup selamanya tanpa Anna. Setidaknya maaf dari Anna yang bisa buat gue bertahan."Aku selesai" Kata gue singkat saat gue selesai makan. Yah sambil mereka berbicara tentang Anna tadi gue emang tetep lanjutin makan. Gue akan tanya ke Adit tentang pembantu nya itu. Ya gue harus tanya. Untuk sekarang lebih baik gue istirahat.
'Anna koko sayang kamu'
Batinku sebelum jatuh tertidur.
*****
Sesuai janji aku datang membawa cerita ini lebih cepat.
Jangan lupa untuk selalu kasih Vote dan Comment untuk mengisi semangat author agar terus cepat update.~P.Nao.L

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd
Teen FictionVanessa Adelila. Cantik?sangat, bak dewi Yunani malah. Pintar?umur 17 udah lulus S2 kok. Kaya?dia mah pengusaha muda yang sukses. Tapi segalanya gak bisa dinilai hanya dari coverkan?. Semua orang bilang kalau Vanessa sempurna, tapi dibalik itu sem...