"Permisi Mrs. Ah maksudnya bu, apa pak Fadi ada di dalam?" tanyaku pada bu Ratna, beliau baru keluar dari ruang guru saat aku sampai. Mana aku keceplosan pake panggil Mrs.
"Pak Fadi?, kayaknya nggak ada, Ra. Coba cari di ruang TU, mungkin ada" jelasnya ramah.
"Terima kasih bu"
"Ya, saya harus ngajar dulu" katanya lalu pergi meninggalkan ruang guru.
Sampai di ruang TU, aku langsung masuk, sepi. Tapi ada mbak Sena, aku langsung berjalan kemejanya. Kenapa dipanggil mbak, karena pengurus TU paling muda di sini.
"Mbak mau tanya, pak Fadi ada disini nggak, soalnya di kantor nggak ada" tanya ku sopan.
"Munggkin lagi di kelasnya, sekarang kan pak Fadi jadi wali kelas" jawabnya.
"Oh, kalo boleh tahu kelas mana ya?" tanyaku lagi.
"Sebentar saya cek dulu!" mbak Sena ngecek di salah satu map. "Kelas XI Sosial 5"
"Makasih mbak, kalo gitu saya permisi dulu" setelah mbak Sena ngangguk, aku langsung keluar ruang TU terus jalan ke kelas XI Sosial 5 dilantai dua.
Saat naik tangga ke lantai 2 yang notabennya kelas XI, aku bertemu dengan Raja, temen kelas sepuluh dan temen osis juga lagi turun tangga.
"Hai Ara" sapanya.
"Hai" aku mau jalan lagi tapi ditahan sama dia.
"Eh tunggu Ra, ini Id card lo" dia nyodorin Id card ku.
"Kok ada di lo?" tanya ku sambil makai Id card ku.
"Tadi dititipin ke gue. Oh ya, lo tim mana?" tanyanya.
"Gue timnya Dahlia sama Fio, divisi E"
"Oh ya, Ra. Gue mau ngomong sesuatu sama lo" katanya serius.
"Jangan bilang lo mau nembak gue lagi, ditengah tangga lagi!" Raja memang pernah beberapa kali menembakku sejak kelas sepuluh, tahu udah berapa kali, lupa aku. Dia pikir aku bodoh apa sampai mau pacaran sama dia yang terkenal cemburuan, curigaan dan agak playboy. Dan mana mau aku digituin, aku suka kebebasan. Dan juga aku punya prinsip buat nggak pacaran dulu.
"Kalo itu mungkin lain kali, yang sekarang lebih serius lagi"
"Apaan?" aku penasaran.
"Gimana pendapat lo kalo gue nyalon jadi ketos?"
"Kalo gue sih... no probe lo mau nyalon jadi ketos" pendapat ku.
"Dan lo jadi waketosnya"
"APA...!!! Big No Raj!"suara ku meninggi.
"Kenapa?"
"Gue aja mau keluar dari osis setelah ini. Gue pengen nikmatin belajar tanpa keganggu sama osis!" tegas ku.
"Tapi Ra..."
"No tapi-tapian Raj!"
"Please Ra, gue mohon. Lo itu cocok banget jadi waketos. Lo kan pinter, tegas juga, jadi please ya Ra, mau" sikap pemaksanya mulai keluar. Dan aku nggak suka itu.
"Sekali no, tetep no Raj. Udah gue ada urusan yang lebih penting" aku mulai kesel sama dia.
Aku langsung melanjutkan langkahku menuju kelas XI Sosial 5 tanpa memperdulikan teriakan Raja. Aku bernafas lega karena Raja tak mengikutku.
Akhirnya sampai di depan kelas XI Sosial 5. Susah banget nyari pak Fadi, udah keliling lantai satu, malah dilantai dua.
Tok...tok...tok...
KAMU SEDANG MEMBACA
sepatu
Teen Fiction*** "Eh, jerapah...! minggir lo! Main nyelonong aja, gue duluan tahu!" "Siapa suruh pendek kaya kurcaci mungil!" eh, nih orang malah nyolot lagi.