Park Jinyoung

2.4K 184 3
                                    

"Apa? Adik angkat?" Im Jaebum menaikkan alisnya dengan terheran-heran ketika mendengar apa yang dikatakan sang ayah padanya.

"Ah, aku berharap kau bisa menjaga dan menyayanginya seperti adik kandung sendiri."

"Tapi, aku kan-"

"Jaebum, ini hanya sementara, sampai ada yang hendak mengambilnya sebagai anak angkat, kau boleh bernafas lega sesukamu."

Jaebum tak mengerti kenapa dia harus mengurus seseorang yang dianggap sebagai adik angkatnya sementara ini. Dia orang asing, pikir Jaebum. Dirinya baru saja memasuki tahun ajaran baru di tahun keduanya di sekolah tinggi, dan dia tak percaya harus mengurusi adik baru yang tak dikenalnya yang mungkin saja menyusahkan dan merepotkannya. Selain Mark dan Jackson, dirinya sudah malas mengurusi orang lain. Apalagi kini dirinya sedang dekat dengan Choi Youngjae, anak kelas satu yang baru saja bergabung dengan klub dance di sekolahnya dan menjadi vocal duet dengannya. Asyik sekali bersama anak polos itu dan Jaebum berharap akan terus berlanjut.

Jaebum pun menyerah dan menunggu sang ayah memperkenalkan anak itu padanya, dan berusaha bersikap sebagai kakak yang baik dan tegas padanya. Jaebum membelalakan mata ketika melihatnya, seorang lelaki dengan tinggi yang tak jauh beda dengannya, badan kurus, kacamata berframe hitam menutupi matanya di wajah putih dan tampannya, senyuman kecil saja berusaha terlukis di bibirnya yang berisi dan merah muda merona itu, sekaligus dengan sikap sopannya yang malu-malu pada orang baru.

"Jaebum, ini Park Jinyoung. Kedua orang tuanya meninggal setahun yang lalu dan tinggal sementara dengan kakak perempuannya. Namun mengingat dia sibuk bekerja, sang kakak tak bisa mengurusi keperluannya dan akhirnya menitipkannya pada kita sementara." Jaebum melihat tangan besar sang ayah di atas pundak anak itu. Tanpa berusaha menatapnya, anak bernama Jinyoung itu hanya melirik kesana kemari, gugup dan tak sanggup menatap mata Jaebum. "Jinyoung, salammu?"

"Park Jinyoung, mohon bantuannya." Jaebum tak menyangka bahwa anak yang dititipkan akan semenarik dan sependiam itu. Sekaligus begitu pemalu ketika melihatnya.

"Kau bilang dia akan diadopsi? Bagaimana dengan kakaknya?" Jinyoung terkejut ketika perkenalannya tak dianggap sama sekali oleh Jaebum. Jinyoung mengeryit sedih.

"Ah, kasihan sekali bila dirinya sendirian walaupun tinggal dengan kakaknya. Sibuk sekali lho, mungkin dia juga tak sempat memikirkan dirinya sendiri." Jaebum mengeryit kesal.

Kakak macam apa itu? Membiarkan adiknya sampai seperti ini? Gerutunya kesal. Jaebum pun melangkah mendekat, hendak meraih anak yang hendak jadi adik angkatnya itu kini, dan membelalak terkejut ketika Jinyoung memejamkan matanya dengan cepat dan gemetar karena takut. Padanya.

"Ada apa Jinyoung?" yang dipanggil berusaha tak menatap kakak barunya. Yang tak menghiraukan perkenalannya.

"S-saya khawatir hanya akan menyusahkan Jaebum-hyung..." Sang ayah tertawa dimana Jaebum hanya mengerjap dua kali padanya.

"Tidak apa-apa kok Jinyoung, walau wajahnya terlihat judes dan kasar, dia sebetulnya baik kok. Apalagi bila kau sudah mengenalnya dekat." Sang ayah berusaha menenangkan Jinyoung bahwa Jaebum bukan orang yang seperti dalam penampilannya kini. Jaebum mengeryit kesal mendengar ucapan sang ayah yang sebenarnya merupakan pujian untuknya.

"Bukan itu maksud saya-"

"Ah, maaf Jinyoung,"

"Eh?" Jinyoung mendongak dan mengerjap bingung, ketika melihat Jaebum mengusap tengkuk lehernya malu-malu. Jaebum sepertinya menyadari apa yang dimaksud Jinyoung perihalnya.

"Aku sudah bertingkah tak sopan padamu."

Jinyoung mengerjap bingung. "Jaebum-hyung?"

"Im Jaebum, mohon bantuannya juga, Jinyoung." Jinyoung mengerjap terkejut, dia tersadar bahwa Jaebum ternyata mengerti maksudnya khawatir padanya itu. Jinyoung pun tersenyum kecil. Senyuman yang tak pernah Jaebum bayangkan pernah terlukis di wajah seseorang selain Park Jinyoung.

"Iya, Jaebum-hyung!"

Jaebum dan Jinyoung menjadi teman baik dalam sehari setelah pertemuan pertama mereka. Banyak kesamaan dan hal yang mereka sukai, membuat keduanya merasa bahwa itu adalah hal yang paling natural dan wajar di antara mereka. Seolah Jinyoung memang adik Jaebum sejak mereka dilahirkan.

"Jinyoung, kau tahu buku ini?" Tanya Jaebum sembari menyodorkan sebuah buku yang begitu tebal dengan cover depan yang cukup tebal.

"Ah, ini buku perihal kasus detektif terkenal kan? Aku suka sekali!" ucap Jinyoung ketika melihat buku yang ditunjukkan, matanya berbinar penuh bintang. Tanpa sadar ekspresi itu membuat Jaebum tersenyum lebar dengan bangga.

"Bagaimana dengan ini?"

"Ah, aku juga suka! Jaebum-hyung punya buku-buku yang aku sukai ya!" ucap Jinyoung dengan nada seolah dia anak kecil yang suka sekali buku.

"Mungkin kita benar-benar cocok satu sama lain ya, soal buku!" Jinyoung menganga sebelum akhirnya tersenyum. Dia mengangguk penuh semangat setuju akan ucapannya. Rona merah muda menghiasi pipinya yang putih itu.

Jaebum tidak tahu, memiliki teman di rumah yang cukup seumuran dengannya ternyata sangat menyenangkan.

Between Us - You and Me // JJProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang