Mimpi

821 89 1
                                    

Jinyoung ditemani Mark dan Jackson melihat-lihat sementara Jaebum memperkenalkan lagu baru buatannya kepada Youngjae agar bisa dinyanyikan bersama.

"Kau sudah membuat yang baru lagi? Hebat sekali Jaebum-hyung!" Rona merah malu dan rasa bangga terasa menggelitik diri Jaebum.

"Yah, aku hanya belajar."

"Ini bukan level lagi belajar! Lagu-lagumu itu sangat enak didengar! Aku heran kenapa Jaebum-hyung tidak menjadi produser lagu saja." Ucap Youngjae tersenyum lebar dengan polosnya ketika melihat kertas berisikan tulisan acak-acakan Jaebum namun sangat penting.

"Aku hanya berpikir untuk menjadi penyanyi, atau mungkin dancer?"

"Dancer? Ahh, aku sangat tidak kuat bila harus dance." Ucap Youngjae dengan ekspresi terkejut dan nada lemas ketika mendengarnya.

"Tapi ini klub dance lho Youngjae, kau tak salah tempat?" Youngjae menggeleng penuh semangat.

"Aku senang mendengarkan lagu Jaebum-hyung!" Jaebum ternganga. "Apalagi bisa menyannyikannya, itu keren sekali!" ucap Youngjae sembari memilah-milah lembaran kertas di tangannya.

"Kau suka lagu-laguku?"

"Ng? Tentu saja! Aku sering mendengar Mark-hyung dan Jackson-hyung memainkan lagumu di ponsel mereka. Ada beberapa lagu juga yang dinyanyikan Jaebum-hyung dan Jackson-hyung, namun tetap lagu yang enak!" Youngjae nyengir lebar. Jaebum sangat suka anak yang polos dan menarik ini, sekaligus penurut. Dia juga menyayangi baik dirinya maupun Mark dan Jackson, apalagi pada Jinyoung kini disisi mereka. Dirinya pun pekerja keras dan suka menyanyi tidak kalah dari rasa suka Jaebum terhadap musik. Maka itu Jaebum menyukainya.

Sembari mendesah pelan dan senyuman di wajah Jaebum, lelaki itu pun akhirnya meraih kertas yang dipegang Youngjae.

"Ah!"

"Kalau begitu ayo segera berlatih! Kita buat yang lainnya memainkan laguku dan kau, Youngjae!" Jaebum yang tersenyum gigi membuat Youngjae tersenyum.

"Iya!"

Jinyoung, Mark dan Jackson sampai di sebuah perpustakaan. Sekolah itu memiliki perpustakaan yang cukup besar mengingat luasnya lahan sekolah itu. Mata Jinyoung berbinar melihat setumpukan buku yang tertata rapih dalam rak besar yang tinggi menjulang.

"Hebat sekali!" ucap Jinyoung dengan terkagum-kagum dan nada tertahan.

"Aku dan Jaebum sering kesini untuk membaca buku." Mark menambahkan.

"Benarkah? Kalian selalu belajar disini?"

"Aku dan Jaebum sih iya," Mark melirik Jackson yang kini sudah berada di depan rak majalah olahraga. Matanya berbinar ketika membuka majalan perihal fencing. "Jackson kemari hanya untuk membaca majalah olahraga yang meliput perihal fencing."

Jinyoung menghampiri Mark. "Jackson-hyung senang sekali dengan fencing ya?" Mark mengangguk.

"Apa yang dilakukan kedua orangtuanya menurun padanya, dan Jackson mendapati itu menarik dan menyenangkan." Jinyoung tersenyum.

"Senang sekali melihat seseorang mencintai apa yang disukainya." Mark melirik Jinyoung.

"Kau tidak punya?"

"Eh? Ah..." Jinyoung menunduk, wajahnya terlihat malu-malu. "...Mungkin aku, belum menemukannya." Mark mengerjap. Dirinya terdiam menerima jawaban itu. Berusaha memahami, bahwa apa yang diucapkan Jinyoung itu benar, sekaligus dia tidak ingin memaksakan anak itu untuk mengatakannya. Sekaligus Mark bukan tipe yang ingin memaksakan orang lain dan sangat pendiam.

"Jackson, ayo kembali." Ajak Mark dan membuat Jackson menoleh.

"Tunggu! Apa Jinyoung sudah puas?" Jackson akhirnya bergabung.

"Kurasa. Aku akan mencoba menanyakan perihal cara bergabung dan sebagainya nanti."

"Pastikan Jaebum menemanimu ya." Ucap Mark tanpa sengaja.

"Baik." Walau begitu, Jinyoung pun menyetujuinya tanpa ragu.

Between Us - You and Me // JJProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang