Kesepakatan Jinyoung

743 76 3
                                    

Mark dan Jackson akhirnya keluar, diikuti Youngjae di belakangnya dari ruang kaca. Ketiganya mengerjap melihat Jinyoung mematung dan Jaebum menatapnya dengan serius. Jackson menatap keduanya bergantian, sebelum akhirnya memecah suasana hening di antara mereka. "Sekarang kau rebut Jinyoung juga dariku, Jaebum-ah??"

Jaebum dan Jinyoung menoleh bersamaan dengan ekspresi terkejut yang sama.

"HA? Apa maksudmu dengan itu?"

"Kau dan Jinyoung saling berpandangan begitu intim. Siapa yang tidak berpikir bahwa kau akan merebut Jinyoungie???"

"Sejak kapan Jinyoung jadi milikmu, Wang Jackson?" Walau membantahnya, ada rona merah menghiasi pipi Jaebum.

"Sejak awal aku melihatnya~~~" goda Jackson dengan lantang. Mark hanya mendesah pelan, dan Youngjae ikut tertawa.

"Sini kau!"

"Leader Im marah!!" Jackson berlari, mencoba menghindar dari tangan Jaebum yang seolah takkan melepasnya ketika dirinya tertangkap.

Jinyoung yang melihatnya akhirnya tertawa, walau dirinya berpikir Jaebum hanya bercanda dan tanpa sadar mengatakannya. Mark pun duduk di sampingnya. "Apa yang kalian bicarakan?"

"Ah, soal lagu buatan Jaebum-hyung." Ucap Jinyoung sembari mengembalikan ponsel milik Mark. "Aku minta beberapa yang enak. Suara Mark-hyung dan Jackson-hyung bagus untuk rapp, diikuti suara Jaebum-hyung dan Youngjae yang indah."

"Kau mendengarkan lagu yang mirip juga?" Jinyoung tertawa kecil.

"Kakakku yang sering. Dia memperkenalkan beberapa lagu boyband dan girlband padaku, tidak kusangka bahwa nada lagu buatan Jaebum-hyung mirip." Jinyoung memperlihatkan video salah satu boyband yang diketahuinya. "Aku juga cukup sering melihat beberapa videonya sampai sekarang."

"Ah, itu boyband yang kami suka juga. Lagu-lagu mereka bagus." Jinyoung mengangguk setuju ketika Mark sama-sama menyukai boyband yang sama.

"Jinyoung." Yang dipanggil dan Mark mendongak bersamaan, melihat Jaebum yang akhirnya berhenti dan memandang mereka sambil terengah. "Nyanyikan lagu yang tadi bersamaku."

Jinyoung hanya bisa mengerjap bingung. "Apa yang Jinyoung lakukan?"

"Eh?" Jinyoung terkejut.

"Dia menggumamkan beberapa kata, bisa dibilang menjadi lirik untuk salah satu lagu buatanku yang belum ada suaranya." Ucap Jaebum. "Aku merasa suara rendah Jinyoung cocok denganku dan Youngjae. Sudah lama aku mencari suara yang cocok."

"Begitu." Ucap Mark, mencari lagu yang baru saja di dengar Jinyoung dari ponselnya.

"Tu-tunggu! Aku tidak bisa bernyanyi!" Jinyoung mengelak. "Aku memang pernah mendengar lagu-lagu yang mirip dan menonton video musik mereka, namun bukan berarti aku bisa melakukan hal yang sama!" ucap Jinyoung, tidak ingin merepotkan ketiganya yang sedang serius membuat lagu dan menjalankan klub dengan baik itu.

"Jinyoung." Kini Mark yang bersuara, membuat adik angkat Jaebum itu menoleh. "Kau bilang kau belum menemukan sesuatu yang bisa membuatmu mencintai apa yang kau sukai bukan?"

Jinyoung mengerjap dua kali. Dirinya teringat ucapannya di perpustakaan.

"Senang sekali melihat seseorang mencintai apa yang disukainya." Mark melirik Jinyoung.

"Kau tidak punya?"

"Eh? Ah..." Jinyoung menunduk, wajahnya terlihat malu-malu. "...Mungkin aku, belum menemukannya."

"...Iya." Jinyoung mengatakannya dengan nada pelan.

"Jaebum dan Jackson memilikinya." Dua orang yang dimaksud berdiri bersebelahan kini. "Aku dan Youngjae juga." Anak polos itu muncul dari balik punggung Jaebum. Wajahnya memang sangat polos terlihat. "Siapa tahu, menyanyi juga merupakan hal yang bisa kau cintai dan kau lanjutkan hingga ke depannya." Mark mendongak, menatap Jaebum yang tak mengubah ekspresinya. "Jaebum juga mencari sesuatu yang dibutuhkannya, dan akhirnya mendapatkannya. Bukankah kau senang dengan itu?"

Jinyoung menatap kakak angkatnya. Lelaki itu hanya menatapnya, serius sekaligus lembut. Jinyoung tidak pernah melihat seseorang mengharapkan sesuatu darinya.

"...Tentu saja aku senang."

"Daripada berpikir akan merepotkannya." Jinyoung melihat Mark menepuk pundaknya.

"Aku tidak merasa direpotkan." Mark memberinya tatapan kesal, yang entah mengapa berhasil membuat Jaebum terdiam membisu.

"Bagaimana bila menggantinya dengan bekerja keras untuk Jaebum?" Jinyoung mendongak menatap sang kakak lagi. "Kau bisa mengganti kerepotan yang dirasakan Jaebum dengan melakukan sesuatu untuknya."

Jinyoung dan Jaebum memasang ekspresi terkejut yang sama. "...Melakukan sesuatu?" Mark mengangguk.

"Dengan mengikuti apa yang diinginkan Jaebum darimu." Mark menunjuk Jinyoung. "Dia ingin kau dan dirinya menyanyi di salah satu lagunya kan? Tidak masalah dong, hanya satu lagu saja?"

Jinyoung terlihat ragu. Dirinya hanya tidak percaya diri dan yakin. Dirinya belum pernah diharapkan melakukan sesuatu, selain oleh sang kakak satu-satunya. Kini, kakak angkatnya mengharapkan hal itu. Jinyoung tak ingin merepotkannya, namun lelaki itu berharap agar dia bisa melakukan sesuatu untuknya. Bersamanya. Jinyoung menarik nafas perlahan, membuangnya perlahan.

Jinyoung mendongak menatap Jaebum yang tak beralih darinya. "Baiklah, Jaebum-hyung." Ekspresi Jaebum berubah seketika. "Bila aku mampu melakukannya, biarkan aku melakukannya."

Jaebum menarik Jinyoung berdiri. Keduanya kini berdiri tak jauh dari satu sama lain, tangan saling berpegangan satu sama lain. Senyuman melebar di wajah Jaebum. "Kau-lah yang kuinginkan!"

Walau tahu artinya adalah suaranya, rona merah tak luput dari wajah tampan Jinyoung. Senyuman pun terlukiskan. Jinyoung sangat senang ketika dirinya bisa melakukan sesuatu untuk orang lain, apalagi Jaebum, daripada merepotkannya. Mark, Jackson dan Youngjae pun disana bersamanya. Jinyoung mengangguk kecil. "Mohon bantuannya."

Setelah menerima permintaan Jaebum, Jinyoung memutuskan bergabung dengan klub dance dan menjadi pengurus perpustakaan sementara. 

Between Us - You and Me // JJProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang