Dirimu yang Tak Kuketahui

636 76 2
                                    

Setengah dari lagu yang mereka nyanyikan bersama hampir selesai. Jinyoung yang kerap mendengarkan lagu dari ponselnya ketika dirinya sedang di kelas dan sedang luang pun membuat teman-temannya yang kini menyayanginya menghampiri.

"Jinyoung, lagu apa yang kau dengar?"

Yang dipanggil mendongak. "Eh? Ah..." Jinyoung tidak tahu apakah dirinya harus memberitahu bahwa lagu yang didengarnya lagu buatan Jaebum atau tidak. Walaupun Jaebum tidak memberikan alasan mengapa dia tidak mengirimkan lagu buatannya ke sebuah studio lagu ataupun agensi hiburan tertentu, bukan berarti ada yang melarang orang lain untuk mendengarkan lagu buatan Jaebum. Jinyoung sendiri yang merupakan adik angkatnya yang baru saja diizinkan mendengarkannya sekaligus bernyanyi bersamanya dalam sebuah lagu yang merupakan buatannya. "...Lagu hasil dari klub-ku..."

"Ah, kudengar kau bergabung dengan klubnya Jaebum-hyung ya?"

"Mereka keren sekali ketika menyanyi dan dance!" Jinyoung mengerjap mendengarkannya.

"...Kalian tahu?"

"Tentu saja! Klub mereka sangat terkenal dan banyak yang suka!" Jinyoung mengerjap sebelum mendesah pelan. Dirinya berpikir bahwa mungkin tidak masalah bila teman-temannya mengetahui lagu buatan Jaebum.

"Apa kalian mendengarkan lagu-lagu mereka?"

"Yah, aku mendengarkan beberapa dari Youngjae..."

"Jaebum dan Mark hyung nggak ingin membagikan lagu-lagunya pada siapapun sih." Jinyoung mengerjap beberapa kali, sebelum memalingkan pandangannya. Mark-hyung dengan mudahnya memberiku lagu-lagu buatan Jaebum-hyung... gumam Jinyoung dalam hatinya.

"Walau mereka keren, agak sedikit pelit soal hasil karya mereka." Jinyoung bisa melihat tertawa terpaksa. Walaupun begitu, ternyata tidak sedikit yang mengetahui klub dance Jaebum dan yang lainnya. Anggotanya pun bertambah dengan Jinyoung sendiri.

"Apa yang biasa kau lakukan disana?"

"Eh? Ah..." Jinyoung mengerjap. "Berlatih menyanyi dan... dance?"

"Keren!"

"Perlihatkan sekali-kali dong!" Jinyoung tertawa kecil ketika melihat antusias di mata teman-temannya itu.

"Baiklah... walau aku tidak sepandai mereka."

"Setidaknya kau diajari orang yang sudah biasa nyanyi dan dance!"

Jinyoung tidak tahu bahwa klub dance Jaebum dan yang lainnya cukup terkenal dan disukai. Dirinya yang baru saja mengalami lagi trauma yang lalu, dan kini teman-teman barunya akan melindunginya segenap kemampuan mereka, merasa bahwa dirinya masih orang luar. Walaupun mereka baik hati dan bertekad melindunginya, ada sesuatu yang tidak diketahuinya ketika dirinya berada disana. Di sekolah Jaebum, kakak angkatnya.

Jinyoung mengingat bagaimana Jaebum yang tidak ingin lagunya diketahui orang banyak dan hanya beberapa orang saja yang merupakan temannya yang mengetahuinya. Ayahnya sendiri tidak tahu mengapa Jaebum seolah menahan diri dan memiliki alasan lain untuk tidak maupun belum mempublikasikan lagunya pada publik dan orang banyak. Banyak yang sudah percaya bahwa lagu-lagu buatan dari klub dance Jaebum sangatlah berkualitas dan enak untuk didengar. Jinyoung pun memutuskan bahwa tidak masalah dirinya membagi lagu-lagu Jaebum dengan teman-temannya untuk di dengar bersama.

Hari itu Jackson bilang bahwa Jaebum akan mengajak Youngjae ke sebuah toko musik di tengah kota yang tak jauh dari sekolah mereka. Walau tak mengajak Jinyoung, Jackson dan Mark sembari menyebutkan bahwa itu adalah kencan oleh Jackson, Jinyoung dipaksanya untuk ikut mengintai keduanya yang kini dalam dunia milik berdua menuju toko musik itu. Keduanya terlihat asyik membicarakan perihal lagu kesukaan mereka.

"Kudengar artis ini mengeluarkan lagu baru!" ucap Youngjae sembari menunjukkan sekilas teaser dari artis yang dimaksud.

"Wah, aku jadi ingin dengar lagunya."

"Mereka sudah punya lho!" Jaebum tersenyum gigi.

"Makanya aku mengajakmu kesana."

"Ng!" Youngjae membalas senyuman Jaebum dengan bahagia dan polosnya, seolah dirinya memang anak kecil yang ingin dimanja kakaknya.

Keduanya kini terlihat sedang menikmati minuman dari sebuah café yang disediakan dari sebuah truk yang ramai oleh anak-anak sekolah dan orang-orang sehabis kerja. Ekspresi keduanya yang seolah lupa dunia di sekitar mereka sedikit membuat dada Jinyoung berdenyut. Jackson dkk yang tak jauh dari sana ikut menikmati minuman itu.

"Ini enak sekali!"

"Ssshhh!!" Ucap Jackson pada Jinyoung yang tak sengaja menyeruarakan rasa nikmat dari minuman yang dibelinya kali ini. Jinyoung pun langsung membekap mulutnya ketika Jaebum menoleh ke sekitar, seolah mendengar suara yang tak asing baginya tak jauh dari dimana dirinya dan Youngjae berada. Sembari menyembunyikan wajah dan berpura-pura mengobrol, Jaebum berhasil ditipu oleh Jackson dkk.

"Kenapa kita harus mengikuti mereka seperti ini sih?" Gerutu Mark ketika Jaebum tak menyadari mereka diikuti. "Bukankah kita bisa ikut bersama mereka ke toko musik?"

"Aku tahu! Tapi begini lebih asyik tahu!" Jackson menoleh pada keduanya, membuat Jinyoung dan Mark mengikuti. "Bukankah kau penasaran bagaimana hubungan keduanya sejauh ini?" Mark hanya bisa mendesah pelan. Walaupun agak sedikit tidak enak mengikuti Jaebum dan Youngjae diam-diam hanya demi melihat kedekatan keduanya, Mark tetap penasaran bagaimana perlakuan Jaebum pada Youngjae. Jinyoung mengerjap beberapa kali ketika mendengarkan percakapan Mark dan Jackson. Mereka akhirnya melihat Jaebum dan Youngjae bangkit dari kursi mereka dan kembali beranjak menuju toko musik. Toko itu berada di sebuah mall besar yang berada tepat di hadapan mereka kini.

Sebelum kedatangan Jinyoung, mata Jaebum hanya menatap Youngjae yang polos dan penuh semangat itu. Anak itu pun baik hati dan penurut. Jackson dan Mark pertama kalinya melihat Jaebum seperti orang yang dilanda asmara. Lelaki itu jarang sekali menunjukkan perasaannya akan seseorang, baik itu gadis maupun lelaki. Namun ketika melihat Youngjae, Jaebum seolah mendapatkan semangat lain dan membuat harinya semakin bersemangat. Matanya berbinar seolah apa yang dilakukannya hari ini akan berjalan lancar apabila Youngjae disisinya. Maka itu dia terus-terusan meminta Mark dan Jackson membantu Youngjae agar anak itu bergabung dengan klubnya tanpa paksaan dan permintaan yang halus. Diketahui setelahnya, bahwa Youngjae benar-benar menyukai lagu Jaebum dan akhirnya bergabung sebelum Jackson dan Mark memintanya bergabung.

Jinyoung yang mengikuti Jackson dan Mark yang sibuk memandangi Jaebum dan Youngjae dari jauh merasakan sesuatu yang lain. Dirinya merasa terasingkan. Jaebum yang hanya berstatus sebagai kakak angkatnya melindungi dan mendidiknya sebagai kakak pada umumnya, Jackson bertingkah sebagai teman sebaya yang benar-benar menghibur dan menjadi mood-maker di sekitarnya, dan Mark bersikap sebagai kakak kelas yang baik hati dan perhatian, seolah sedang menilai kemampuan dan sifat yang dimiliki Jinyoung. Dirinya tidak tahu rasanya dikelilingi orang-orang yang memiliki sifat yang beragam sekaligus hubungan yang mereka miliki. Yang pasti, Jinyoung mengetahui bahwa Jaebum memiliki perasaan tertentu pada Youngjae, dan itu yang mungkin dimilikinya kini terhadap sang kakak angkat.

Jinyoung mengeryit. Akankah aku menemukan seseorang yang bisa membuatku merasa seperti yang Jaebum rasakan ketika melihat Youngjae? Tanya Jinyoung dalam hatinya sembari mencengkram dadanya. Kenapa aku harus merasa iri ketika melihat kedekatan Jaebum-hyung dan Youngjae? Jinyoung mendongak menatap keduanya yang tertawa. Padahal aku bukan siapa-siapa

Between Us - You and Me // JJProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang