Special 1 - Ikatan Istimewa

287 26 0
                                    

Setahun berlalu setelah Jinyoung menetap dengan keluarga Jaebum sebagai keluarga. Jaebum sendiri sudah cukup akrab dengan kakak perempuan Jinyoung yang sangat baik hati dan ramah. Tidak kalah berbeda dengan adiknya sendiri, walau Jinyoung lebih pendiam karena trauma yang didapatnya itu. Kakak perempuan Jinyoung sangat bahagia melihat kedekatan Jinyoung dengan Jaebum yang layaknya saudara kembar yang tak terpisahkan. Kakak perempuan Jinyoung pun sudah memiliki pekerjaan yang lebih cocok untuknya dan bisa melewati banyak hal bersama-sama dengan Jinyoung di rumah dan keluarga baru mereka.

"Aku tahu kamu sering cerita soal Jaebum, tapi aku nggak tahu dia se-tampan ini!" ucap sang kakak yang kini menikmati foto-foto terbaru dirinya dengan Jaebum dan teman-teman di album foto.

"Hentikan kakak!" Rona merah menghiasi wajah putih Jinyoung ketika sang kakak memeluk adik lelaki kesayangannya itu dengan erat. "Jangan berkata seolah Jaebum hyung itu pacarku!"

"Lho, bukan ternyata?" sang kakak terkekeh.

"Hei! Kenapa kakak sekarang berkata kalau Jaebum hyung itu memang pacarku? Kita ini saudara lho!" gerutu Jinyoung membantah kalau Jaebum adalah kekasihnya. Keduanya tahu bahwa Jinyoung dan Jaebum memang akrab dan sampai dianggap sebagai pasangan dan soulmate, namun bukan berarti mereka tidak tertarik pada perempuan.

"Bukannya kamu juga pernah cerita kalau Jaebum tertarik pada Youngjae?" godanya dan malah membuat Jinyoung semakin memerah padam.

"...Makanya bukan berarti dia jadi pacarku kan! Lagipula Jaebum hyung memang tertarik pada Youngjae, dan mungkin saja menjadikannya pacar." Jinyoung terus membantahnya dengan keras.

"Jinyoung-ah, kenapa kamu tidak ingin Jaebum jadi pacarmu?" sang kakak bertanya sembari mengeryit.

"Eh? Memangnya kakak mengizinkanku?" Jinyoung memasang ekspresi polos dengan agak sedikit terkejut.

"Wah, kau memang tertarik secara romantis pada Jaebum ya," kakak perempuan Jinyoung kembali tersenyum gigi.

"Tu- kakak, bisa tidak berhenti menggodaku!" Jinyoung mencoba melepaskan tangan kecil yang melingkar di lehernya.

"Habis melihatmu yang tersipu itu sungguh menyenangkan!" ucapnya sembari menyentuh pipi Jinyoung yang cukup kenyal dan berisi. "Sangat menggemaskan!"

"Kalian berdua, makan malam sudah siap lho,"

"Ah, iyaa!" sang kakak perempuan menoleh ketika ayah Jaebum memanggil mereka untuk makan malam.

"Ada apa ini, kalian begitu seru," ucap sang ayah dengan ketertarikan tertentu.

"Ini lho ya..."

"Tidak! Bukan apa-apa!" Jinyoung bangkit berdiri dan melepaskan tangan sang kakak yang hanya tertawa senang melihat tingkah adiknya yang kewalahan. "Kakak juga hentikan menjodohkanku begitu dong!"

"Hei, aku kan hanya senang melihatmu bahagia." Jinyoung melihat kakaknya menepuk ringan pundaknya.

"Aku tahu tapi kan..." 

"Maksudmu soal Jaebum?" Mereka menoleh ketika ayah Jaebum menanyakannya dengan ekspresi polos. "Eh? Bukan ya? Kukira soal kedekatan Jaebum dengan Jinyoung ini."

"Ah! Anda tahu betul sekali maksudku!" sang kakak mengikuti ayah Jaebum yang menyilakannya keluar dari kamar untuk menikmati makan malam.

"He-hentikan!" Rona merah menyelimuti pipi Jinyoung yang mengikuti kakaknya dan disambut tawa oleh mereka.

Makan malam di keluarga Jaebum sungguh ramai kini. Tidak hanya pembicaraan kakak perempuan Jinyoung yang begitu ramai dengan ayah Jaebum, melainkan kakaknya yang cukup aktif berbicara dengan seluruh anggota keluarga. Terkadang menggoda Jinyoung yang dekat dengan Jaebum.

"Jinyoungie, apa album itu sudah penuh?" tanya Jaebum di sela-sela makannya.

"Belum, kenapa memangnya?" Jinyoung mengatakannya setelah meminum air di gelasnya.

"Aku punya foto menarik lainnya untuk dimasukkan."

"Sungguh? Aku ingin lihat!"

"Kemarin, aku, Mark dan Jackson pergi ke sebuah acara musik gitu,"

"Ah, yang hyung bicarakan itu?" Jaebum mengangguk. "Bagaimana?"

Jaebum mendecakkan lidah dan Jinyoung sangat paham ekspresi yang ditunjukkan sang kakak angkatnya itu. "Aku bingung harus mengungkapkannya bagaimana, pokoknya luar biasa." Jinyoung hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan di wajah Jaebum.

"Apa hyung punya rekaman video atau fotonya?"

"Untuk foto yang kusebutkan barusan..." Jaebum terdiam ketika Jinyoung mengangguk dengan antusias. "Video aku punya sebagian dari Mark dan Jackson yang merekamnya juga. Aku hanya merekam sebagian karena terlalu asyik," Jaebum terkekeh.

"Kalau tidak salah acaranya sekitar dua jam bukan?" Jaebum mengangguk.

"Namun penuh dan ramai sekali. Jinyougie pasti terkejut deh." Jaebum tersenyum gigi.

"Waah, sayang sekali aku nggak bisa ikut." Jinyoung mendesah pelan dan membuat Jaebum terkekeh.

"Lain kali, pastikan kau bisa." Jaebum menepuk pundak Jinyoung.

"Ng!" Senyuman lebar muncul di wajah adik angkatnya itu.

Jinyoung memang merupakan tipe pendiam yang tidak begitu manja dan tahu cara menjaga diri semenjak tinggal dengan Jaebum dan dikelilingi oleh teman-teman yang menyayanginya. Namun ayah Jaebum dan kakak perempuannya dapat melihat bagaimana Jinyoung begitu kekanakan dan manja di hadapan Jaebum. Mereka merasakan kehangatan dan keakraban dari Jaebum dan Jinyoung itu bahwa keduanya menyayangi dan menjaga satu sama lain.

"Bagaimana mereka bisa se-akrab itu?" tanya kakak perempuan Jinyoung pada ayah Jaebum.

"Yah, awalnya saya juga nggak yakin mereka bisa akrab, apalagi Jaebum kelihatan menolak mengurus seorang adik," kakak perempuan Jinyoung hanya mengangguk. "Namun sepertinya pandangan Jaebum pada Jinyoung berubah seketika setelah melihatnya."

"Yah, dia memang polos dan lucu sih." Ayah Jaebum tertawa ketika kakak perempuan Jinyoung membanggakan adik lelakinya itu.

"Keduanya suka buku, dan saya bisa melihat mereka akrab hanya dengan membicarakan buku. Untungnya selera mereka sama." Keduanya tertawa kecil. "Bukan hanya itu, sepertinya setelah dikenali dunia musik olehmu, Jinyoung pun menikmati musik."

"Ah, lagu-lagu yang pernah anda ceritakan adalah buatan Jaebum dan teman-temannya?" sang ayah mengangguk. "Hebat sekali ya, lagu-lagunya sungguh enak dan menyenangkan. Aku tak percaya Jaebum dan Jinyoung dapat membuat kolaborasi dalam lagu begitu cepat dan sungguh bagus seperti itu."

"Saya sendiri juga tidak percaya akan kombinasi mereka itu." Sang ayah tertawa kecil. "Namun, keduanya sama-sama menikmati apa yang mereka kerjakan kini, dan saya sungguh bersyukur untuk itu."

Kakak perempuan Jinyoung mengerjap. "Sepertinya hobi mereka bertambah ya?"

"Ah, Jaebum terkadang suka mengambil foto, dengan menggunakan kamera film." Kakak perempuan Jinyoung melirik pada sang ayah. "dan setelah mengajarinya beberapa kali pada Jinyoung, adikmu itu langsung dengan cepat beradaptasi dengannya dan menghasilkan fotografi yang tak kalah bagusnya dengan Jaebum. Saya terkejut."

"Begitu." Kakak perempuan Jinyoung tersenyum begitu lembut.

Keduanya melihat Jaebum dan Jinyoung asyik tertawa melihat hasil foto yang diperlihatkan Jaebum di atas meja setelah makan malam mereka habis. Keduanya membicarakan mana foto yang bagus untuk dimasukkan album dan mana yang hanya menjadi hiburan untuk mereka. Jinyoung sendiri berbagi foto yang telah dirinya ambil beberapa hari sebelumnya. 

Between Us - You and Me // JJProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang