#8, Flash Drive

1.3K 179 33
                                    










"Apa kau sama sekali tak ingin membuka itu?"

Hakyeon memutar badannya menghadapku dengan raut wajah kesal, "Nanti, jangan sekarang!"

"Memangnya akan ada apa sih jika kita buka?!"

Ia menggigit bibirnya, " I have a bad feeling,"

Aku mengambil amplop di tangannya, "Kalau kau takut biar aku saja,"

"Tanggung sendiri kalau terjadi sesuatu," katanya memberi peringatan.

Aku mengangguk kemudian merobek amplop coklat polos bertuliskan UrgenT dengan huruf 'T ' yang ditulis terbalik, entah apa maksudnya.

"Kenapa?" Tanya Hakyeon yang melihatku terdiam cukup lama.

"Flash Drive!" Seruku.

"Huh apa?"

"There is a Flash Drive inside here!"

Lantas aku mengeluarkan barang di dalam amplop lalu memperlihatkannya pada Hakyeon.

Hakyeon mengernyit bingung kemudian mengambil Flash Drive itu dari tanganku.

"Ayo kita lihat!"

Ia menggeleng ricuh kemudian  memasukkan Flash Drive itu kedalam amplop kembali.

"Apa sih yang kau takutkan? Mungkin saja itu informasi penting!" Seruku.

Ia kembali menggeleng, "Dan mungkin saja itu jebakan!" Tambahnya.

Tanpa persetujuannya aku mengambil kembali Flash Drive tadi dan beranjak pergi ke kamarku.

Aku duduk di atas ranjangku dan memasang Flash Drive itu pada laptopku. Aneh, pikirku. Pasalnya hanya ada satu file bernama 'unnamed' disana, dan saat aku buka juga hanya ada satu video disana.

"Tunggu aku!" Seru Hakyeon sedikit berlari ke arahku.

Setelah Hakyeon duduk, aku langsung memutar video itu.

Weird

Itu kesan pertama dari yang aku lihat.
Hanya gelap kemudian terdengar suara gaduh dan mulai terlihat jendela-jendela yang hampir semua sudah pecah -sepertinya itu bangunan tua-

Kemudian orang di dalam video itu berjalan menuruni anak tangga hingga ia berhenti di salah satu jendela dan memperlihatkan amplop coklat persis seperti yang aku dapatkan tadi.

"I put it here." Katanya sebelum menaruh amplop itu.

Setelah itu ia memperlihatkan suasana sekelilingnya termasuk suasana malam di luar jendela.

"You have to take it within thirty minutes after seeing this video ...."

"... or something bad happened."

Lalu muncul stopwatch yang mulai berjalan membuatku dan Hakyeon panik, aku berusaha memundurkan video itu namun nihil, stopwatch itu terus berjalan dengan cepat.

"Kau tau tempat itu Chan?" Tanya Hakyeon.

Aku menggeleng, "Mana tau aku tempat seperti itu."

"Kau tau?"

"Tidak." Jawab Hakyeon.



















Sudah hampir sepuluh menit kami berkendara namun tempat yang dimaksud tadi sama sekali tak terlihat.

Hening, aku dan Hakyeon sibuk berperang dengan pikiran masing-masing. Dalam video tadi aku hanya ingat pagar besi hitam lumayan tinggi, jalanan gelap yang sepi dan ruangan penuh dengan coretan -entah coretan apa itu-

Hingga tersisa lima belas menit dan kami belum mendapatkan clue lagi.
Kami panik -sangat panik bahkan-

"Bagaimana ini??" Tanyaku gelisah.

Hakyeon mengendikkan bahu masih sibuk melihat keluar jendela.

Drrtt..

Ponselku bergetar kemudian terlihat pesan masuk dengan nomor tidak dikenal.

Aku menyuruh Hakyeon membaca pesan itu lalu tiba-tiba saja ia malah menelepon nomor tidak dikenal itu.

"Kau ngapain sih?"

Hakyeon tak menjawab dan terus-terusan menelepon nomor itu.

"Hey kau kenapa?"

Ia memukul lututnya sendiri lumayan keras kemudian mengusap rambutnya gusar.

Hakyeon memberikan ponselku, "Cepat tancap gas kita kesana sekarang!"













Sampai disana benar saja, bangunan tua dengan dua lantai, jalanan sepi, pagar besi, dan banyak jendela yang sudah rusak sama seperti di dalam video, hanya saja bedanya ini siang hari.

Hakyeon masuk ke dalam tanpa suara sedangkan aku mematung melihat suasana aneh di sekitarku.

Sudah hampir lima menit Hakyeon tak kunjung datang dan aku masih enggan masuk ke dalam sana, aku takut.


Mataku tak henti menyusuri sekitaran sampai akhirnya tak sengaja menangkap seorang wanita tengah menatapku dari jendela di lantai dua, mata kami sempat bertemu namun dengan sangat cepat ia menghilang.

Ya tuhan apa itu tadi?

Brakk!

Aku memalingkan wajahku ke arah pintu masuk yang lumayan jauh dari tempatku berdiri, disana Hakyeon berlari dengan air muka panik dan menyuruhku untuk segera masuk ke mobil.

"Ada apa?"

"Cepat pergi dari sini!" Serunya sambil mengatur nafas dan terus-terusan menoleh ke pintu masuk.













"Aku nggak tau yang tadi itu nyata atau bukan,"

Psychopath InstinctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang