Psychopath Instinct

#14, Odd

Masih pada hari yang sama,

Aku berdiri tepat di depan sebuah pintu tua besar perpustakaan kampusku. Tempat dimana Baekhyun menunggu.

Ragu ragu aku memasuki ruangan senyap penuh buku itu, dan sedikit berkeliling mencari dimana Baekhyun berada.

Dari kejauhan nampak Baekhyun yang tengah duduk sembari menatap rak-rak buku didepannya dengan tatapan kosong.

Bersamaan dengan langkahku yang ketiga ketika aku mendekati posisinya, dia tiba-tiba tersenyum sambil bergumam sendiri.
Apa dia sudah gila?

"Oh kau sudah datang!" Serunya saat sadar aku sudah disini.

"Kenapa kamu ingin bertemu Chan?" Tambahnya, langsung ke inti.

"Jangan disini, aku takut mengganggu." Kataku memelankan suara sambil memperhatikan orang-orang yang duduk tak jauh dari tempat kami.

Sepertinya mereka terganggu, tapi Baekhyun terlihat sama sekali tidak peduli.

"Huh? Kalau disini kita tidak leluasa bicara." Tambahku masih dengan suara setengah berbisik.

Baekhyun tak menjawab, ia melamun kemudian meletakkan buku yang sedari tadi dipegangnya dan mengambil surat dari dalam tasnya.

"Apa ini?" Tanyaku kebingungan tapi ia malah hanya membalasnya dengan senyuman getir.

Saat aku hendak membuka surat itu, Baekhyun menahan tanganku.

"Jangan dibuka sampai kau mengerti keadaanku."

Ia menghela napasnya berat sebelum kembali berbicara, "Aku sekarang tinggal di apartement kakakku, jika kamu mendengar berita tentang apartement tolong bantu aku."

Dahiku mengernyit melihat air muka Baekhyun yang kelihatan sangat serius. "Berita apa yang kau maksud? Apa kau sedang dalam kesulitan?"

"Pokoknya saat kamu sadar situasinya, tolong jangan beritahu orang lain." Katanya mengakhiri percakapan janggal ini.

Baekhyun pergi dengan tas punggunggnya meninggalkan aku dan dua buah buku, aku ingin mengejarnya tapi aku lebih tertarik dengan buku yang ia tinggalkan. Sebuah buku agenda dan sebuah buku ensiklopedia miliknya.

Apa dia punya maksud lain meninggalkan dua buku ini dan sepucuk surat?