📎1

183 7 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment ^¬^

"Terima kasih atas kunjungannya hari ini," ucap seorang pelayan pria di sebuah cafe kecil kota terpencil. 'MISTRAL' nama cafe itu.

(bagian luar cafe)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(bagian luar cafe)

(bagian dalam cafe)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(bagian dalam cafe)

Dilihatnya seorang yang masih setia menunggu, duduk pada sebuah kursi di sudut ruangan cafe itu. "Ryon?" panggil pria itu pada seorang pelayan yang lain.

"Apa?" Jawab seorang pria yang bernama panggilan Ryon.

Dilihatnya jam yang melingkar pada tangannya, sebentar lagi waktunya cafe tutup, dan kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya, mungkin karena cafe itu sepi pengunjung, "Katakan sesuatu padanya," Suruh pria yang tadi memanggilnya. Dia menunjuk seorang yang masih duduk di dalam cafe dengan ujung dagunya.

"Ngak mau, kamu aja, Kenanth! Kan kamu baru, lumayan buat tambah pengalaman," ucap Ryon.

Dengan enggan, pria tadi, Kenanth, berjalan menuju tempat pengunjung yang entah dari tadi hanya duduk menatap layar ponselnya tanpa memesan satupun menu yang disediakan di cafe itu. Tentunya dengan dibuntuti Ryon, "permisi, maaf jika menganggu, anda telah membuang 5 jam 58 menit 47 detik waktu anda di sini. Jadi mohon tinggalkan tempat ini jika sudah tidak ada perlu, tempat ini sebentar lagi akan tutup," ucap Kenanth dengan wajah datar. Namun dengan kata-kata yang dibuat sesopan mungkin.

Pengunjung dengan kacamata hitam dan topi yang dipakai rendah, menoleh, dilepasnya kacamata yang tadi dikenakannya. Hal itu sukses membuat Ryon tak berkedip beberapa detik dengan ekspresi wajah kaget. Ternyata pengunjung itu seorang gadis yang sangat cantik, dan dia tampak familiar!?

Belum sempat gadis yang wajahnya tak kalah datar itu membalas ucapan Kenanth, Ryon satu langkah lebih cepat menarik temannya untuk menjauh. Membawa pria itu masuk ke dapur untuk melakukan negosiasi. "Itu tadi percobaan usir cantik pengunjung, berikan saja semua menu yang kita punya saat ini," Bukan negosiasi, lebih tepatnya paksaan.

Queen Of Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang