Park Life

-23-

"Gak ada gunanya lo nangis-nangis gara-gara Sei gak ditemuin. Emang dengan cara lo nangis Sei bisa balik? Gak bisa Kei!!" Jisoo kesel liat Kei yang nangis sejak semalam Sei gak ditemuin. Kei ngerasa bersalah gak ngangkat telefon tapi malah tidur.

"Gue tuh gak bisa jaga saudara gue sendiri gimana bisa gue jaga istri gue kelak?!" Lisa ngehela nafas.

"Heh kutil, lo mau nikah? Ini bukan salah lo!!"

"Berisik!!" Chanyeol ngeliat anaknya sama teman-teman anaknya jengah.

Kring..

"Halo?"

"Halo pak, saya menemukan sebuah barang yang diduga punya anak bapak, lebih lanjutnya bapak ke sini."

"Saya bayar kamu tapi saya yang berasa babu tau!!" diseberang telfon cuma terkekeh.

Chanyeol cepet-cepet bergegas ke tempatnya detektif conan. Eh gg.

"Dad Sei ketemu?" Chanyeol ngegeleng.

"Barang nya Sei."

"Aku ikut."

"Nggak!"

"Om aku ikut ya." empat jamur yang ada di rumah malah kompak pengen ikut.

"Hhh yaudah bareng Kei." Rose senyum.

"Key om."

+++

"Ini tas sama hp, gak tau punya siapa?"

"Itu punya Sei!!"

"Iya, kita kembaran case hp." Jennie nunjukin case hp yang dia pake.

"Tasnya punya aku, Sei minjem waktu mau ketemu Woojin." Lisa nunjuk tas yang ada bercak darahnya.

"Woojin?"

"Temen kelompoknya Sei." Chanyeol mikir sebentar.

"Rumahnya Woojin dimana?" Lisa, Jennie, Rose, Lisa kompak ngegeleng.

"Kalian punya contact nya Woojin?"

"Oh ini, waktu itu Sei minjem hp aku buat nelfon Woojin." Rose ngasih hpnya ke detektif yang disewa Chanyeol.

"Bentar saya lacak dulu. Pinjam hp kamu." Detektif Lee dengan cepat menghidupkan laptop buat ngelacak Woojin.

"Ketemu!" Detektif Lee tersenyum dan mengangguk.

+++

Tok..tok...

"Iya?" Woojin ngebuka pintu rumahnya.

"Woojin?" Woojin ngangguk ragu-ragu.

"Saya boleh nanya?"

"Siapa ya?"

"Papanya Sei." Woojin komuknya agak kaget gitu terus mempersilahkan Chanyeol sama Detektif Lee masuk.

"Ada apa ya om?"

"Kamu semalam dari cafe Yup sama Sei?" Woojin ngangguk.

"Iya om, emang kenapa?"

"Sei gak balik sampe sekarang."