8. Brian's Promise

6.9K 394 6
                                    

Makan malam di rumah besar itu terasa sangat hangat dan ramai. Biasanya Brian sampai harus memanggil para pengawalnya untuk menemani dia makan. Hari ini, Brian makan dengan ditemani sepuluh orang adiknya. Mulai dari Vannya, Leon, Lucas Maxime, Kathleen, Abigail, Rex, Rey, Jacob, Chea dan Matthew. Mereka semua duduk di meja makan dan menyantap makanan mereka sambil sesekali bercanda

"Bukannya kalian harus bersiap ujian? Tanya Brian

Vannya mengangguk

"Memang iya. Tapi, kita kangen sama lo. Jadi, kita bakal nemenin lo sebulan full disini"

"Gila" gumam Brian

"Apaa lo bilangg?!!" pekik Vannya dan Brian langsung menutup telinganya sambil meringis

Vannya duduk di seberang Brian tapi, teriakan Vannya cukup membuat kepala Brian terasa sakit sampai serasa ingin pecah

"Astaga kakak!" ujar Chea khawatir

Chea segera mengeluarkan sapu tangannnya dan mengusap darah yang ada di sekitar hidung kakaknya

"Kak, kakak kenapa?" tanya Chea khawatir

Brian mengambil alih sapu tangan itu dari tangan Chea. Dia mengelap darahnya sendiri dan menutup matanya sejenak. Kanato sudah berdiri di sebelahnya dan menyodorkan lima butir obat kecil pada Brian

"Minum dulu" suruh Kanato

Brian menutup hidungnya dengan sapu tangan Chea dan dia meminum obat itu dengan cepat. Setelah meminum obatnya, Brian mendongakan kepalanya ke atas untuk menghentikan darah keluar dari hidungnya

"I'm fine Chea... Jangan berwajah seperti itu!" ujar Brian yang masih menutup matanya sejenak

"Itu hanya sementara. Dia akan baik-baik saja nanti" ujar Kanato memberi penjelasan saat melihat kesepuluh anak itu tampak amat khawatir

"Udahlah... Gue gak pa-pa... Kalian kalau cuma kesini karena merasa bersalah, mending pada balik aja sana!" ujar Brian

Brian berdiri dan Chea ikut berdiri juga. Dia langsung mengalungkan tangannya di lengan kiri Brian dan membuat Brian menoleh ke arahnya

"Chea kangen kak... Jangan suruh Chea pulang...!" lirih Chea dengan wajah sendu

Brian menepuk puncak kepala Chea dengan perlahan

"Ikut kakak ke kamar mau?" tawar Brian dan Chea mengangguk mantap

Chea menuntun Brian perlahan. Menyamakan langkahnya dengan Brian

"Maafkan kakak Chea... Kakak merepotkanmu..." ujar Brian membuat Chea mendongak untuk melihat wajah kakaknya

"Kenapa minta maaf? Memangnya kakak salah apa sama Chea?" tanya Chea sambil memiringkan sedikit kepalanya

"Kakak membuatmu repot, kan?"

Chea mengerutkan keningnya karena bingung. Sambil menuntun kakaknya dia memikirkan maksud kakaknya sampai dia mengerti apa yang kakaknya maksud

"Kak... Apa kakak ingat?" ujar Chea membuat Brian menoleh meski mereka masih berjalan di lorong lantai dua menuju kamar Brian

"Dulu sewaktu Chea baru belajar berjalan... Kakak yang menuntun Chea tiap hari. Kemana pun Chea pergi dan selama apapun Chea berjalan, kakak selalu menggenggam erat tangan Chea dan berjalan di sebelah Chea. Kenapa Chea harus merasa direpotkan oleh kakak sekarang, kalau dulu saja Chea seperti ini juga" ujar Chea

Brian terkejut mendengar jawaban adiknya

"Chea akan menggenggam tangan kakak dan berjalan bersama kakak kemana pun kakak mau pergi"

Brian tersenyum. Mereka masuk ke kamar besar milik Brian. Chea membantu Brian duduk di ranjang king size milik Brian dan Chea membantu Brian untuk bersandar di kepala ranjang

"Chea..." panggil Brian dan Chea menoleh

Brian menepuk sisi ranjangnya yang kosong dan dalam sekejap Chea sudah berada di sebelah Brian dengan kepala menyandar di bahu Brian

"Masih kangen?" tanya Brian

"Masih... Kakak cepat kembali..."

"Kakak usahakan kakak cepat kembali. Oh iya, kamu sudah mulai jadi artis kan?"

Chea mengangguk

"Sudah hampir enam bulan kak"

Brian tersenyum dia bangga pada adiknya. Adiknya bisa sukses tanpa namanya. Brian mengusap puncak kepala Chea dengan perlahan dan lembut

"Bagaimana kabar Mommy dan Ichelle?" tanya Brian

"Ichelle menanyakan kakak setiap hari. Mom dan Ichelle pulang ke Caxander Island. Sementara aku tinggal dengan Grandpa. Mom bilang mau merayakan kembalinya Mom ke sebagai ratu Kanzpia nanti saat hari ulang tahun kakak..."

"Kenapa harus saat itu?"

"Entah lah. Mommy tidak bilang"

Brian mengangguk. Sebenarnya dia tahu maksud ibunya. Brian menyandarkan kepalanya di di puncak kepala Chea

"Bagaimana kabarmu Chea? Kamu belum menjawab kakak tadi" tanya Brian

Brian merasakan badan adiknya bergenjit sejenak dan setelahnya kembali seperti biasa

"Biasa saja. Aku baik. Aku rindu pada kakak"

"Chea..."

"Hmm?"

"Apa ada yang mengganggumu disana saat kakak tidak ada?"

Brian tidak mendengar jawaban adiknya. Brian akhirnya menundukkan kepalanya dan melihat mata adiknya tengah melebar saat menatapnya dan mulai berkaca-kaca

"Kakak..." panggil Chea dan dia langsung memeluk erat Brian. Menyembunyikan wajah dan tangisnya di dada bidang Brian

Tanpa dijawab pun Brian sudah tahu jawaban dari pertanyaannya

'Berani mereka melukai adikku... Awas saja! Saat aku kembali aku habisi mereka!' janji Brian dalam hatinya

"Ssshh... Jangan menangis Chea!" ucap Brian sambil mengusap rambut adiknya

Sekian lama Chea berdiam dalam pelukan kakaknya. Isakan tangisnya tidak lagi terdengar. Brian menjauhkan wajah adiknya dan mengusap pipi Chea dengan lembut

"Adik kakak tidak boleh menangis lagi... Ingat, kamu hanya boleh menangis pada kakak dan Daddy. Tidak boleh menangis di depan mereka" ujar Brian dan Chea mengangguk

"Tidur disini saja sama kakak. Kamu bilang kamu kangen, kan?"

Chea mengangguk. Dia berbaring di sebelah Brian dan menggenggam tangan Brian erat-erat. Tak lama kemudian Chea terlelap. Brian menyingkirkan rambut Chea yang menutupi wajah cantik anak itu

"Tenang saja... Kakak janji akan kembali kesana secepatnya dan akan menjaga kamu baik-baik... Kakak janji Chea"

[KS #1] Daemoniorum FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang