Three days later
"Lo dari mana kak?"
Suara Rex membuat Bryan.mendongakan kepalanya. Saat ini mereka.sedang berada di kantin sekolahan, berhubung ada rapat dadakan, Bryan dan siswa lain dibebaskan dari beberapa mata pelajaran
"Maksud lo?" Tanya Bryan
"Lo kemana sejak dua hari lalu?"
"Di apart"
"Jangan bohong lo! Uncle Regis kesana dan lo gak ada disana!" Ujar Leon
"Gue emang di apart kok..."
"Tapi, Uncle Regis gak menemukan lo disana. Uncle Alex gak jadi pulang ke Andlesia sementara aunty semalam sampai disini gara-gara lo hilang tanpa jejak!"
Bryan mengerutkan keningnya. Lalu dia menepuk keningnya pelan
"Gue lupa! Gue belum laporan.kalau gue beli apart baru di deket sekolah..."
Vannya dan saudara-saudaranya menganga saat mendengar sepupu tertua mereka sudah membeli sebuah apartment kembali. Bryan langsung saja menyambar kunci mobilnya
"Kak, kakak mau kemana?" Teriak Chea yang sejak tadi diam saja
"Pulang..." ujar Bryan
"Terus sekolahnya?"
"Izinkan untuk kakak Chea..."
Bryan berlari ke kelasnya, menyambar tasnya dan segera turun ke lapangan parkir. Sebuah panggilan masuk di ponselnya membuat Bryan berhenti sejenak
"Kenapa?" Tanya Bryan
"Diam saja disana. Tidak akan ada apa-apa... apartment-ku bersebelahan dengan apart-mu. Apa yang kamu takutkan?"
"Aku akan kembali kesana nanti malam. Atau mungkin besok pagi... kalau ada apa-apa hubungi atau kirimkan aku pesan, okey?"
"Hn. See you soon"
Langkah Bryan terhenti di ujung koridor. Dia memasukan ponselnya ke saku celananya dan segera berlari ke arah mobilnya. Eh- tidak bukan ke arah mobilnya tapi, ke arah seseorang di sebelah mobilnya
"I miss you so bad..." bisik Bryan saat dia memeluk sosok itu
"Me too, son... where were you going?" Suara lembut itu mengalun di telinga Bryan, tangannya mengusap punggung Bryan dengan lembut dan penuh sayang
"Aku tidur di apart Mom..."
"Jangan bohong!"
"Tidak Mom, aku tidak bohong. Jadi begini, aku membeli apartment baru dua blok dari sini. Nah, kemarin aku tidur disana Mom..." ujar Bryan sambil melepaskan pelukannya
"Benar?"
"Sungguh Mom, aku tidak bohong..."
Caroline mengangguk dan mengusap pipi putranya yang sekarang sudah jauh lebih tinggi darinya. Caroline merapikan rambut Bryan yang sedikit berantakan
"Jangan buat ayahmu khawatir Ryan! Dua malam yang lalu, dia menghubungiku. Dia bertanya apa kamu pulang ke mansion atau tidak. Dia begitu cemas padamu, Ryan. Bahkan suaranya tidak lagi tenang seperti biasanya. Aku langsung kesini karena khawatir pada kalian berdua terutama ayahmu itu. Kamu sendiri tahukan dia pernah mengalami panic attack?"
Bryan mengangguk. "I know, Mom. I'm sorry"
Caroline tersenyum kecil. Tangannya mengusap rahang tegas putranya
"Ucapkan itu pada ayahmu. Dia masih khawatir padamu..."
"Dimana Dad?"
"Dia masih mencarimu tapi, dia tidak terpikir kesini..." ujar Caroline sembari terkekeh
KAMU SEDANG MEMBACA
[KS #1] Daemoniorum Family
Teen FictionSequel dari King and Queen (of The Underworld) dan Xander's hanya sepenggal kisah anak-anak King dan Queen juga beberapa kerabat dekat mereka Terinspirasi dari masukan ide kak @NurHayati939