21. Our First Fight - Seriously?

236 17 5
                                    

Sepanjang jam kuliah berlangsung, tak sedikitpun Choco dapat berkonsentrasi. Dosen dan papan tulis dengan deretan materi kuliah terpampang didepan sana seolah hanya pemandangan tanpa batas. Tertembus dalam manik - manik matanya. Isi otak sederhananya tertulis sebuah headline terpanas hari ini.

'Mino terlihat berciuman mesra dengan seorang model cantik, Tiara Sharon'

Ya, berita gosip panas yang tengah tersebar luas di hampir seluruh media infotainment itu terus terngiang di telinganya.

Tiara Sharon, nama yang tak asing lagi buat Choco. Masih segar dalam ingatannya peristiwa prom night waktu itu. Mantan pacar Mino yang mencium Mino di malam prom night lalu tersenyum menyeringai padanya. Gadis manapun tentu akan marah apabila pacarnya dicium didepan banyak orang. Tanpa rasa bersalah pula.

Dan sekarang setelah sekian lama, gadis itu masih saja mencoba merebut pacarnya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Dia tidak ada sedikitpun bercerita padaku tadi pagi. Lelah? Huh, apa dia semalaman lelah bersama mantannya? Berpelukan di tempat gelap? Berciuman? Atau bahkan--?

Batin Choco tidak hentinya menerka - nerka. Ia gusar setengah mati, menggeleng - gelengkan kepala berusaha melenyapkan layar tak senonoh dalam pikirannya. Detik itu juga dia bermaksud menanyakan kebenaran dari pria yang sudah mengisi hatinya nyaris setahun ini. Namun ditunda dahulu.

Apapun itu. Kuliah tidak boleh terbengkalai karena masalah cinta. Apalagi berita gosip yang belum tentu benar. Choco harus mendapat jawabannya langsung dari sumbernya yakni Mino, tunangannya.

Caranya pun harus bersikap tenang dan berkepala dingin. Bicara baik - baik. Sejujurnya tanpa celah. Biarkan menyakitkan asalkan masalah cepat selesai. Itulah kira - kira salah satu nasehat dari kedua orang tua mereka.

Bagaimanapun cinta mereka untuk lebih serius nantinya, baru saja diuji dengan berita murahan seperti itu. Dan demi menguatkan ikatan hati mereka, rasa percaya pada pasangan masing - masing merupakan kunci utama dalam sebuah hubungan sepasang kekasih.

Kuliah berakhir. Choco bernapas lega. Setidaknya salah satu kesulitan hari ini berkurang satu. Sekarang masalah satu yang masih mengganjal dari awal masuk kuliah tadi.

Seakan ada ikatan batin yang kuat. Mino mengirimkan pesan singkat kepada Choco.

Sayang, pulang kuliah aku jemput. Ada hal penting.

~Mino Variz~

Sejenak Choco tersenyum memandang pesan itu.

Kutunggu monyet menjengkelkan...
Tapi jangan lama ya.

~Choco Rabita~

Inilah yang dia suka dari Mino. Tidak mau berlarut panjang dalam menyelesaikan masalah setelah sebelumnya dia selalu menahan dalam hati tentang perjodohan - mendengar tanpa sengaja obrolan ibu mereka. Hal yang malah membuat seorang Mino menjaga jarak dengan Choco. Kata Mino 'menahan diri untuk mendekatimu itu malah siksaan untukku'.

Maka Choco menyuruh paksa kedua sahabatnya pulang duluan dijemput pacar masing - masing meskipun sahabatnya sangat mencemaskan dirinya. Mereka ingin tetap berada disamping Choco untuk melawan gadis sok kecantikan juga Mino bila perlu. Namun Choco berusaha menyabarkan hati agar tidak.

Cemburu.

Sindi dengan adiknya yang posesif kekanakan serta menggemaskan, Wilow. Perlu diketahui Wilow selalu berusaha terlihat dewasa dari usia sebenarnya demi memantaskan diri menjadi pacar Sindi. Disitu Choco menangkap sisi kelucuan adik semata wayangnya. Tingkah dingin menyebalkan Wilow tidak berlaku dihadapan Sindi yang unik tak peka.

OUR DNA (Sekuel 'Kakak, Kamu Sangat Cantik') ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang