"Srekkk...." robekan kertas yang berisi coretan tinta hitam terlepas dari himpunan kawanya,teremas dan terbuang menyusul kawanya yang telah diperlakukan sama juga.Iffa terdiam sejenak berhenti melakukan aktifitasnya kemudian menundukkan kepalanya lalu menghempaskannya kebagian dasar meja belajarnya yang dipolesi cat abu abu muda.
"Semuanya masih sama saja" terlihat kristal bening itu keluar dari matanya disertai senyuman setelah gumaannya.
*flashback*
Saat itu Ifa berusia 10 tahun...
"Fan jelaskan siapa lagi wanita yang kamu bawa ini???" Teriakan seorang wanita yang Iffa dengar dari dalam kamarnya.
"Untuk apa aku jelaskan lagi vit,kamu pasti sudah mengerti dan sudah jelas tau siapakan?"
Wanita yang bergaun selutut berwarna ungu pastel itu menatap Pusvita (ibu dari Iffa)dengan ganas disertai senyum simpul dari bibirnya yang mengisyaratkan wanita itu sangat puas dengan kejadian itu.
"Baiklah fan,sekarang juga aku minta kita cerai!!"
"Gak salah denger?? Kamu minta cerai??,tidak akan pernah aku kabulkan,tugas kamu masih sama,sebagai istri sah kamu harus tetap melayaniku,dalam artian kamu harus mencuci,memasak,bersih bersih dan sebagainnya,tapi ingat bukan hanya aku yang kamu layani,tapi wanita cantik ini juga,kamu taukan pengeluaran untuk bayar gaji seorang pembantu itu lumayan mahal,gajimu tidak cukup untuk menghidupi kita berempat bukan,jadi mari megirit" tanpa rasa bersalah Fandi(ayah Iffa) berkata sambil tersnyum puas.
"Kuarang ajar kamu Fandi,semua ini hartaku ini rumahku,aku beli dari hasil jerih payahku,aku tidak sudi menjadi pesuruhmu,sekarang ceraikan aku!!"
Iffa sangat penasaran dengan apa yang terjadi,ia bergegas mendekati pintu,membukannya secara perlahan,namun apa yang ia dapati,selain ayahnya yang menggandeng wanita lain,tangan sang ayah melayang kewajah wanita tercantik dalam hidupnya itu,hati Iffa merasa terpukul,sontak ia langsung lari kearah ibunya
"Ibu..ibu gak papa kan?"
"Ibu ga papa nak,ayo kita pergi dari sini"
Pusvita langsung meraih lengan Iffa bermaksud mengajak dania membereskan barang barang mereka lalu pergi dari rumah yang seketika berubah menjadi neraka bagi Dania dan ibunya"Ehh...mau kemana kamu?? Kan aku sudah bilang aku butuh pembantu,dan aku tau vita kamu sangat mencintaiku dan kamu tidak bisa hidup tanpa aku" teriak Fandi sambil mencekram rambut Pusvita yang membuat tangis Iffa seketika pecah.
Saat itupula pandanga Iffa terhadap ayahnya mulai berbeda,ia mula memandang ayahnya sebagai sosok jahat dan pembohong handal,seketika hati Iffa mulai tertanam benci pada ayahnya."Kamu tau,aku tidak rugi dan tidak berdosa hidup tanpamu Fandi,ada Tuhan dan Iffa yang akan selalu membuatku hidup,sekarang aku akan pergi dari rumah ini,aku yang akan menggugat cerai" airmata Pusvita sekarang mengalir semakin deras.
"Ibu...Ibu..." tangis Iffa semakain pecah.
Seringkali Iffa menyaksikan hal hal yang membuat hatinya sakit seperti ini,semenjak ibunya mulai sakit sakitan ayahnya justru bukan memperhatikan namun ia justru membawa pulang wanita wanita pemuasnya.
Seringkali Iffa membujuk ibunya berhenti berkerja disebuah Pabrik Testil karna sakit sakitan,namun ibunya selalu menolak.
Memang diusia yang beranjak remaja ini,tidak sepantasnta ia selalu melihat dan mendengarkan hal hal seperti itu.Semenjak saat itu,Iffa tak pernah memandang laki laki sebagai manusia,melainkan Iblis licik,yang tak pernah merasa puas,ahli dalam berbohong,dan penjahat batin yang sewaktu waktu akan membunuhnya jika ia mempercayainnya dan mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
RandomPerasaan yang tidak pernah terungkapkan sampai hal yang ditakutkan pun terjadi