Di Sekolah
Pada saat jam istirahat,
"fa kekantin bareng yuk ?" ajak Grace
"hmm boleh" Iffa mengiyakan ajakan Grace walaupun selama ini Iffa jarang jarang kekantin,bisa dihitung jari berapakali Iffa kekantin.
"nah gitu dong" sambil merangkul pundak Iffa. Namun ketika mereka berjalan tiba tiba seorang laki laki berdiri tepat dihadapan mereka,sontak hal tersebut memberhentikan langkah mereka.
"boleh gabung?" sahut Alfian yang berdiri didepan mereka.
"tentu saja" jawab Grace seketika,karna dia tahu bahwa Iffa hanya akan diam saja tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Sesampainya dikantin mereka duduk di dekat kolam samping kantin,di samping kursi tersebut terdapat pohon Flamboyan yang cukup tua dan entah mengapa Iffa tidak memalingkan wajahnya dari pohon tersebut.
"heiy faa" panggil Grace sambil mendadahkan tangannya didepan mata Iffa yang tidka berekdip sama sekali,sampai ia tersadar
"iya"
"kok lo bengong sih,liat apa?" tanya Grace,namun Iffa diam dan kembali menatap pohon tersebut.
"eh,lo indigo yaa,lo liat apa disana,kuntilanak,pocong,aa atau kunyang?" tanya Grace dengan sangat antusias kepada Iffa,mendengar hal tersebut Iffa langsung tersenyum menatap Grace,dan itulah pertamakali Iffa tersenyum karena orang lain selain kakeknya.
"engga kok,cuman aku baru tau kalok ada pohon Flamboyan disini"
"kamu menyukainnya?" tanya Alfiyan tanpa dijawab Iffa
"astaganaga,sudah 2 tahun lo disini dan lo baru tau kalok disekolah kita ada Flamboyan?" tanya Grace dengan sangat heran,sebagai jawabannya Iffa tersenyum sambil mengagguk kepada Grace.
Entah mengapa sejak saat itu Iffa merasa sangat nyaman dengan Grace,memang 2 tahun mereka duduk sebangku hanya saja mereka jarang bahkan hampir tidak pernah mengobrol,memang terkadang sifat Grace yang periang dan humble sering mengajak Iffa untuk berbicara namun Grace tidak pernah menghiraukannya.
"fa,kamu ikut ekskul apa?" tanya Alfiyan pada Iffa,sebenarnya Alfiyan tidak menggunakan bahasa sebaku itu pada yang lain,namun agar iffa merasa nyaman dengannya jadi ia sedikit mengikuti cara Iffa berbicara.
"hmmm,aku gak ikut apaapa"
"eh fa,tapi gue sering perhatiin lo kalok lagi pelajaran kosong lo seirng coret coret kertas,dan gambar gabar gitu,lo ga niat ikut gue masuk kelas seni? Sebenrnya dari dulu gue mau ajak,cuman malu,ehee" jelas Grace pada Iffa.
"hmmm,emang boleh?"
"boleh lah,kan ini baru semester pertama dikelas 11 ini fa"
"baik aku ikut"
"horeeeee,nanti sore ada kelasnya" teriak Grace dengan sangat senang dan Iffapun tersenyum.
"lo ikut ekskul apa?" tanya Grace pada Alfiyan
"gue kayaknya mau ikut Basket"
"badan lo juga cocok jadi pemain basket,ehe"
Alfiyan tersenyum mendengar perkataan Grace.
Sore harinyanya benar saja Iffa ikut dengan Grace kekelas seni,didalam kelas seni terdapat berapa bagian,kelas lukis,kelas musik,dan kelas sastra.
"ayo masuk,gak papa kok Fa,gurunya baik baik kok temen temen yang lain juga baik" ajak Grace.
Ini memang pertama kalinya setelah sekian lamanya Iffa tidak bersosialisasi dengan banyak orang. Saat menginjakkan kaki di pintu masuk kelas seni Iffa masih baik baik saja,betapa kagetnya Iffa melihat gedung kelas yang sangat besar,dan di bagi sekat sekat kelas,dimana kelas lukis agak sedikit terbuka dan tepat disampinnya tersdapat taman dan diluar kelasterdapat ruang pentas yang sangat luas,biasanya disana tempat mementaskan drama bahkan menjad panggung konser bagi anak anak musik,seperti saat ini telah tersedia bebersa alat musik seperti drum,piano dan gitar.
"ayok kita bagian seni lukis" ajak Grace
"ayok" mereka kemudaian berjalan memasuki kelas lukis.
Hari sudah mulai gelap dan kelas senipun telah selesai,Grace dan Iffa akan segera beranjak pulang,namun Iffa merasa tidakenak meninggalkan Grace sendiri menunggu jemputannya,mereka duduk didalam gedung,dimana disamping gedung terdapat jendela yang langsung berhadapan dengan taman,Iffa berdiri dan berjalan menuju jendela,betapa senangnya Iffa meliht lampulampu taman yang indah dan lagi lagi Iffa melihat Flamboyan yang batangnya dililiti oleh lampu lampu warna warni,Iffa sangat senang dan tanpa sadarpun ternyata Grace memanggilnya dari tadi.
"faaaaa,hmm mulai lagi deh"
"eh iya"
"bokap gue udah dateng,ayok pulang barengan" ajak Grace pada Iffa,namun Iffa ingin menikmati lampu malam dan pohon Flamboyan,sungguh keindahan yang iya abaikan selama ini.
"eh ga usah,duluan aja,aku mau disini sebentar lagi" Iffasambil tersenyum pada Grace
"bener ni ga papa" tanya Grace
"iya gapapa" Iffa meyakinkan Grace,dan Grace beranjak pergi sambil melambaikaan tangannya pada Iffa,dan dengan kaku Iffa membalasnya.
Kini gedung berangusur angsur sepi,Iffa masih berdiri dijendela itu,ia mengenakan hoodienya dan seperti biasa earphone bertengker ditelinganya,ia mendengarkan lagu kesukaannya The One That Got Away dari Katy Perry sambil menikmati pemandangan malam taman sekolahnya yang ia tidak ketahui selama ini,namun ketika ia asik mendengarkan lagu dan menikamati pemandangan tiba tiba saja earphone disamping kananya tertarik oleh seorang yang sepertinya sengaja menariknya,sontak Iffa langung berbalik,dan betapa kagetnya ia melihat sosok laki laki yang dianggap penganggu selama ini,dengan menggendong tas gitar dipunggungnya laki laki itu memasang sebelah earphone itu ketelingannya tanpa menghiraukan Iffa.
"oh,ini lagu kesukaan lo" kata Okta kepada Iffa sambil menikmati lagu yang terdengar di earphone milik Iffa tersebut.
Iffa menarik earphonenya dari telinga Okta sambil berkata
"sok tau" namun perkataan Iffa tersebut disambut dengan senyum oleh Okta
"lah gimana mau tau,kan lo gak kasih tau" jawab Okta sambil tersenyum,namun seperti biasa Iffa tidak pernah menghiraukannya dan meninggaklan Okta
"ehh maen ninggalin aja lo,tunggu" teriak Okta sambil sedikit berlari mengejar Iffa yang meninggalkannya .
Okta kini berjalan disamping Iffa dan menyamakan langkahnya dengan Iffa,Okta berniat pulang bersama Iffa,namun dijalan Iffa hanya diam sampai Okta memulai pembicaraan lagi.
"lo ikut kelas lukis ya?" tanya Okta pada Iffa,namun lagi lagi Iffa tidak menjawab dan hanya terus berjalan tanpa menghiraukan Okta sedikitpun. Dengan sangat kesal Okta menarik kembali Earphone dari telinga Iffa.
"lo mah kebiasaan,gue nanyak lo diemin,demen banget lo gue panggil tuli" tegur Okta pada Iffa
"bukan urusan lo" jawab Iffa pada Okta,namun bukannya kesal mendengar jawaban dari Iffa,Okta malah meledek Iffa
"lo masuk kelas seni karna ngikut gue ya?iyalah secara guekan terkenal" ledek Okta pada Iffa yang hanya diam disampingnya
"kenpa harus ada dia lagi di kelas seni,kenapa sial banget gue,hmm untung dia seni musik bukan seni lukis"kata Iffa dalam hati
Stelah sekian lama berjalan kini mereka telah sampai, gerbang rumah Okta lebih dulu dari gerbang ruamh Iffa,namun didepan gerbang rumahnya Okta berteriak pada Iffa
"tuliii,lo sendiri mau gak gue ajarin masak?" teriak Okta pada Iffa namun Iffa sama saja,tidak menghiraukannya.
***
"terlalu terpaku dengan warna hitam dan takut melewati abu abu,sampai engkau tak taubahwa pelangi menunggumu"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
RandomPerasaan yang tidak pernah terungkapkan sampai hal yang ditakutkan pun terjadi