Yoyo berjalan memimpin barisan basis duabelas ips dua, diikuti oleh Emil yang berada di samping nya, lalu Bian, Nady, Yana, Riesa, Risya, Audi, Lia, Ebi, Mely, Jae dan Godan dibelakangnya seakan-akan Yovanda Yehezkiel adalah sang pelindung di baris terdepan.
Sedangkan Jelo, Gio, Gilang, Ari, Biru dan Ose sudah terlebih dahulu memanjat pagar belakang secara diam-diam untuk menuju ke rumah ibu, basecampnya.
Mereka semua janjian berkumpul di Kedai Gorio Orio untuk membesuk Sabi dirumahnya karena kebetulan rumah Sabi dekat dengan kedai tersebut.
Si Leader duabelas ips dua menghentikan langkahnya tepat di depan Pak Rahmat yang sudah memperhatikan mereka sejak berjalan kearahnya.
"Mau ngapain kalian?" tanya Pak Rahmat.
Kesiswaan yang satu itu berbadan besar, suka bercanda dan sering senyum, jadi tidak heran jika para siswa tidak ada yang takut padanya.
"Mau pulang lah Pak, kebetulan Mr.Jo lagi gaenak bodi jadi cuma ngasih tugas doang, terus teman kita kasian lagi gawat darurat pak." ngeles sang Leader, Yoyo.
Pak Rahmat mengkerutkan alisnya sambil memainkan ponselnya, "Belum waktunya pulang, tunggu duajam lagi."
"Kan yang penting udah kelar pak tugasnya." cerocos Mely.
"Lagian juga harusnya gerbang udah dibuka." timpal Reisya.
"Kan keluarnya rame-rame pak," ujar Bian..
"Mr.Jo juga udah ngizinin pak." sahut Riesa sambil mengunyah es batu.
Bukan duabelas ips dua kalau tidak banyak alesan.
Pak Rahmat pun melihat satu persatu wajah melas murid didiknya, "Yauda sono cepetan, nanti yang lain ikut-ikutan."
Mereka pun berjalan keluar gerbang secara bersamaan. Menaiki kendaraan sampai berhenti di titik yang sudah ditentukan, Kedai Gorio Orio.
"Jel, bawain gurame pedes kesukaan Sabi. Pasti dia seneng." sahut Bian.
"Begooooo ya, orang sakit malah dikasi gurame pedes." kata Ose.
"Yaudah kasih aja si gurame bakar, lele bakar, ayam goreng , cumi goreng mentega, jangan lupa minumnya Gorio Float yg rasa taro. Itu kesukaan dia banget." cerocos Mely.
"Lah pe'a ya, orang sakit mah bawain aja roti-rotian biskuit-biskuitan sama susu." kali ini giliran Nady bersuara.
Ose berfikir sejenak, "Kasi aja ayam ok cis lagi promo diskon lebaran, sayang kalo ga dipake."
Langsung disambut geplakan tangan mulus Ebi.
"Yaelah, beliin aja sih bolu pisang nyokap gua." sahut Ari.
Jelo yang diam-diam berfikir untuk menyelesaikan titik temu, "Dia mah makan apa aja boleh."
Sontak deretan anak kelas langsung menatap manik mata Jelo. Tumben banget ya kapten futsal ini begitu perhatian dengan anak kelas, biasanya mah cuma kalau ada perlu aja sedangkan sisa waktunya dihabiskan untuk klub futsal kesayangannya.
Yoyo mikir sejenak, "Beliin Banapy aja yang donat sama pisang nugget nya, terus beliin susu satu liter, udah gitu aja."
"NAH IDE BAGUSSSS." ujar Audi.
Nady mengeluarkan beberapa lembar uang kas, dan segera memasuki kedai tersebut untuk membeli sesajen yang akan diberikan kepada Sabi yang sedang sakit.
Beberapa menit kemudian, mereka pun menaiki motor dan bergegas pergi ke rumah Sabi.
"Sabiiiiiiiiiiiiiiiiiii, Spadaaaaaa." teriakan Ose begitu menggelegar didepan pagar rumah Sabi.
Riesa menoyor Ose, dilanjutkan Audi yang menampol telak Ose hingga ia meringis kesakitan,
"Goblok ya, dirumah orang tuh salam dulu kek ini main teriak teriakan lo kira utan?" kini giliran si ceriwis Yana menceramahi ambon barbar tersebut.
"Barbar, sakit nih pala gue, udah di selametin pake dua kambing, segala di toyor di tampol." keluh Ose sambil mengusap kepalanya.
Mama Sabi pun keluar, "Ehhh ada temen Sabi, sok atuh sini masuk aja tuh Sabi ada diatas."
Mereka pun masuk dan menuju ke kamar Sabi, "Gausah dorong-dorong kampret!" ujar Nady yang mencubit pinggang Ose, manusia paling barbar ini nggak ada hentinya bikin kegaduhan kembali.
"Sabiiiiiiiiiiiiiiii." lengkingan yang berasal dari si barbar itu pun terdengar kembali.
Sontak Sabi langsung terbangun dan tersenyum melihat barisan duabelas ips dua.
Audi menyerahkan kantung kresek yang baru mereka beli tadi.
"Byyyy, ini dibawain Banapy depan komplek, dimakan yaa!!!" ujar si ceriwis Riesa.
"Goblok malah dikasih tau" bisik Jae.
Ose membuka minuman kaleng berperisa jeruk di atas meja belajar Sabi,
Godan menyentil jidatnya, "Punya siapa goblo main minum aja."
Ose terus meminumnya hingga abis, dan membuang kaleng tersebut di tong sampah, "Woi Sabi, apakabar lu."
Sabi tersenyum melihat kelakuan teman-temannya yang barbar ini. Sambil mencepol rambutnya, ia terlihat antusias mendengarkan celotehan dari kawannya tersebut.
🐻
Hope you likeee it gais🌈
jangan lupa vote dan comment nya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
CLAIRE
Novela Juvenil#73 dalam Perasaan (3/06/18) Keberuntungan akan berpihak pada orang yang berjuang dan berusaha. suka? tambahin ke library? Vote+Comment jangan lupaaa?.