Fifteen- Kalah Yang Membahagiakan

6 1 0
                                    

Setelah aku menyetujui permintaan Arka. Dia langsung pergi menghampiri Karin yang sedang asik bermain denngan boneka beruangnya. Sedangkan aku hanya memerhatikan interaksi mereka dari kejauhan. Ku lihat Karin mencoba menghindari keberadaan Arka, tetapi ternyata Arka adalah sosok yang gigih. Ia tak berhenti untuk mendekati anak manis itu. Lucu juga sih melihat tingkah Arka yang bahkan rela untuk mejelek-jelekan wajahnya hanya demi dapat mengambil hati Karin.

Dalam beberapa menit kemudian sepertinya kepercayaan diriku seakan menipis dan, aku merasakan telah berada di depan pintu gerbang kekalahan. Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan untuk menggagalkan usaha Arka? Apa aku kabur saja ya, dan membatalkann pertaruhan ini. Tetapi, melihat perkembangan Karin yang telah ada kemajuan membuatku merasa bahagia. Apa lebih baik kali ini aku yang mengalah dan membiarkan Arka untuk meneruskan usahanya membuat Karin lebih bisa terbuka dan menerima orang lain di sisinya?
Bocah berumur 5 tahun itu kini telah berada dalam gendongan Arka. Dengan sedikit canda dan tawa, Arka menggiring Karin menuju ke arahku.

"Na, ikut kita yuk." Ajak Arka kepada ku.

"Emangnya Kakak boleh ikut Karin?" tanyaku memancing agar dapat mengetahui perubahan apa saja yang telah Arka buat terhadap Karin.

Ku lihat Karin masih menunduk dan berusaha untuk menyembunyikan tubuhnya yang munggil dibalik bahu Arka.

"Gak boleh ya? Kah kayaknya gue-"

"Kak Nana boleh ikut." dengan suara yang amat kecil Karin memotong ucapan ku.

Aku tersenyum melihat respon yang tak pernah aku dapatkan dari Karin. Sungguh, kalian harus ingatkan ku untuk berterima kasih dengan Arka nanti, dan juga ingatkan ku untuk memberikan traktiran bakso Kang Mamen sebagai bonus karna Arka telah membuat Karin dapat merespon interaksi orang lain.

Dengan bahagia aku menerima ajakan Arka dan Karin untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan, katanya.

Aku masih terus memperhatikan interaksi yang terjadi antara Arka dan Karin dari belakang. Dengan perasaan yang tak habis pikir , aku terus memikirkan bagaimana caranya Arka yang berpenampilan seperti brandalan itu dapat mengambil hati anak kecil yang notabennya memiliki trauma terhadap orang lain.

Entah sihir apa itu, tetapi aku merasa bersyukur dan berterima kasih atasnya. Dan sepertinya aku harus sering-sering mengajak Arka ke panti untuk bermain dengan Karin.

Tak terasa akibat terlalu serius memerhatikan Arka yang begitu seru bercanda dengan Karin, sehingga membuatku tak menyadari bahwa kami telah kembali ke panti.

"Katanya mau ngelakuin hal yang seru. Kok mah balik ke panti?" tanyaku penasaran pada Arka yang hanya di jawab dengan senyuman miring miliknya yang memiliki arti bahwa aku akan segera mengetahuinya, tetapi sepertinya aku menangkap sinyal-sinyal yang merugikan untukku.
Di depan kami sudah ada Bunda sedang menyirami tanaman bersama anak panti lainnya.

"Loh kalian dari mana aja? Bunda nyariin juga." Tegur Bunda. "Eh, ketemu Karin dimana Nak Arka?" tanyanya Bunda. Yang di jawab sedikit berbohong oleh Arka yang ku tahu ia tak ingin mencemaskan Bunda bila mendengar Karin bermain di danau sedirian.

"Oh iya Bund, Arka boleh gak minjem dapur Bunda?" tanya Arka meminya izin.

"Tentu aja. Emangnya Nak Arka mau ngapain?" tanya Bunda sambil mempersilahkan.

"Bukan Arka Bund. Tapi Nana Bund yang mau ngegunain dapur panti." Ucap Arka enteng.

"Kok jadi Nana?" Aku yang hanya diam dari tadi langsung memberikan perntanyaan kebingungan dengan ucapan Arka. Apa maksudnya coba aku dibawa-bawa.

"Kata Bang Arka, Kakak hari ini mau masakin kita makan malamkan Kak?" suara pelan Karin menyahuti kebingungan ku. Jelas saja mendengan pertanyaan Karin membuatku memelotot kepada Arka. Apa-apaan dia, seenaknya aja menjadikanku tumbal agar Karin mau menanggapinya. Namun bukannya Arka yang takut karna aku pelototi, tetapi malah Karin yang semakin menyembunnykan wajahnya pada cekungan leher Arka. Sedangkan Arka, ia hanya cengengesan seperti orang gila.

Nalika HydrasyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang