Hawaii, 10 Juni 2017
Panas. Aku mengipasi diriku sendiri berharap ini adalah bulan Desember. Melihat mereka begitu berbahagia dengan semua panas ini, benar-benar membuat heran. Apa tidak ada cukup panas di Indonesia, sampai harus mencarinya juga di Hawaii?
Sepasang tangan memelukku dari belakang, 'Come on, Anya. You can't be nerd here too. We want have fun, remember?'
Salah satu wanita yang masih tahan berteman denganku, Sheri, tersenyum. Enerjik, too much energy actually, cantik, pintar, lucu, dan semua hal baik yang bisa aku tulis, sher is my bestfriend.
"I'm allergic to salt, remember?' Sheri dan teman-temannya mengajakku berlibur di Hawaii kali ini dan ia tahu pasti aku bukan orang yang mudah bersosial, jadi ia mengajakku untuk menyiksa ku tentu saja, dengan begitu banyak wajah asing di sekeliling.
"No, you are allergic to humanity. And i am your hero to come to rescue you" tangannya menarikku ke arah gerombolan di depan yang bersiap untuk menaiki kapal pesiar untuk pergi ke arah tengah agar bisa berenang lebih sepi dan santai.
Aku mulai memutar bola mataku, 'oh, Sher.. Please..'
Dan diperjalanan itulah aku pertama kali bertemu denganmu. Sekali melihat, aku langsung tahu. Kamu bukan pengikut, seperti orang kebanyakan. Kamu adalah kamu, punya pendirian, punya pesona yang membuat orang lain memutarimu seperti matahari pada bumi. Kamu adalah matahari. Tersenyum menyilaukan dengan derai tawa seperti denting lonceng di pagi hari.
Semua mata melihatmu tiap mulut penuh itu membuka, semua telinga terpasang tiap untaian kata terucap darinya. Kamu adalah sosok itu, pangeran dalam mimpi semua orang.
"siapa sih itu?"tanya ku pada Sher, menyender di pinggir kapal.
Sher tersenyum ganjil, "yang benar aja lo gak tahu"
"gue gak tahu" ujarku sungguh-sungguh. "gue alergi dengan semua hal berbau manusia, remember?" sarkasku.
Sher memutar bola matanya, "Anaknya yang punya perusahaan TV, The Crown Prince Charming Orion Mahesa Sarubas, any call now?"
Melihat keterkejutan di wajahku, Sher tersenyum geli, "yes, that Orion"
Aku mengangkat bahu, tak peduli, "Pantes kayak pernah liat, namanya kan aneh, tau lah gue the great Orion yang namanya muncul mulu di berita Instagram. "
Pura-pura meneguk minuman di tangan, mataku masih meliriknya diam-diam.
Sama dengan seluruh gambar di berita itu, disisinya tidak lepas dengan sesosok wanita cantik, berparas seksi tidak sebanding dengan wajah nya yang cantik lembut keibuan, kali ini wajahnya benar-benar tidak asing, kami tahu siapa dia dengan pasti sekali melihat. Aktris terkenal, namanya dimana-mana, berita nya selalu menjadi topik utama, terlebih prestasinya yang luar biasa, Katrin Sharmala.
Sheri mengikuti tatapanku, tahu, sambil tersenyum,
'kalo ceweknya lo pasti tau lah ya...'sindir Sher.
Ia tahu aku sering kali menonton filmnya. Oke, aku akui aku suka film-film yang dibintanginya. I mean, semua.
'mau gue mintain tanda tangan?'ujarnya geli. Aku meliriknya tajam.
'Sher... jangan bikin gue tambah fobia sama orang, please...' Sher tarbahak.
Awal hari itu tenang, aku bisa berbaur sedikit dengan teman-teman Sheri yang ternyata menyenangkan. Ada beberapa grup di kapal itu, dengan grup terbesar adalah grup Orion karena literally, hampir semua orang mengerubungi dia dan Katrin, karena you know lah orang Indonesia kalo ketemu artis. Entah karena kekayaannya atau kepopulerannya, mereka berkumpul, tapi terlepas dari itu, bahkan aku yang melihatnya dari jauh tahu mereka punya pesona, masing-masing terlihat bersinar, sungguh pasangan yang sempurna.
Bahkan ketika tidak salingberbicara, mata mereka berbicara, tangan mereka meraih satu sama lain, merekabergerak dalam sikron, satu bergerak yang lain ikut seperti ilalang yang menarilembut bersamaan mengikuti angin. Mereka sempurna satu sama lain, semua orangtahu itu.
YOU ARE READING
The Good Evil
RomantizmJatuh cinta adalah pilihan, andai seperti itu untuk Anya. Anya berharap ia mencintai pria lain bukan suaminya. Karena cinta nya sia-sia, tidak ada tempat bagi siapapun dalam hati dan pikiran Orion selain wanita lain. Suami nya yang tersenyum lembut...