VENUS 3

38 3 7
                                    


"Zahara Kud... Kuda,"

Zahara sedikit bedecak.
"Kudo, bu!" ucapnya meralat Bu Yayah, wali kelasnya yang selalu menyebut marganya 'kuda'.
Seluruh kelas terkekeh pelan.

"Oh.. iya, iya. Zahara Kudo" Bu Yayah meralat.

Zahara maju kedepan kelas. Menuju meja Bu Yayah dan mengambil rapor yang terulur dari tangan wali kelasnya.

Bu Yayah menjabat tangan Zahara "pertahankan prestasimu ya nak. Ibu bangga sama kamu"

Zahara mengangguk "iya bu" katanya lirih. Melepaskan jabatannya dan berjalan keluar kelas.

"OTIII.....!!" teriaknya. Suaranya menggema di lorong yang sepi.
"Oti?" ujarnya diambang pintu kelas Victory.

Sepi.

🌠🌠🌠

"Pokoknya harus jadi!" teriak Victory yang ternyata sedang di kelas Vero bersama yang lain. Mempertahankan usul Vero _liburan ke Jogja, kota impiannya.

"Naik apa?" Lyra menaikkan satu alisnya.

Marcella sedikit berdecak "kan tadi udah bilang, naek mobil"

"Serius?" sela Sasa "siapa coba yang nyupir?"

"Gampang" Vaness menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi, lalu dengan ringan menunjuk Vero "noh, supir pribadi"

"Pernah ngerasain digigit kuda rabies gak lu?" cerocos Vero

"OTI!!"

Enam pasang mata dalam kelas itu langsung menghadap daun pintu, sumber suara. Zahara sedikit ngos-ngosan.

"Ra, gigit si Vaness sana!" perkataan Vero barusan membuat Zahara mendongakkan kepalanya yang sedari tadi tertunduk mengatur nafas.

"Ha?"

"Katanya si Vaness pengen tau rasanya digigit kamu" lanjut Vero.

"Entar deh, gue kesini cari Oti!" jawab Zahara pada Vero ogah-ogahan. Lalu menghadap sasarannya, Victory.
"Oti, gue cari elu kemana-mana tauk!"

"Rasain" bisik Vero pada Vaness yang langsung disambut tawa dari teman-temannya, tanpa dipahami Zahara pastinya.

Victory berhenti tertawa. Matanya berbinar. Ia mengingat perjanjiannya dengan Zahara di hari pertama ujian. Dalam sekejap ia sudah berada didepan Zahara "jangan bilang, lo..."

Zahara memeluk Victory erat "GUE MENANG! POKOKNYA LO HARUS TRAKTIRIN GUE DI HI-TEK-MALL___"

Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, tubuh Zahara langsung di dorong kuat oleh Victory.
"Enak aja! Gue juga menang kalo kayak gitu" ujarnya ketus.

Vero berjalan ke tengah medan perang "udah, udah, berarti impas. Kalian traktirin gue" katanya mengibaskan tangannya.

Zahara menunduk, melihat kaki Vero yang bersepatu roda "Ver, lu abis muterin sekolah pakek itu ya?"

Vero menaikkan satu alisnya "kok tau?" padahal tak ada alasan mengapa ia memutari lapangan basket lebih dari lima kali. Mungkin melepas penat setelah ujian.

Zahara sedikit tertawa "ketek lo basah"

"ANJ...!"

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang