VENUS 4

21 3 3
                                    


"Pokoknya gue gak mau jalan ama Vero lagi! Kapok gue ditinggalin" omel Zahara di restorasi hotel malam harinya. Yaaa, walaupun pada akhirnya ia bertemu dengan Vero dan kembali ke hotel bersama.
"Eh, tapi lumayan lah bisa kenal abang-abang manis" bisiknya pada Victory di sampingnya.

Vero hanya nyengir ringan "temen sekelas gue loh, Ra. Mau gue kenalin?"
"Aish" segera ia mengusap kepalanya setelah jatuhnya kepalan tangan Victory kepadanya.

"Heh, Zahara tuh belum cukup umur. Jangan diajarin pacaran dulu!" jelas Victory. Tangannya mengusap-usap kepala Zahara.

Marcella meletakkan gelas diatas meja dengan kasar "yang harusnya kurang umur tuh siapa? Yang sukanya ngegosip Chikyu tuh siapa, hm?"

Alis Victory menyatu "tapi lo juga kerjaannya ngomongin Dave mulu! CAPER AMA DIA MULU! NGASIH APA AJA___"

"OTI!" Vaness menggebrak meja "suaramu gede banget! Malu ih diliatin" ia sedikit melirihkan suaranya.

Victory tersenyum kikuk. Menatap beberapa pasang mata yang masih melihat ke arahnya.

BEG!

"Kapan kita balik ke Surabaya?" tanyanya tiba-tiba setelah matanya menabrak mata seseorang. Ya, Ren. Teman sekelasnya yang selalu memperhatikannya. Hal itu malah membuat Victory tak nyaman. Suaranya bergetar. Kenapa dia juga ada disini sih? Pikirnya.

"Ah, kok buru-buru mau pulang sih?" Sasa menggembungkan pipinya "gue kan pengen masuk Amplas dulu"

Vaness mengusap ujung bibirnya dengan tisu "malem ini kita ke Amplas aja, besok kita balik" ucapnya dan berdiri meninggalkan tempat duduknya diikuti yang lain.

"Ly?" Marcella menghentikan langkahnya melihat Lyra yang masih lengket dengan kursi yang di dudukinya juga novel tebal di tangannya.

Tak berkutik, Lyra malah membuka halaman baru.

"Oi, liatin tuh udah pada pergi orang-orang. Bisa-bisa lu di tinggal. Makasih gak ama gue!" dengan sigap Marcella menyambar buku di tangan Lyra dan berjalan keluar menyusul yang lain.

🌠🌠🌠

Mata Vero berbinar melihat headphone putih di tangannya.

"Demen Ver? Ambil aja!"

Vero menoleh ke asal suara. Tiba-tiba saja Victory sudah berdiri di sampingnya.
"Yaa, emang dari tadi mau gue ambil" ujar Vero memperhatikan Victory yang mengangguk ringan "kenapa? Lo mau?"

"Sebenernya sih pengen. Tapi aku akan merelakannya untukmu sayang.." bual Victory, mencolek dagu Vero.

"Najisun!" Vero menepis tangan Victory "nih, nih, nih, ambil aja. Sama gue bentar rusak"

"Ah, enggak enggak. Bercanda elah" Victory mendorong sodoran Vero.

"VEROO... OTIII... Liatin gue dapet ini!"

Reflek, Vero dan Victory menolehkan kepalanya berbarengan. Zahara berlari-lari riang dengan sebuah kotak musik kecil di tangannya.

"Aelah, Ra. Suka banget sih lu hambur-hamburin duit buat beli barang gak guna" cibir Victory "oia, yang lain mana?"

Zahara mengangkat bahu, bete "auk!"

...

"Ly, tunggu bentar ya"

Lyra menghentikan langkahnya setelah Marcella yang berjalan di sampingnya tiba-tiba berbelok menuju toilet di mall itu.
"Lama juga gapapa" jawab Lyra tak berharap Marcella mendengarnya karena sudah hilang dari pandangan. Bagaimanapun keadaan tak menghalangi Lyra untuk melanjutkan Sherlock Holmes edisi terbarunya. Misalnya seperti sekarang ini, berdiri.

Selesai buang air kecil, Marcella menyempatkan dirinya berdiri di depan wastafel. Memandangi eyelinernya yang sedikit berantakan.
"Males ah benerinnya" katanya, memutuskan untuk menghapus eyelinernya. Lalu meraba saku depan kemejanya "oh iya, kacamata gue" serunya berlari menuju bilik tempatnya buang air kecil tadi. Meraba-raba bagian atas dinding yang memang sengaja terpisah dengan atap.

Perasaan tadi gue taroh sini. Gumamnya sambil terus mencari kacamatanya. Nah, ini dia. Aduh, moga gue gak ditinggalin! Serunya dalam hati. Segera memasang kacamatanya dan berlari keluar.

...

"Astaga Sasaaa... Ngapain lo belanja ini disini...!!" teriak Vaness mengetahui isi troli Sasa yang penuh dengan bahan-bahan untuk membuat kue.

"Bodo! Lagian gue baru nemu bahan lengkap sesuai acara tipi disini" balas Sasa santai.

Tawa Victory meledak "di Royal Plaza juga ada saaaay..."

"Udah-udah biarin aja. Lagian udah di bayar mau dibalikin lagi?" Marcella menengahi. Merasa dibela, Sasa meledek Vaness.

"Lu jual aja lagi, gue temenin deh di perempatan" celetuk Vero yang langsung di sambut oleh cubitan panas Sasa.

"Lu hobi ngocol gak usah dipelihara napa!" katanya tertahan karena geraham yang merapat.
"Yauda, yauda, entar gue paket aja dari pada ngelebihin muatan mobil pricess"

"Elaah, bercanda Sasaaaa..." teriak yang lain. Menggema memenuhi tempat parkir bawah tanah Amplas.

🌠🌠🌠

To be continued~

Ya, jadi itu ceritanya gatau awal ketemu mereka gimana *awthornya gak kepikiran😂*
Tau tau udah ada aja dirumah Vaness di Surabaya. Jadi ceritanya si Vaness itu orang jekate yang sekolah SMA di esbeye. Nggak tau kenapa, mungkin gamon terus pergi #eaak!!

Eps. depan debut stage-nya Venus.
Apa sih Venus tuh sebenernya?
*merek softek thor*

Baca terus yaa...

With love,
Dara💜





VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang