VENUS 12

29 1 5
                                    


Sudah kesekian kalinya Venus mengangkat tangan kirinya. Melirik jam tangannya.

Waktu pulang sekolah sudah lewat satu jam yang lalu. Biasanya, pulang sekolah Vero akan kemari. Tapi sudah dua hari ini ia tak melihat batang hidungnya.

Dimana dan kapan lagi ia dapat bertemu dengan Vero kecuali ditempat ini dan pada saat-saat seperti ini?

"Hhaah.." Venus menghembuskan nafas. Berusaha berbaik sangka. Vero tak akan semudah itu melupakannya 'kan? Walaupun ia mendengar sendiri Chikyu, teman terdekatnya berhasil mendapatkan Vero lebih dulu darinya.

🌠🌠🌠

"Apa lagi?" Vero menahan HP di telinganya dengan bahunya. Berharap tak ada lagi pesanan dari teman-temannya yang pada malas beraktivitas malam itu.

Sasa malas memasak, dan akhirnya ialah yang jadi korban. Tiba-tiba ia jadi tukang Go-Food dadakan. Berbelanja makanan yang setiap orang beda menunya.

Sekarang, kedua tangannya sudah penuh dengan kantung plastik martabak, pizza hut, dan dunkin donat. Ditambah lagi Zahara yang tiba-tiba menelpon.

"Ver, gue gak jadi ayam deh. Tiba-tiba pengen spegeti"

Vero mendengus "bacod! Udah terlanjur gue beliin! Terima apa adanya, ato gak gue beliin samsek!" bualnya. Karena Vero malas untuk putar haluan menuju warung yang menyediakan pasta sedangkan ia sudah berada tepat di depan KFC.

Tiba-tiba, langkahnya terhenti..

.......

Venus sengaja menghalangi jalan Vero. Siapa sangka ia akan bertemu dengannya di tempat ini. Ia ingin bicara dengan Veto barang semenit saja.

Venus menyunggingkan senyum. Tak ada balasan. Baru saja ia menarik nafas dan membuka mulut, Vero malah geser kiri dan melanjutkan langkahnya.

Venus menutup kembali mulutnya. Sedikit berfikir.
Perasaan yang diemin tanpa alesan kapan itu temennya yak? Siapa tuh namanya? Kok gue jadi kena juga? Apa salah eikye yalord?
Alay mode: on.
Gumamnya sambil berjalan menjauhi toko tersebut.

🌠🌠🌠

Hujan dengan derasnya menghunjam kota Surabaya. Para pengendara motor segera berlindung di depan teras-teras toko. Para pejalan kaki pun melakukan hal yang sama. Semua orang segera melindungi diri mereka dengan mencari tepat berteduh.

Kecuali seseorang di bangku panjang taman kota malam itu. Ya, Venus.

Ia kaget sekali saat orang tuanya  bersikeras menyuruhnya untuk menyusul mereka ke Jepang lusa. Padahal kurang 2 bulan lagi ujian akhir, dan ia sudah kelas 12.

Menolakpun tak ada gunanya. Akhirnya ia menyerah. Dan sekarang, ia ingin melihat gadis itu untuk yang terakhir kalinya.

Sejak sore tadi ia sudah menunggu disana. Walaupun menunggu dua hari, tak mengapa kan?

......

Vero meletakkan dagunya diatas meja. Jari telunjuknya ia ketuk-ketukkan pada meja di depannya. Peralatan teropongnya masih rapi didalam wadahnya. Sampai kapan ia harus menunggu hujan reda.

Ia meraih ponselnya. Menghapus pesan dari Venus. Semoga ini pesan terakhir yang diberikan untuknya.

Ia tak ingin bertemu dengan lelaki itu. Apapun alasannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang