"Farhan ada di parkiran nungguin kamu, dia nyuruh aku kesini buat beritahu kamu Ly." Jawab Mely.
"Emang ada apa?" tanya Lily penasaran.
"Udah ayo, ikutin aku."
Mereka berjalan melewati koridor sekolah menuju parkiran yang berada cukup jauh dari ruangan ujian. Karena sekolah ini memang sangat luas. Lily mencoba menyamakan langkahnya dengan Mely yang berjalan dengan tergesa-gesa. Lily penasaran kenapa Farhan mencari dirinya, setelah sekian lama ia tak muncul di kehidupannya.
Saat sampai di parkiran sekolah, benar saja, Farhan sedang menunggu tepat bersandar di mobil milik Lily.
"Mau apa?" tanya Lily dengan ekspresi datar.
"Apa kabar Ly?" sapa Farhan.
"Alhamdulilah, baik. Kamu ada perlu apa kesini?"
"Mau mengambil sesuatu yang tertinggal di sekolah Ly, sekalian aja ada yang mau aku omongin sama kamu." Jawab Farhan yang terlihat santai dan kalem. Ya, dia masih sama seperti dulu. Tebar pesona dan mampu menarik perhatian semua siswi. Termasuk Lily. Jantung Lily berdebar tak karuan, ia mencoba biasa di depan Farhan, tapi tidak dengan hatinya yang begitu bahagia.
"Ly, Han. Aku pulang dulu ya, bye." Seru Mely langsung pergi keluar gerbang sekolah. Tinggal Lily dan Farhan disini.
Hening sesaat.
"Yaudah ayo, daripada ngobrolnya disini, gak enak sama yang lain." Ajak Farhan memecahkan keheningan.
"Kemana?," tanya Lily.
"Mana kunci mobilmu?" Lily pun merogoh saku roknya dan memberikan kunci mobil kepada Farhan.
"Kenapa gak pake motormu?" Tanya Lily.
"Kamu kan bawa mobil, daripada nanti balik lagi kesini ngambil. Kan ribet. Nanti soal motor aku bakal nelpon temen, buat ngambil motorku." Jelas Farhan.
"Kita mau kemana? Apa salahnya kita obrolin disini aja. Gak perlu jauh-jauh kan?" Kata Lily menyelidik.
"Ikut aja, jangan bawel. Aku gak macem-macem kok."
Mereka sampai di sebuah caffe. Tanpa basa-basi dan tanya jawab, mereka masuk ke dalam caffe.
"Oke. Sebelum ngobrol, kita pesen dulu ya," seru Farhan. "Kamu mau apa ?" tanya Farhan menatap kearah lily.
"Aku mau capuccino aja,"
"Oke. Mba, capuccinonya dua." Kata Farhan kepada mbak pelayan caffe.
Suasana menjadi penuh ketegangan, kulihat Farhan sedang berpikir untuk memulai pembicaraan. Lily sedikit gugup berada tepat di depannya.
"Oke, Ly aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Farhan membuka pembicaraan.
Lily hanya mengangguk kepada Farhan. Jantung Lily kembali berdebar, entah apa yang mau ia obrolkan sampai mengajaknya mampir ke caffe.
"Maafin aku karena dulu aku.." ia berhenti sejenak. Lily mengerutkan kening, apa maksudnya?
"Apa?" tanya Lily bingung.
"Dulu ingatkan aku selingkuh di belakang kamu, satu minggu gak ngabarin kamu. Bahkan aku acuhkan kamu." Ucapnya parau.
"Enggak apa-apa Han, lagian itukan dulu. Sudah lupakan saja." jawab Lily dingin.
"Emm yaudah, jadi aku pengen kita balikan Ly, aku rindu kita bersama seperti dulu." Kata Farhan yang membuat Lily membulatkan kedua mata.
Jantung Lily berdebar sangat kencang. Bukan, bukan karena ia bahagia, melainkan ia teringat kembali ke masa yang menyakitkan. Saat Lily menyaksikan sendiri Farhan mesra dengan selingkuhannya.
"Apa maksudmu ?" tanya Lily dengan menekankan kata 'maksudmu'.
"Lily, aku masih mencintai kamu. Dulu aku khilaf karena sudah berselingkuh di belakang kamu. Maafkan aku, aku sungguh menyesal." Farhan meyakinkan Lily dengan menggenggam tangan kanannya. Entah mengapa Lily begitu marah dengan pernyataannya itu.
Padahal ia sendiri masih belum bisa melupakan dia dari hidupnya, tadi sebelum ke caffe Lily begitu bahagia.
Tapi sekarang saat Farhan mengajak dirinya kembali untuk menjadi pemilik hati Farhan kembali, Lily jadi teringat saat dia menyakiti hatinya.
Sungguh, dialah penyebab dirinya enggan menerima lagi seorang laki-laki untuk menjadi kekasih. Karena takut bila ia biarkan hati teriris kembali.
Dia masih menatap Lily penuh permohonan, menunggu jawaban dari Lily yang dari tadi enggan menjawab. Tanpa Lily sadari air matanya mengalir, begitu pedih seolah ia kembali ke masa dimana hanya ada air mata yang selalu hadir.
"Kenapa kamu menangis Ly? Apakah aku salah dalam berbicara? Atau apa?" Tanya Farhan penuh kekhawatiran.
Lily masih diam. Pandangannya terpaku kepada Farhan yang dari tadi tak sabar menunggu jawaban. Lily menghela nafas panjang, setelah Lily berpikir keras, inilah jawaban dan keputusannya.
"Maaf, aku gak bisa. Dan gak akan pernah bisa. Bagiku, mengulang masa lalu sama saja membiarkan hati kembali tersakiti lagi." Itulah jawaban yang Lily lontarkan kepada Farhan. Sesak, pilu, dan sedih. 1 tahun Lily menyimpan rasa sakit hati yang amat mendalam. Dan kini, Lily keluarkan.
Saat mendengar jawaban, terlihat jelas Farhan memasang wajah menyesalnya. Ia kembali menatap Lily dengan wajah lesunya.
"Kenapa Ly?" Tanya Farhan.
"Aku gak bisa Han, aku gak mau di khianati lagi." Jawab Lily dengan wajah di tekuk.
"Tapikan Ly, aku menyesal. Dan aku janji akan berubah."
"Maaf Han, lebih baik kita jadi teman saja."
"Tapi Ly..."
"Han plis, mengertilah. Semua gak segampang membalikkan telapak tangan. Ibarat sebuah kaca yang telah pecah, walaupun bagaimanapun kita tata kembali, kaca itu takkan seindah sebelumnya, kaca itu hanya memperlihatkan bekas retakan. Sama seperti hati aku." Jelas Lily.
Farhan tidak bergeming, ia menunduk memikirkan apa lagi yang harus ia katakan kepada Lily, agar Lily menerima ia kembali.
"Ini pesanannya." Ucap Mbak pelayan sembari mengantarkan 2 gelas capuccino.
"Makasih mbak." Ucap Lily ramah.
Lily menyeruput capuccino hangat itu dengan pelan. Tapi tidak dengan Farhan yang sedari tadi terdiam memikirkan apa yang selanjutnya akan ia katakan.
Hening. Suasana itulah yang kini melanda pertemuan mereka.
"Lalu apa yang bisa membuatmu kembali padaku?" Tanya Farhan ketika sudah menemukan apa yang ia pikirkan.
"Tak ada Han, aku sudah bilang aku tak ingin-"
"Ly, plis." Potong Farhan dengan wajah memohon.
"Aku gak bisa Han, maaf." Ucap Lily lalu berdiri. "Aku permisi."
Lily beranjak meninggalkan Farhan sendirian. Ia mengabaikan panggilan Farhan berkali-kali. Memang Lily masih mencintai Farhan, tapi entah kenapa ia tak berniat kembali menjalin kisah cintanya dengan Farhan. Ia takut jika kejadian dulu, terjadi kembali di masa sekarang.
Jangan lupa Vote and comment yes
#salam termanis❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemuan Di Ujung Senja
RomanceRafa Reynatha Ramdhani (Rafa) seorang anak Bad Boy, yang berusaha meluluhkan hati seorang gadis yang bernama Lily Anathasa Aurellia (Lily). Akankah ia berhasil meluluhkan hati gadis yang sangat cuek dan dingin itu? Lalu bagaimana kisah perjalanan c...