Tinggg Nongggg.....
Tinggg Nongggg...."Iya sebentar." Ucap bi Nur menghampiri pintu utama.
"Eh aden Zayn. Silahkan masuk."
Zayn mencium punggung tangan bi Nur, membuat bi Nur meneteskan air mata haru.
"Loh bi, kenapa bibi nangis?" Tanya Zayn khawatir.
Bi Nur mengusap air matanya. "Bibi teringat sama alm. Anak bibi den, umurnya sama denganmu." Bi Nur tersenyum.
"Udah jangan nangis bi, anggap aja Zayn anak bibi ya." Hibur Zayn. "Emm ibu, ayah sama Lily kemana?" Tanya Zayn.
"Ibu ada di halaman bekalang den, kalo non Lily di kamarnya." Jawab bi Nur.
Zayn mengangguk lalu berlalu menghampiri Erna yang berada di halaman belakang. Zayn mengendap-ngendap saat ia sudah sampai, ia ingin membuat ibu tersayangnya kaget akan kehadiran Zayn.
Tanpa Erna sadari, Zayn memeluk lehernya sembari sesekali mencium Erna. Erna tampak bahagia bercampur kaget karena Zayn tiba-tiba memeluknya. "Kamu datang nak, ibu merindukanmu." Cium Erna di kening Zayn.
Zayn menyalami punggung tangan ibunya. "Zayn lebih rindu sama ibu." Senyum Zayn mekar. "Assalamualaikum bidadariku." Ucapnya.
Erna mengusap pipi Zayn. "Waalaikumsalam anakku."
"Ibu." Zayn diam sejenak. "Ayah, mana?" Tanya Zayn.
"Nanti ibu ceritakan ya, sekarang mending kamu mandi dulu, makan, lalu istirahat." Perintah Erna lembut.
Zayn mengangguk menuruti perintah Erna.
Saat ia menaiki tangga, Zayn berbelok ke kamar Lily adiknya, yang kebetulan kamar ia dan adiknya berhadapan. Membentuk lorong.
'Ni anak kebluk juga ya, masih aja kayak gini' batin Zayn saat melihat adiknya tertidur pulas di sofa kamar. 'Jailin ah' lanjutnya.
Zayn menghapiri Lily pelan-pelan. Dia mulai mengapit hidung Lily dengan jarinya. Zayn berusaha menahan tawa saat Lily tak bisa bernafas. Beberapa detik kemudian Lily bangun dan kaget saat ia melihat kakaknya, membuat dia teriak sekencang mungkin.
"Arrrhhhhggggg....."
Zayn menutup telinganya. "Edan nih anak, itu mulut apa toa?"
"Kakak sih ngagetin, kirain set-." Lily memotong ucapannya, lalu menutup mulut dengan kedua tangan.
Sadar akan apa yang akan di ucapkan Lily kepadanya, membuat Zayn menggelitiki Lily sampai Lily tertawa.
"Udah dong kak, geli." Ucap Lily di sela-sela tawa.
"Bodoamat dah. Dasar adek durhaka." Zayn tak henti menggelitiki Lily.
Setelah puas menggelitiki adiknya, Zayn memeluknya erat. "Gue kangen lo dek." Ucapnya.
"Gue juga kak." Balas Lily semakin mengeratkan pelukan dari kakaknya. "Kok kakak pulang jam segini? Katanya jam 11. Ini jam 3.15." Ucap Lily cemberut saat Zayn melepas pelukannya.
"Kamu gak tahu Jakarta gimana? Macet adekku." Ucap Zayn.
"Iya deh, yang penting kakak pulang." Senyum Lily mengembang.
"Yaudah kakak mau mandi dulu ya." Ucap Zayn, lalu berlalu.
Lily masih diam dengan senyumnya. Betapa bahagianya ia bertemu lagi denga kakaknya setelah 2 bulan tidak pulang. Alasan Lily sangat menyanyangi Zayn, karena Zayn amat baik dan sangat menyayangi dia. Terutama kepada ibu, bi Nur dan ayah. Walaupun ayah selalu mengacuhkan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemuan Di Ujung Senja
RomanceRafa Reynatha Ramdhani (Rafa) seorang anak Bad Boy, yang berusaha meluluhkan hati seorang gadis yang bernama Lily Anathasa Aurellia (Lily). Akankah ia berhasil meluluhkan hati gadis yang sangat cuek dan dingin itu? Lalu bagaimana kisah perjalanan c...