Ada kalanya jalan itu lurus
Lebar dan panjang tanpa sumbatan
Di waktu lain jalan tetaplah bercabang
Dan simpangan membuatmu bingung akan yang benar
Motor merah itu melaju dengan cepat.
Tak ada sedikitpun obrolan sedari tadi di antara mereka. Hanya Ridho yang sedikit merasa heran karena baru pertama dibonceng Rizki naik motor. Biasanya, Ridho membonceng Rizki dengan mobil ataupun sepeda onthelnya, sekarang gentian Rizki yang memboncengnya.
"Dho..", Rizki memulai pembicaraan.
"Hmm..", jawab Ridho pendek.
"Ngapain sih kamu ngenalin kekuatan mu ke Ardi kaya gitu?".
"Oh jadi dia namanya Ardi toh".
"Jangan ngalihin topik Dho".
"Apa?!".
"Kamu sendiri kan yang pernah bilang, jangan memperlihatkan kekuatan kita pada orang lain".
"Tapi aku sering ngelihatin ke orang lain kok, ke kamu, Bapak Simbok, Boopy,dan orang lain yang pernah ku tolong seperti kek Noto".
"Hah kamu pernah ke kakek itu?".
"Yups, kau tahu tidak, kek Noto itu kakeknya Baron loh, tapi dia baik, nggak kaya Baron yang setengah mati membenciku".
"Udah udah, lupain luka lama itu Dho, jangan sampai berdarah lagi, pokoknya nanti jangan nunjukin kaya gitu lagi kalau nggak terdesak ya oke!".
"Emang habis ini kita kemana?".
"Ke rumah dia yang pernah menculikku, yang memisahkanku pada adik dan keluargaku".
"Ooh..., maksudmu 'Ayah Ibu'mu di sini?".
"He'eh".
"Tapi ngapain ke sana?".
"Aku mau ambil baju dan semua barangku, sekalian dibawa buat besok pulang".
"Nggak lama kan?".
"Iya, aku juga udah bosen ama mereka yang seneng sandiwara itu".
"Tapi jangan begitu Ki, walau bagaimanapun juga, dia pernah merawatmu, jadi paling enggak hargailah dia".
"Heh".
...
Rumah itu sepi, tapi setelah gemuruh motor itu datang, beberapa orang di dalam rumah sepertinya buru-buru ingin keluar melihat.
Di antara yang paling semangat keluar melihat adalah bu Vena, betapa tidak, dia tahu betul suara itu suara motor Rizki.
"Yah!, Ayah!!, Rizki pulang Yah!!", teriak bu Vena keras-keras.
Tak sabaran karena tak kunjung dihampiri pak Budi, dia langsung keluar begitu saja. Benar saja, sesampainya dia keluar dia melihatnya, melihat bahwa motor itu benar-benar ditunggangi Rizki.
"Iki!!", teriaknya berlari dan kemudian merangkul Rizki.
Padahal Rizki belum turun dari motornya, tapi bu Vena begitu semangat memeluknya. Rizki tak menanggapinya, dia malah menepis pelukan bu Vena.
Kemudian dia turun, menurunkan beberapa barang bawaan diikuti Ridho yang juga turun dari motor.
Bu Vena tak sedikitpun menyapa Ridho yang kikuk melihatnya, dia malah tersenyum senang ke arah Rizki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins [Season 2] [Tamat]
Fantasi"Apiku adalah pelayanku, yang akan selalu patuh dengan setiap perintahku. Kalau Aa' tak ingin dia membakar pacarku, dia tak akan membakarnya. Dia tahu kalau Aa' sayang Dede, dan dia tahu kalo Aa' nggak pengin kehilangan Dede". ... "Put, aku tahu kal...