1

130K 5.1K 98
                                    

"Huaaa... Daddy nakal, Bunda!"

Kalila menggendong Alina yang sedang menangis akibat kejahilan yang dilakukan oleh Alex.

"Kamu di apain sama Daddy, sweetie?"

Alina memeluk leher Kalila erat sekali. Napasnya masih tidak beraturan, batita itu masih merengek.

"Huaaa... Bundaaa hiks hiks..."

Kalila menghela napas, dia menoleh pada Alex yang justru memperhatikannya sambil menahan tawa.

"Daddy, Daddy gak boleh nakal lagi sama Alin, ya?" Kalila berujar sambil terus mengelus rambut putrinya.

"Alin nda mau main cama Daddy lagi, Bunda... Huaaa..." Tangis Alina semakin mengeras.

"Alex." Panggil Kalila dengan tajam. "Ayo berjanji pada Alin!" Perintah Kalila.

Alex tersenyum, lalu dia bangkit dari sofa nyamannya.

"Lo beda banget sama di sekolah. Ke-ibu-an gitu bikin gemes." Bisik Alex didepan telinga Kalila hingga darah Kalila berdesir.

"Hey anak Daddy, pinky promise?" Alex mengulurkan jari kelingkingnya.

Alina pun sudah beralih ke gendongan Alex. Tak dapat dipungkiri lagi, tangis Alina justru semakin mengeras. Alex pun melirik ke arah Kalila yang kembali berkutat dengan tugas-tugas sekolahnya. Niat Alex yang ingin mengembalikan Alina pada Kalila pun hanya angan semata karena kasihan pada Kalila.

"Alin my honey bunny sweetie, my beautiful, my sunshine, jangan nangis dong." Bujuk Alex sambil berjalan mondar-mandir dengan Alina dalam gendongannya.

"Huaaa... Daddy jahat! Alin gak cuka! Huaaa..." Jerit Alina melengking hingga Kalila menoleh pada Alex.

Alina masih meronta-ronta, tidak ingin di gendong oleh Alex.

Alex menatap Kalila, tersenyum meyakinkan. Dia mengacungkan jempolnya pada gadis itu.

"Daddy minta maaf ya, Alin? Nanti kita beli es krim deh." Rayu Alex lagi.

"Nda, nda mau, Daddy!" Alina menggeleng keras.

"Alin mau apa, sayang?" Sahut Kalila dari kursi belajarnya tanpa mengalihkan fokusnya pada buku.

Alina menoleh pada Kalila, "Main belbi cama Daddy, Bunda." Kata Alina.

Saat itu juga, Alex menjatuhkan dirinya serta Alina yang ada dalam gendongannya ke sofa nyamannya sehingga posisinya sekarang beralih memeluk Alina.

"Barbie?" Kalila menoleh pada mereka berdua. Ia geli melihat Alex yang memasang wajah melasnya, ingin di kasihani.

Alina mengangguk. Tidak lagi menangis.

"Iya, Bunda!" Pekiknya semangat.

"Jangan..." Bisik Alex tertahan pada Kalila yang menahan tawanya.

Kalila menggelengkan kepalanya. Dia kembali menulis sesuatu di bukunya.

"Boleh dong." Katanya yang langsung membuat Alex mengerang kesal.

"Asyik!"

Kemudian, Alina langsung menarik tangan Alex menuju ruang bermain balita itu yang sudah pasti dipenuhi oleh banyak boneka cantik.

Alex mendesah pasrah. Ia pasti akan meninggalkan tugasnya lagi malam ini.

Astaga, proposal pensi!

"Bun, sekalian kerjain tugas Daddy, ya! Besok mau ada rapat Pensi. Tolong buatin proposal." Teriak Alex dari ruang bermain Alina.

Always like this.

High School Parents [TERBIT EBOOK!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang