You've been waited for this. Finally, it's clear!
"Saya sama Kalila belum menikah."
Alex menelan ludahnya usai mengucapkan kalimat itu.
"Kami berdua bahkan gak pernah melakukan hal 'itu'. Karena kami tau, banyak orang-orang yang percaya sama kami dan kami tidak mungkin mengecewakan orang-orang itu." Lanjut Alex.
"What do you mean?" Alis Mama Kalila mengerut ketika mendengar jelas penuturan Alex barusan. "Bagaimana kalian bisa punya Alina kalau kalian tidak melakukan itu? It's impossible!" Katanya lagi.
"Ceritanya panjang."
"Saya mau tau."
Alex berdeham. Dia menegakkan posisi duduknya dan membalas tatapan Mama Kalila. "Saya bisa minta satu hal?" Tanya Alex sebelum memulai ceritanya.
"Tidak usah banyak basa-basi. Katakan!"
"Jangan memotong cerita saya, saya mohon dengarkan sampai cerita ini selesai. Saya tidak ingin Tante kembali salah paham sama saya apalagi dengan anak Tante sendiri. Kalila." Pinta Alex sungguh-sungguh. "Bisa?" Tanyanya.
Mama Kalila terdiam lalu mengangguk lambat.
Alex kembali berdeham.
Semoga yang gue lakuin ini benar. Doa Alex dalam hati.
"Dua tahun yang lalu, tepatnya saat saya dan Kalila baru duduk di bangku SMA, kami dekat. Sedari dulu Kalila memang sering membantu saya mengerjakan apapun apalagi semenjak dipilihnya saya menjadi Ketua OSIS di SMA. Kami semakin dekat." Alex menghela napas saat mengingat kejadian lampau tersebut. "Suatu hari ketika saya dan Kalila pulang sekolah, kami berpisah di pertigaan. Satu jam berselang, saya mendapat panggilan dari Kalila, Tan."
Alex menunduk sedih. "Dia nangis." Kata Alex yang teriris hatinya. "Saya panik. Saya segera pergi ke rumah nya, rumah ini. Begitu saya sampai, saya di kejutkan lagi oleh kehadiran bayi mungil di dalam gendongan Kalila. Anak Tante. Saat itu, saya tidak ingin banyak bertanya karena saya paham yang Kalila butuhkan hanya pelukan. Dia bingung, dadanya sesak, ada orang se-tega itu meninggalkan bayi mungil itu di depan rumahnya."
"Apa Tante kenal Tasya?" Tanya Alex menghentikan ceritanya.
"Tasya?" Mama Kalila kembali bertanya. "Astaga! Si Aca? Ada apa dengan dia?" Tanya Mama Kalila.
Alex mengangguk. "Dia teman kecil Kalila, kan?"
"Iya. Kamu tau?"
"Alina anaknya, Tan." Alex tersenyum miris. "Tasya, teman Kalila yang tega meninggalkan anak kandungnya pada Kalila. Dia melakukan 'itu' dengan kekasihnya dan tanpa bersalah dia pergi meninggalkan Alina dirumah Kalila seorang diri hanya dengan selembar surat." Alex mendongak dengan tangan yang mengusap ujung matanya yang sedikit mengeluarkan buliran sebening kristal.
"Kamu lagi gak bercanda, kan? Kamu beneran, kan? Tasya anak baik-baik kok! Saya kenal dekat dengan keluarganya. Orang tua nya mendidiknya dengan benar. Atau jangan-jangan ini semua hanya omong kosong kamu doang, ya?!" Tuduh Mama Kalila tak terima sambil memicingkan matanya pada Alex.
"Tan, gak semua orang yang luarnya baik akan baik juga dalamnya. Jangan pernah menilai buku dari luarnya saja. Tante harus membacanya berulang kali, memahaminya, mempelajarinya agar Tante benar-benar paham apa isi dan maksud dari buku itu." Tandas Alex membela dirinya.
"Tante terlalu fokus pada penampilan luarnya, coba Tante telaah lebih dulu. Apakah dia benar-benar sosok teman yang baik bagi Kalila? Tante bahkan gak mengenal Kalila sama sekali. Tante sibuk dengan urusan pekerjaan, Kalila yang selalu hidup sendirian. Untung saja Tante punya anak se-baik dan se-kuat Kalila, dia tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tidak benar diluar sana karena dia tidak ingin menyakiti Tante. Mamanya."
![](https://img.wattpad.com/cover/152884355-288-k702030.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Parents [TERBIT EBOOK!]
Ficção AdolescenteWHATT?!! PUNYA BAYI SAAT MASIH SEKOLAH?!! Apakah kalian akan membuangnya? Atau merawatnya? Alex dan Kalila, dua orang yang sama-sama terjebak dalam kerumitan menjadi Orang tua dan Pelajar. Kalila, gadis unseen itu mungkin saja berhasil menyembuny...