Alex menunggu dengan hati yang berdebar tak karuan karena hasil tes medis milik Kalila sudah keluar.
Kata para suster yang menjaga Kalila, gadis itu sempat sadar namun dia kembali tak sadarkan diri 30 menit kemudian.
"Dimana wali dari pasien Kalila?"
"Saya, Dok!"
Alex berjalan menuju ke sebuah ruangan mengekori dokter itu. Begitu sampai, dia duduk di hadapan dokter itu dengan penuh rasa cemas.
Dokter tersebut berdeham.
"Saya dokter yang menangani Kalila. Tidak usah berbasa-basi, saya akan menunjukkan hasil tes medis Kalila." Katanya yang selanjutnya langsung menaruh beberapa kertas diatas meja dan menunjukkannya satu persatu kepada Alex. "Kalila memiliki jantung yang lemah. Dia sangat sulit jika harus berhadapan dengan situasi yang membuatnya cemas hingga banyak pikiran. Dia benar-benar harus merilekskan pikirannya. Memang belum akut sehingga kita tidak perlu mengoperasinya, maka dari itu saya meminta kamu untuk mengantisipasi agar kejadian itu tidak terulang lagi dan membahayakan pasien."
"Saya tidak menemukan kejanggalan apapun yang ada di bagian kepalanya. Tidak ada retak kan sedikit pun." Dokter itu memberikan jeda sebentar sebelum melanjutkan. Dia mengambil sebuah kertas lagi dan memberikannya pada Alex. "Berdasarkan hasil tes darahnya, kadar darah merahnya rendah. Dia mengalami gejala anemia, saya harap kamu dapat memastikan dia memakan makanan yang banyak mengandung zat besi untuk meningkatkan sel darah merahnya. Jangan biarkan pasien kelelahan. Dia akan tak sadarkan diri jika hal itu sampai terjadi." Jelasnya.
Alex mengangguk perlahan sambil mengumpulkan semua kertas hasil tes medis itu.
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Semuanya baik-baik saja berdasarkan hasil tes tersebut." Dokter tersebut mengakhiri kalimatnya dengan sebuah senyuman.
"Kapan dia bisa pulang?" Tanya Alex.
Dokter tersebut mengedikkan bahunya. "Anytime." Jawabannya membuat Alex tersenyum lega. "Pastinya setelah pasien sadar." Lanjut dokter itu.
-HSP-
"Alex!"
Betapa terkejutnya Alex ketika mendengar sapaan itu. Gadisnya sudah sadar!
"Kalila!"
Alex memeluk Kalila begitu eratnya. Dia sangat merindukan gadisnya ini. "Lo buat gue khawatir, Kal." Gumam Alex saat mereka berpelukan.
"Maaf." Ucap Kalila begitu pelukannya terlepas. "Dimana Alina?" Tanyanya.
Alex terkekeh lalu mengacak rambut Kalila. "Gue kira lo bakal nanya ' dimana gue? ' kayak di film-film. Ck." Cibirnya.
"Enak aja! Gue gak se-alay itu ya!" Serunya tak terima.
"Tapi kan lo emang alay, Kal." Balas Alex jahil.
"Alex ih!"
"Bodo, wle!"
Kalila merengut kesal. Alex selalu saja berhasil membuatnya kepalang kesal seperti saat ini. Padahal Kalila baru saja sadar, tetapi Alex justru bukannya memberikan perhatian dan merawatnya malah membuatnya kesal.
Harusnya gue gak usah sadar aja. Batin Kalila.
Alex mencubit pipi Kalila gemas. Mengecupnya berkali-kali hingga Kalila mengaduh kesakitan. "Love you." Ucap Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Parents [TERBIT EBOOK!]
Teen FictionWHATT?!! PUNYA BAYI SAAT MASIH SEKOLAH?!! Apakah kalian akan membuangnya? Atau merawatnya? Alex dan Kalila, dua orang yang sama-sama terjebak dalam kerumitan menjadi Orang tua dan Pelajar. Kalila, gadis unseen itu mungkin saja berhasil menyembuny...