6:50AM
"Shit, we're late now." Guanlin mendenguskan nafasnya keras setelah melihat jam pada arloji di pergelangan tangannya.
"Sumpah demi kolornya patrick yang kagak pernah diganti, ini pertama kalinya gue kejebak lampu merah di 10 menit terakhir sebelum gerbang sekolah ditutup." Jaehwan ngusap wajahnya kasar dan berakhir nundukin kepala di sandaran jok. Pasrah sama keadaan.
"Ah tai, harusnya gue gak ikut nginep semalem kalo gini ceritanya."
"Santuy mas bro, kalo disuruh balik kita cabut aja ke puncak." Daniel reflek noyor kepala Seongwoo dari belakang. "SAT, KEPALA GUE MASIH PUSING! JANGAN DITOYOR!"
"Mulut lo tuh suka sembarangan ye. Bisa digorok emak gue kalo ketauan telat gini, apalagi berani cabut ngeloyor ke puncak." Jaehwan ngedumel gara-gara omongan sembarangannya Seongwoo, dia sih bisa aja santuy. Beda cerita sama Jaehwan. "Ck, kita telat juga gara-gara lo kobam ya nyet. Kalo gak diseret paksa, pasti lo makin kesetanan tuh minum-minum." Seongwoo gak terima sama ucapan Daniel, baru aja dia mau buka mulut. Udah ada suara lain yang bikin mereka semua kicep.
"Just shut your mouth or I'll kick your ass out from my car seat." Guanlin masih fokus ngeliatin lampu lalu lintas, tapi nada suaranya udah dingin mencekam. Otomatis di antara Seongwoo, Jaehwan, dan Daniel gak berani buat buka suara lagi setelah denger ultimatum dari Guanlin. 5 detik terakhir menuju pergantian dari lampu merah dan Guanlin mencengkram setirnya erat.
"Santai, lin. Gue yakin kita gak bakal disuruh balik walaupun telat." tapi Guanlin gak ngehirauin ucapan Daniel. "Pegangan, gue gak mau kita makin telat nyampe sekolah." setelahnya Guanlin menginjak gas dan mengendarai mobilnya diikuti oleh klakson-klakson dari kendaraan lain, serta teriakan histeris Jaehwan.
✖ ✖ ✖
"Alma, Lisa cepetan lari. Ini udah telat, woi!" Joy teriak kesel ngeliat dua temennya berdiri agak jauh dari posisi dia sama Nara sekarang.
"Bentar sih, nafas gue ngos-ngosan." Lisa masih berusaha ngatur nafasnya.
"Ini kaki gue lemes banget, ya tuhan. Jihoon selamatkan aku, huhu." Alma udah duduk selonjoran di trotoar. Nara pengen banget marah-marah, tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Yang ada nantinya mereka malah makin telat.
Sebenarnya mereka enggak kesiangan, kalau aja bis yang mereka tumpangin enggak kelewat jauh ngelewatin halte tempat biasa mereka turun. Dan itu semua salah mereka karena terlalu sibuk ngeliat comeback stage EXO lewat aplikasi youtube. Karena bis gak mau puter balik, maka akhirnya mereka harus lari kayak lagi dikejar-kejar sama rentenir gini.
"Loh, lo pada kok di sini?" Jaehwan yang lagi lari, otomatis langsung berhenti di samping Lisa. Diikuti sama Guanlin, Seongwoo, Daniel, dan Jihoon. Iya, Jihoon telat juga gara-gara ban motornya kempes di tengah jalan. "Haduh, panjang ceritanya. Mending lo gendong gue terus lari sampe gerbang sekolah."
"Dikira badan lo seringan bulu kemoceng apa, minta gendong ke gue?" selama Jaehwan sama Lisa adu bacot, dalam diam Jihoon langsung jongkok di depan Alma. "Naik ke punggung gue."
"Hah?" Alma masih diem dalam posisi duduknya dan ngeliatin Jihoon dengan pandangan kaget. Tapi ujung-ujungnya dia naik juga ke atas punggung Jihoon. 3 cowok lain udah berdiri di deket Nara sama Joy. "Astaga, kalo bukan temen udah gue tinggalin daritadi." Joy cuma natap frustasi ke arah dua temennya yang malah bikin drama yang makin ngulur waktu dan ngebuat mereka tambah telat.
Jaehwan akhirnya ngalah, dia gendong tas miliknya di depan dada dan gendong Lisa di belakang punggungnya. Mereka kembali berlari menuju gerbang sekolah.
✖ ✖ ✖
Bersyukurlah mereka karena gak disuruh pulang lagi ke rumah, yah tapi namanya telat pasti tetap ada konsekuensinya. Sekarang mereka lagi berdiri di tengah lapangan sekolah sambil hormat ke bendera, karena upacara sekolah udah selesai jadi semua murid udah masuk ke kelas masing-masing.
"Gila, masih lama gak sih hukuman kita?" Joy mengipasi wajahnya yang udah merah dengan telapak tangan.
"15 menit lagi." melirik sedikit arloji miliknya dan Guanlin kembali fokus menatap bendera. Joy kembali mengeluh karena kakinya udah gak tahan berdiri terus di tengah lapangan yang makin panas karena terik sinar matahari.
"Lo berempat kenapa bisa telat?" Seongwoo yang berada di belakang Nara mulai membuka suara.
"Gara-gara nontonin EXO, kita jadi kelewatan halte deket sekolah."
"Hah? Boyband korea yang demen lo pada ributin itu?" Lisa menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan dari Seongwoo.
"Stupid." Joy melirik sinis mendengar ucapan Guanlin. Kenapa juga dia harus berdiri sebelahan sama si rese ini sih?
"Jihoon kenapa telat?" yang nanya kali ini bukan Alma, tapi Nara. Jihoon ini termasuk rajin, jadi dia heran aja kenapa Jihoon ikut telat bareng rombongannya Daniel sama Seongwoo. "Ban motor gue bocor, jadi mesti ke bengkel dulu tadi."
"Lo gak nanya ke gue, Ra?" Seongwoo masang muka melas ke arah Nara.
"Gak perlu, pasti gara-gara lo kobam abis perform kemarin." nada suara Nara datar tanpa ngeliat balik ke arah Seongwoo dan Seongwoo jadi bingung denger ucapan Nara. "Gue yang ngasih tau Nara tadi sebelum berangkat kalo kita bakalan telat." Daniel gak menghiraukan tatapan kesal dari Seongwoo.
"Seongwoo!" yang dipanggil langsung senyum ganteng dan balik ngelambaiin tangan.
"Hai, Ele. Kok kamu di sini? Gak ada guru di kelas?"Seongwoo bertanya dengan nada semanis mungkin saat gadis berambut hitam sepunggung itu telah berada di dekatnya. Yang lain hanya berdecak muak ngeliat si playboy cap kutu aer ini mulai ngerdus.
"Pak Yanto gak masuk, kelasku cuma dikasih tugas."
"Terus sekarang mau ke mana? Kantin?" Elena menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Yaudah yuk bareng, aku mau ke kantin juga."
"Heh bangsat, masa hukuman kita belum kelar. Jangan berani-beraninya ya lo cabut." Jaehwan ngedelik kesel ke arah Seongwoo. Seongwoo mengangkat bahunya tak acuh dan mulai menyandang tas ransel miliknya. "Bentar lagi juga bel, dah ah gue cabut dulu. Bye sayang-sayangku, sampai bertemu di kelas." ia pergi dengan merangkul pundak Elena dan mendapat makian dari yang lain.
"Harusnya kemaren malem kita telantarin aja dia di pub." Nara gak meduliin temen-temennya yang masih misuh-misuh karena Seongwoo, dia juga ikut menyandang tasnya. Daniel yang ngeliat hal itu langsung nahan lengan Nara. "Lo mau ke mana?"
"Kelas, si brengsek itu juga cabut ke kantin. Mending kita balik aja ke kelas."
"Ayo, 5 menit lagi bel. Kaki gue pegel berdiri mulu." Joy menyetujui perkataan Nara, toh emang masa hukuman mereka udah selesai. Mereka mulai menyandang tas masing-masing. Daniel masih memerhatikan Nara yang tengah berjalan di sampingnya dengan ekspresi masam. Ah, mungkin Nara cuma capek karena hukuman tadi. Ia menepis pemikiran lain yang mulai muncul pada benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected
Fanfiction"Gue suka banget nyetir mobil, lo tau kenapa? Gue selalu suka momen dimana kejebak macet tanpa harus ngerasa bosen, karena kita selalu nyanyi-nyanyi kayak orang gila. Gue selalu suka momen dimana kita komentarin hal-hal remeh sepanjang jalan yang ki...