[3] Little thing about (our) feeling

47 9 0
                                    

Nara mendudukkan dirinya di samping Ivy dan langsung menelungkupkan kepala di atas tas. Ivy mengalihkan pandangannya pada Daniel, yang ditatap hanya mengangkat bahu tak acuh dan melanjutkan langkah menuju tempat duduknya yang berada di belakang Nara.

"Heh, kenapa? Dateng-dateng sepet banget muka." Nara mengangkat kepalanya, menatap balik Ivy dengan pandangan malas.

"Gapapa, capek aja tadi dihukum."

"AH ADEM PISAN EUY! GILA PANAS BANGET INI BADAN GUE, ABIS BERJEMUR DI LAPANGAN MACEM IKAN ASIN." Lisa yang muak dengan suara toak Jaehwan, langsung menjambak rambutnya dari belakang. "Berisik goblok."

"Aduh duh, sakit ih! Bar-bar bener jadi cewek, heran." Jaehwan melangkahkan kakinya ke meja yang ada di samping Daniel. "Dongho ke mana dah?"

"Cabut ke kantin dia." mendengar jawaban Woojin, Jaehwan hanya menganggukkan kepala sebagai respon. Karena teman semejanya lagi pergi, jadi Jaehwan mendudukkan dirinya di bangku kosong sebelah Minhyun. Sebenernya itu tempat Seongwoo, ya berhubung bocahnya juga gak ada jadi Jaehwan numpang duduk dulu di situ.

Nara menatap Ivy yang sedang sibuk dengan ponselnya, merasa diperhatikan akhirnya Ivy menatap Nara balik dengan pandangan bertanya. "Kantin yuk, gue laper nih."

"Gak bisa, gue mau ke ruang OSIS sama Minhyun. Ada rapat." Nara mencebikkan bibir bawahnya.

"Bareng yang lain aja sana." Ivy masih sibuk mengetikkan sesuatu di ponsel dan Nara mengedarkan pandangannya pada penjuru kelas. Alma sama Lisa gak ada di dalam kelas, kemungkinan besar mereka udah cabut ke kantin. Milena udah dijemput sama Jinnie, haduh palingan juga mereka pacaran di kantin. Nara gak mau jadi nyamuk. Joy lagi tidur di mejanya dan dia gak mau ganggu macan betina tidur, bisa-bisa kena semprot. 

Nara memutar badannya untuk menghadap ke belakang dan ia harus menelan rasa kecewa melihat Daniel juga tidur sambil memakai earphone. Telunjuknya menusuk pipi Daniel berkali-kali, tapi tidak ada respon dari sang empu.

"Niel, bangun."

"Niel, kantin yuk. Lo gak laper apa?"

"Abhirama Daniel, bangun." Nara mencubit pipi Daniel gemas dan berhasil, Daniel mengangkat kepalanya. Menatap Nara sebal dengan mata mengantuk miliknya itu, Nara hanya tersenyum tanpa merasa bersalah.

"Ganggu ah lo." baru aja Daniel ingin kembali merebahkan kepalanya, tapi udah ditahan dengan telapak tangan milik gadis menyebalkan di depan Daniel.

"Kantin ayok, tar gue traktir deh."

"Beneran?"

"Heeh, gue traktir es teh."menyetujui ucapan Nara, Daniel bangkit berdiri dari bangkunya diikuti oleh Nara dan mereka berjalan menuju kantin.

Sesampainya di kantin, Nara menatap kerumunan di kantin dengan pandangan memelas. Dia tau kalo kantin sekolahnya pasti rame pas istirahat jam pertama, tapi dia gak nyangka keadaannya bakal sesumpek ini. Daniel yang melihat ekspresi Nara di sebelahnya hanya terkekeh.

"Sana cari tempat, gue aja yang beli makanan." Nara langsung memeluk tubuh Daniel dan tersenyum hingga matanya menyipit. Daniel emang paling pengertian!

"Udah ah, gausah kelamaan peluk-peluk lo. Keburu makin rame nanti."

"Hehe, okee." Daniel mengacak poni Nara gemas dan berpisah dari gadis itu. Daniel tersenyum kecil, semoga aja Nara gak sadar gimana gak karuannya degup jantung dia tadi.

***

"Anjing, sepi amat nih kelas."

"Kan lagi jam istirahat, nyet."

"Minhyun ke mana? Kok lo yang di sini?" Jaehwan menghentikan gamenya dan menatap Seongwoo malas.

"Gak suka amat lo. Ya biasalah, temen lo sibuk rapat." Seongwoo hanya bergumam dan melirik bangku yang ada di belakangnya. "Nara ke mana?"

"Ke kantin sama Daniel." Seongwoo langsung menolehkan kepala dan mendapati laki-laki berkulit putih yang lebih tinggi beberapa centi darinya tengah meminum susu kotak dengan pandangan terpaku pada layar ponsel miliknya.

"Ngagetin aja lo." Guanlin mengendikkan bahu dan langsung duduk di atas meja. "Elena siapa?"

Seongwoo hanya tersenyum sekilas. "Menurut lo?"

Jaehwan hanya berdecak lelah mendengar jawaban sohibnya ini.

"Lo udahan sama Bona?" Guanlin kembali bertanya.

"Dah darilama, makin rese abis tuh cewek. Yaudah, mending putus."

"Terus nanti lo bakal nembak Elena?" Seongwoo menggaruk pelipisnya dan tertawa pelan mendengar pertanyaan yang Jaehwan lontarkan.

"Enggak, gue gak mau pacaran lagi. Mau fokus di kelas 12." Jaehwan menatap Seongwoo skeptis, sedangkan Guanlin tersenyum miring melihat siapa yang sedang Seongwoo pandangi.

Nara dan Daniel masih berada di luar kelas, sesekali mereka tertawa terhadap ocehan satu sama lain. Seongwoo tersenyum tipis memerhatikan itu dan menghela nafas pelan.

"Let's see then. If you're serious with your words, brother." Guanlin menepuk bahu Seongwoo yang hanya dibalas kekehan ringan.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang