[1] How we meet each other?

125 9 2
                                    

2013, awal.

"Telat nih kita. Lo sih lama banget, kebiasaan." Daniel marah-marah walaupun sekarang mereka masih dalam keadaan lari. "Tadi kan gue udah bilang duluan aja, lo berdua kekeh mau nungguin." Nara gak mau disalahin secara sepihak, ya jelaslah. Dia emang kesiangan di hari pertama MOS mereka, Nara tau kok dia salah. Tapi tadi dia udah nyuruh Seongwoo sama Daniel buat berangkat duluan dan mereka kekeh mau nungguin Nara. Bukan salah Nara dong jadinya?

"Berisik, mending cepetan lari deh. Dikit lagi gerbang ditutup tuh." Daniel mempercepat langkah kakinya, disusul oleh Seongwoo yang menarik lengan Nara. Mereka memasuki gerbang sekolah dengan tergesa, nyaris sedikit lagi mereka bakal ditahan di luar gerbang. Dan melanjutkan langkah kaki mereka menuju lapangan sekolah.

Banyak siswa-siswi yang mengenakan seragam berwarna putih-merah, namun dengan model seragam berbeda. Mereka bertiga langsung masuk ke dalam barisan.

Karena posisinya yang berada di barisan paling belakang, Nara mengistirahatkan tubuhnya sejenak dengan duduk di atas lapangan dan mulai mengatur nafasnya yang terengah-engah. Daniel yang melihat hal itu segera membuka ransel hitamnya dan memberi sebotol air minum pada perempuan di sebelahnya.

"Cepetan minum, mumpung upacaranya belum mulai." karena rejeki haram hukumnya untuk ditolak, Nara mulai menegak air tersebut hingga hampir setengah botol. "Woah woah, calm down."

Nara bangkit berdiri dan menyerahkan botol tersebut pada Daniel dengan sedikit cengiran.

"Hehe. Kamsahamnida, Danielie." efek kebanyakan nonton drama korea bareng Bi Irna, makanya lidah Nara jadi suka kekorea-koreaan gitu. Daniel cuma senyum aja.

"Seongwoo?" denger suara berat-berat ngebas, otomatis gak cuma bikin atensi Seongwoo aja yang teralihkan. Daniel dan Nara ikut menolehkan kepala mereka cuma buat ngeliat cowok tinggi berkulit putih bersih masih menatap ragu Seongwoo.

Oh, jangan lupa juga di belakang Nara ada dua perempuan dengan perbedaan tinggi cukup kontras. Yang satu hampir sepantaran Nara dan satunya lagi memiliki postur lebih mungil.

"Minhyun?! Lo sekolah di sini juga?" Seongwoo langsung heboh pas tau teman satu klub renangnya ini ada di sekolah yang sama kayak dia. "Yoi. Oh iya kenalin, ini Ivy sama Alma." mereka cuma saling senyum satu sama lain dan perkenalan harus terhenti karena suara dari ketua OSIS yang mengalihkan perhatian mereka. Pemberitahuan bahwa upacara akan segera dimulai.

"Jaehwan cepet jalan napa sih, keburu ketauan."

"Gece elaaah, kagak ada anak OSIS yang liat nih."

"Gue gak mau ya maju ke depan gara-gara ketauan telat."

Suara bisik-bisik di belakang kembali menarik perhatian beberapa orang di barisan belakang. Seongwoo melirik ke belakang dan terkejut saat melihat makhluk-makhluk yang ia kenali amat jelas ada di sana. "Jaehwan? Guanlin? Jinnie?"

Minhyun yang udah kelewat hafal sama suara Jaehwan, enggak tergoyahkan sedikitpun dengan pandangan masih menatap ke depan. Toh, dia juga tau kalo mereka bakal satu sekolah lagi. Karena sebelumnya Jaehwan udah ngasih tau hal itu beberapa hari sebelumnya.

Jaehwan, Guanlin, dan Jinnie langsung heboh ngeliat Seongwoo yang berada di depan mereka masang ekspresi cengo. Mereka cuma dadah-dadah ke Seongwoo sambil cekikikan. Kebetulan mereka sempat satu tempat les musik. Gak beda jauh sama keadaannya Daniel, Woojin, dan Jihoon yang ikutan heboh karena saling ketemu satu sama lain.

"Kalian semua ikut saya ke taman belakang." keadaan yang tadinya cukup ramai, langsung hening seketika karena udah ada tiga pengurus OSIS yang berdiri dekat mereka. Yah, baru hari pertama dan mereka udah kena masalah aja.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang