[5] When it's never be same anymore

59 9 0
                                    

Beberapa hari ini Daniel lagi jaga jarak sama Nara. Apalagi penyebabnya kalo bukan karena mulut Daniel yang sialnya gak bisa direm waktu itu, untung Nara akhir-akhir ini juga sibuk. Jadi Daniel gak perlu susah-susah buat ngerangkai alasan.

"Bah, melamun terus kau. Kesambet kolong wewe kumampuskan nantik!"

"Bacot." Daniel berjalan menuju dapur untuk melakukan misi pencarian dan beruntung dia menemukan es krim satu pot di dalam freezer.

"Kenapa lagi dengan kawan kau itu?" melirik Jimmy sekilas, Jaehwan hanya mengedikkan bahu tak acuh lalu kembali fokus pada layar TV yang menampilkan football game.

"Gobloknya kelepasan, jadi uring-uringan sendiri noh bocah."

"Masih saja tak ada kemajuan kisah kau itu?! Alamak, macam mana pula? Kau potong saja itu burung perkutut, tak ada machonya kau jadi lelaki."

Jaehwan terbahak keras mendengar omelan Jimmy, sedangkan Daniel hanya memutar bola matanya malas.

"Brengsek, lo kira segampang itu apa? Kalo dia bukan sahabat gue sama Seongwoo dari baru brojol, gue udah gerak dari kapan tau."

"Memangnya apa yang kau ucapkan sampai uring-uringan jadi orang gila begini?"

Daniel menghembuskan nafas, mengingat alasan dari aksi menjauhnya terhadap Nara. Jimmy masih sabar menunggu kawannya untuk buka suara.

"Gue sama dia nonton drama korea pas itu. Sialnya, entah ada konspirasi apa sampai-sampai itu drama mirip sama nasib gue. Naksir sama sahabat sendiri. Terus dia nanya, di antara kita ada atau engga yang saling suka. Yaudah, gue bilang aja kalo gue naksir dia... dia bakal gimana?"

"Terus responnya?" Daniel kembali menyendokkan es krim ke dalam mulut sebelum menjawab pertanyaan Jimmy.

"Diem aja sama ngomong "hah?", gimana gue gak tengsin coba."

"Ya lo tau sendiri itu Nara udah mati syaraf peka di hatinya." celetuk Jaehwan, Daniel menendang punggung Jaehwan cukup keras.

"Anjing, sialan ya lo." ucap Jaehwan mendelik tajam ke arah Daniel yang sedang tersenyum manis tanpa raut rasa bersalah.

Jimmy menghiraukan Jaehwan yang masih misuh-misuh dan tetap menatap Daniel dengan pandangan serius. "Kau tuh tak ada lelahnya apa? Tak ingin mencari yang baru?"

Daniel menghentikan segala aktifitasnya, begitu pun Jaehwan.

"Enggak, tunggu sampai gue beneran nembak Nara dan denger apa jawaban dia. Gue baru tau perasaan gue ini pantes buat dilanjutin atau berhenti di situ aja."

Jaehwan dan Jimmy udah menduga jawaban apa yang akan Daniel katakan, sekeras apapun mereka menyuruh Daniel untuk berhenti. Maka sejelas itu juga penolakan yang Daniel tunjukkan atas ucapan teman-temannya.

"Terserah kau saja. Tak ada habisnya berdebat dengan kau."

Tidak berapa lama kemudian anggota squad De' Tampan yang lain datang merusuh rumah Jaehwan. Tanpa mereka sadari, ada satu orang yang mendengar dan merekam dengan sangat jelas percakapan antara Daniel, Jimmy, dan Jaehwan beberapa menit yang lalu.

***
Perkumpulan bucin (6)

Lisa : sepi bgt
Lisa : ngopi ngapa ngopi
Lisa : diem diem bae

Alma : kebiasaan bgt ya lo, kalo gak lagi brg Jaehwan

Joyandra : lah emg pawangnya lisa lagi ke mana?

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang