05

172 25 8
                                    

Hari ini adalah hari pertama semester satu kelas tiga SMA dan sebuah hal menggeparkan seisi sekolah. Sehun berkelahi dengan teman seangkatannya, Kwon Jiyong yang terkenal berandal di lantai pertama. Semua orang menghela nafas ketika kedua laki-laki itu saling menghantam tanpa ampun.

Tiffany dan Chanyeol yang tadi baru mengurus keperluan ekstrakulikulernya segera berlari dengan sekuat tenaga. Melerai sahabat mereka dengan Jiyong yang sepertinya tidak ingin perkelahian ini diakhiri.

Pertama kali dalam hidupnya Sehun berkelahi. Dia cuma pernah memukul satu orang, Baekhyun ketika sekolah dasar itu pun sudah lama sekali dan tidak terlalu kuat alias cuma main-main. Tapi, kali ini. Dia benar-benar berkelahi dengan wajah yang sudah babak belur, darah dimana-mana. Luka yang menganga di sudut bibir dan tulang hidung yang tentu terlibat menyakitkan dan seragam yang sudah tidak karuan ketika pria itu digelandang guru bk.

Akhirnya, Sehun dijatuhi skors selama tiga hari penuh.

Chanyeol dan Tiffany berjalan beriringan, hanya berdua ketika pagi berikutnya datang. Sehun duduk di serambi rumah. Melambai pada dua sahabatnya dengan wajah yang di penuhi plester sana-sini.

Tiffany tidak membalas lambaian tangan Sehun, dia menarik tangan Chanyeol dengan langkah kaki yang terkesan cepat. Sehun menatap kepergian gadis itu dengan sendu. Kemudian, masuk kembali ke dalam rumah.

Chanyeol tidak tahu apa yang terjadi, dia juga tidak terlihat peduli.

Tiga hari kemudian, luka di sekujur tubuh Sehun sudah mengering. Tinggal lebam yang terlihat, tapi itu tidak masalah. Lelaki tersebut telah memakai baju seragamnya komplit. Lalu, tersenyum pada Tiffany dengan tulus.

Setelah sampai pada sekolah, Tiffany bergegas menuju kelas. Meninggalkan Sehun dan Chanyeol di belakang. Lalu, memutuskan untuk pindah bangku paling depan, dekat June dan depan Guanlin serta Jaemin.

Sehun dan Chanyeol menatap sahabat perempuan mereka dengan bingung. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan karena baru kali ini Tiffany bersikap aneh macam sekarang.

Saat istirahat, Chanyeol segera pergi ke kantin. Hendak memperbaiki hubungan persahabatan mereka dengan membelikan tiga kaleng soda rasa jeruk dari kantin. Namun, ketika kembali. Dia telah melihat Tiffany duduk di depan meja mereka lagi. Dengan senyuman, melambaikan tangan pada Chanyeol untuk ikut bergabung makan siang seperti biasanya lagi.

Tentu saja, dengan senang hati Chanyeol ikut makan bersama kedua sahabat terbaiknya ini. Mungkin, Chanyeol tidak pernah tahu bahwa Sehun dan Tiffany sering bertatapan lama sekali, menyalurkan serta menerka apa yang ada dalam hati. Senyum terlukis pada wajah mereka berdua sebagai tanda kebahagiaan yang tak tertata.

Pada semester dua kelas tiga awal, bulan Februari, Sehun mulai bekerja paruh waktu di salah satu minimarket 24 jam sehabis pulang sekolah. Katanya, dia ingin meringankan beban kedua orang tuanya. Seminggu kemudian, ibunya meninggal dengan sebab tak dijelaskan pada Chanyeol. Tapi, Tiffany tahu apa yang terjadi. Perempuan itu diam.

Lalu, bulan April akhir, satu bulan sebelum ujian kelulusan. Ayah Sehun juga meninggal, kata dokter yang membawa mayatnya karena serangan jantung. Ayah Sehun meninggal ketika sedang bekerja, lima belas menit sebelum waktu jaganya habis dan kapal terakhir sudah lewat dengan selamat sepuluh menit lalu.

Beliau roboh dengan nyawa yang melayang beberapa menit kemudian.

Sehun tidak masuk sekolah hari itu. Hari berikutnya, penyuluhan universitas datang. Sehun berkata, dia tidak bisa ikut hal-hal semacam ini lagi karena dia tidak berniat melanjutkan studi seperti dua temannya yang lain.

Satu bulan penuh itu juga Sehun tidak pernah berjalan bersama dua sahabatnya lagi. Kalau terdengar bel pulang dia langsung berlari keluar. Pergi ke tempat kerja dan bekerja selama dua belas jam tanpa lelah. Chanyeol tidak tahu hal ini. Dia menganggap bahwa Sehun tidak lagi ingin berteman dengannya dan Tiffany setelah hari dimana ayahnya meninggal.

Antidone.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang